"Bokong?"

Jungkook, namja pemilik gigi kelinci itu mengangguk.
"Nde. Suga hyung akan memukul bokongku jika aku membuat kesalahan. Kau tau hyung? Bokongku yang padat ini akan berubah menjadi semerah buah tomat jika sudah bertemu dengan pukulan nya."

'Aku sungguh tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika bokongku yang menjadi sasaran selanjutnya. Eeerrrrr mungkin akan sangat menyakitkan..' Taehyung membatin dalam hati. Tanpa sadar tanganya reflek mengelus-elus kedua bokong nya. Suga yang melihat itu hanya bisa pasrah. Yatuhan.. Tolong bebaskan Suga dari kedua orang aneh iniii..

Tokk.. Tokk.. Tokk..

Sebuah suara dari ketokkan pintu mengalihkan atensi ketiga namja disana. Tampaknya dewi fortuna sedang memihaknya sekarang.

"SIAPAAAA?"

"Ini saya tuan muda, ahjuma Han.."

Suga mengangguk. "Oh nde silahkan masuk ahjuma~"

Ceklek

Ahjuma Han masuk kedalam kamar Suga. "Permisi tuan muda.."

"Nde?"

"Tuan dan nyonya menyuruh saya untuk memanggil anda beserta kedua dongsaeng anda.."

Sebuah lengkungan tercipta disudut bibir Suga. "Nde ahjuma.. Gomawo.. Aku dan orang-orang aneh ini akan turun kebawah sebentar lagi."

"Baiklah tuan muda, kalau begitu saya pamit undur diri.." ucap ahjuma Han dengan membungkukkan badan nya dan pergi meninggalkan kamar Suga.

"Kalian dengar itu?" tanya Suga pada kedua dongsaeng nya.

"Apa?" ucap Taehyung dan Jungkook serempak.

"Appa dan eomma sudah memanggil kita untuk turun kebawah. Ayo turun atau kalian akan kukunci didalam sini." ucapnya gamblang dan beranjak pergi begitu saja meninggalkan dua namja yang tengah memandang nya datar.

"Dasar kulkas!"

"Taetae hyung benar.. Dasar kulkas!"

***

"Anak-anak kalian sudah disini?" tanya Sa Rang dengan wajah cerahnya.

Taehyung tersenyum lembut. "Sudah eomma.."

Tunggi dulu, kenapa Suga merasakan ada perubahan atmosfer disini? Kenapa dahi appa Jung Suk berkeringat? Kenapa appa dan eomma Jeon diam saja? Ada apa ini sebenarnya..

"Baiklah tuan Jeon, kalau begitu saya pamit undur diri. Senang bertemu dengan anda dan semoga kita dapat bertemu kembali."

Ji Sung menjabat tangan Jung Suk. "Oh nde tu-tuan.. Se-semoga kita bisa bertemu kembali.."

'Ada apa dengan appa?' batin Suga bertanya-tanya.

Sa Rang mengelus surai Suga pelan. "Baiklah sayang, apa kau sudah siap?"

Sang empu, Suga, ia mengeryitkan dahinya heran. "Siap? Memangnya aku akan kemana?"

Wanita paruh baya yang tak lain adalah eomma kandung Suga itu semakin mengelus lembut surai milik anaknya dan berpindah pada pipi sang empu.
"Kita akan pulang ke Seoul sayang.."

Jungkook melebarkan mata nya. Seoul? Secepat inikah mereka membawa Suga pergi darinya? Apa mereka tak punya hati? Apa mereka tak bisa merasakan bagaimana rasanya jika mereka berada diposisi Jungkook?

"Andwe! Suga hyung tak boleh meninggalkan kookie!"

Jungkook menggenggam erat tangan Suga. Menyalurkan rasa takut kehilangan pada hyung satu-satu nya. Tidak. Suga tak boleh pergi darinya.

"Jungkook, Yoongi akan pulang bersama kami.. Bagaimanapun juga Seoul adalah tempat asal Yoongi yang sebenarnya.."

Gelengan dikepala Jungkook semakin keras dan cepat.
"Andwe.. Andwe.. Suga hyung tak boleh pulang ke Seoul... Dia sudah menjadi hyung ku! Kalian tak boleh mengambilnya! ANDWE!"

"Kookie.. Sudah sayang.. Biarkan hyung mu pulang bersama mereka.." Ucap Jung Suk mencoba untuk menengahi.

"Nak.. Sekalipun hyung mu kami bawa pulang, kami tak akan melarangnya untuk menemuimu.. Kami juga tau kalau kau sudah menjadi dongsaeng nya.. Jadi ahjussi mohon izinkan Yoongi pulang ne.."

"Andwe.. Hiks.. Suga hyung tak boleh hiks pergi.."

Sebuah pelukan telah Jungkook dapatkan dari Suga. Entah bagaimana ceritanya hingga mereka berdua bisa berpelukan, namun yang jelas itu tak lebih penting dari sebuah keputusan yang Jungkook coba lawan sekarang.

Suga membisikkan sesuatu ditelinga Jungkook. "Ssst.. Uljima..."
Dilepaskannya pelukan itu dari tubuh Jungkook. Kini Suga menatap appa kandungnya.

"Appa akan membawaku pulang?"

Sebuah anggukkan Suga dapatkan dari Ji Sung.
"Aku akan kau bawa pulang kemana appa?"

Ji Sung tersenyum lembut menatap putra sulung nya. "Appa akan membawamu pulang ke Seoul yoon, appa akan memberikan perusahaan appa kepada mu."

Suga menggeleng. "Rumahku disini appa. Lantas kenapa aku harus pulang ke Seoul?"

DEG!!

'Jangan lagi kumohon..' ~Taehyung

"Nak jangan bercanda. Itu sama sekali tak lucu.. Kau tadi bilang sudah memaafkan appa kan?"

Suga terkekeh. "Semesta tau bagaimana aku menjalani hari-hariku appa. Tanpa identitas asliku, tanpa keluarga kandungku.. Semesta lebih tau daripada appa. Lagipula appa telah mengusirku dan melarangku pulang kesana bukan?"

Tidak-tidak.. Ini tidak benar.. Anak sulungnya harus tetap pulang. "Bagaimanpun juga kau adalah pewaris sah perusahaan Min Corp yoon, jika bukan kau lantas siapa lagi?"

"Ada Taehyung, di juga anak appa bukan? Ajari dia bagaimana cara mengembangkan sebuah perusahaan. Aku tak mau memegang kendali pada perusahaan appa. Semua impianku sudah terwujud meski itu bukan bantuan dari tangan appa."

"Hyuungg.. Ayo pulaaang...." Taehyung memohon kepada Suga berharap agar hyung nya mau pulang bersama nya.

"Tidak tae, hyung sudah memiliki keluarga disini. Hyung bisa seperti ini karna bantuan mereka. Tae, hyung mohon.. Jadilah seorang namja yang membanggakan.. Hyung percaya semua akan berjalan lancar dibawah kendalimu.." ucap Suga mencoba untuk memperjelas.

Taehyung menggeleng. "Jadi kau lebih memilih Jungkook daripada aku hyung? Adik kandung mu sendiri?"

Tangan putih Suga bergerak memegang kedua bahu Taehyung.
"Tae.. Kalian berdua adalah dongsaeng kesayangan hyung, ini bukan masalah kau ataupun Jungkook tae...."

"Lalu kenapa kau tak mau pulang hyung?!" kecewa, marah, tak terima, semua terkumpul menjadi satu didalam hati Taehyung.

"Kau ingin tau kenapa hyung tak ingin pulang kerumah itu?"











TBC..

JEBAL [myg]Where stories live. Discover now