🔼I HATE YOU (1)🔼

1.1K 120 57
                                    

Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun..

Murni hanya kehaluan penulis..

Jadi tolong jangan terlalu diambil hati..

Ily. ❤

.
.
.

🌒🌒🌒

Jinhwan memandang pantulan wajahnya dicermin.

Menatap kosong pada bayangannya sendiri.

Dibarengi senyum miring dari bibirnya ia bertanya pada dirinya sendiri apakah semua baik baik saja ?

"Cih"

"Are you really fine kim jinhwan ?"

"Berhentilah berpura pura seolah semuanya baik baik saja !"

"Haha, dasar kau si raja sandiwara huh ?"
.
.
.

"Yes i am..." pertanyaannya ia jawab sendiri dengan lemah dibarengi buangan nafas berat yang ia lepaskan.

Jinhwan menundukan wajahnya, masih didepan bayangannya sendiri.

"Bagaimanapun dunia terus berputar..."

Kembali ia pandang dirinya didepan cermin, menujuk dengan tatapan dingin tepat pada matanya.

"Kau bahkan tidak lebih sakit dari dia ! Jadi berhentilah bertingkah seolah kau yang paling tersakiti !"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau bahkan tidak lebih sakit dari dia ! Jadi berhentilah bertingkah seolah kau yang paling tersakiti !"
.
.
.

Setelah puas memaki dirinya sendiri, jinhwan berjalan kearah balkon kamar hotel.

Memandang jauh kedepan. Mencoba menikmati dinginnya angin musim panas yang menerpa wajah cantiknya juga menerbangkan sedikit anak anak rambut yang menutupi dahinya.

Ia mengeratkan bathrobenya, memeluk dirinya sendiri dengan erat, bahkan mengusap pelan lengannya agar resahnya dapat sedikit hilang.

"Kau menyiksaku...?"

Malam semakin larut, bintang dilangit semakin tinggi. Angin malam juga semakin kencang bertiup seolah menyuruh sosok rapuh itu untuk segera beristirahat.
.
.
.

Sepi...

Sejak mendapat peringatan dari manajer dan juga agensinya, tidak ada pesan maupun panggilan dari hanbin.

Jinhwan juga tidak bisa melanggar peraturan yang dibuat oleh agensinya atau ia tak pernah lagi dapat melihat panggung.

Jinhwan mengusap pelan dadanya, ia mencoba membuang jauh jauh pikiran pikiran buruk yang tiba tiba datang ke kepalanya.

"Apa aku boleh mengeluh...?" Jinhwan memandang foto hanbin diponselnya. Jemarinya menyusuri pahatan wajah tampan orang yang hampir satu bulan lebih tidak bisa ia temui.

"Bukankah kita sedang berjuang..."

"Tapi kenapa aku merasa sangat lelah..."

"Apa perjuangan ini akan berakhir indah..?" Jinhwan mengusap cepat air mata yang sudah menggenang dipelupuk matanya.
.
.
.

Beberapa notifikasi dari akun sosial medianya berbunyi dibarengi dengan tarikan nafas berat jinhwan ketika membaca sebuah cuitan di akun twitter yang menyuruhnya untuk melupakan hanbin dan terus berjalan ke depan saja.

"Mengapa mereka tidak mencoba menempatkan diri mereka pada posisiku...?"

"Atau... kenapa mereka tidak mencoba saja menjadi hanbin..."

"Hisshh.. bukankah ini sangat menyakitkan..." lagi lagi jinhwan harus menahan sesak didadanya karena melihat beberapa postingan di internet yang seolah menyudutkan hanbin, menyalahkannya dan berita berita tidak bertanggung jawab yang sudah terlanjur tersebar luas.

"Hhhh..."

"I miss you..." Jinhwan melempar ponselnya sembarang lalu menarik selimutnya.

"Bin... ini sangat menyakitkan dimana aku sangat merindukanmu tapi aku tidak bisa berbuat apa apa walau hanya sekedar mengucapkannya.."

"I need you..."

"But theres nothing i can do about that..."

"Aku membutuhkan dukunganmu... seperti hari hari yang lalu..."

"Aku ingin mendengar suaramu..."

"Bahkan aku merindukan sentuhanmu..." ia semakin mengeratkan selimutnya pada tubuhnya.

"Apa aku tidak akan pernah mendapatkannya lagi...?"

"Why does the universe hate me ?" Jinhwan mengeratkan giginya agar tangisnya tidak pecah atau besok matanya akan sembab.

"Aku hanya ingin tau, apa kau baik baik saja..?"

"Apa kau masih menungguku... like, im waiting for you...?"

"Apa aku masih menjadi sesuatu yang berharga bagimu..."

"Its been 30 days..."

"30 hard fucking days that i havent seen you !"

"Beberapa bulan lagi... untukku harus berpura pura..."

"Apa aku bisa..."

"Kim hanbin..." suara jinhwan semakin parau, tenggorokannya sakit karena menahan isakan dan sesak didadanya.

.

.

.

Dilain tempat, seorang pria sedang berada dipelukan seorang yeoja.

Tangan hangat yeoja itu mengusap pelan belakang kepala hanbin yang sedang bersandar dibahunya.

"Lupakan apa yang membuatmu sakit..."

"Bukalah lembaran baru..."

"Denganku..."

Hanbin segera melepaskan pelukannya pada yeoja itu.

Ia menatap dalam wajah cantik dihadapannya.

"Apa..."

"Kau mau menungguku...?"

Yeoja mungil nan cantik itu tersenyum lembut kemudian menggangguk pelan.

Hanbin kembali membawa yeoja itu ke pelukannya. Bahkan pelukannya lebih erat dibanding sebelumnya.

Ia mencari hangat yang sedang hilang.

.
.
.

Tbc.

BINHWAN SOFT  MOMENTS [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang