Part 10

3.4K 347 28
                                    

BRAK!!

"Apa yang sebenarnya terjadi?!"

Ji Sung membuka kasar pintu kamar Yoongi. Ia berlari kearah Sa Rang.

"Hei Sa Rang-yaa.. Uljima.. Kenapa kau menangis hm?"

Ji Sung memeluk istrinya dengan lembut. Sedangkan Sa Rang hanya bisa menangis dipelukan Ji Sung. Pria paruh baya itu melepas pelukannya dari sang istri.

"Tae, bawa eomma mu keluar ne.."

Sa Rang menggeleng keras. Ia tau apa yang akan dilakukan Ji Sung setelah ia pergi dari kamar Yoongi.

"Ani oppa.. Yoongi tak bersalah. Aku yang menamparnya oppa. Kumohon jangan sakiti Yoongi lagi oppa hiks.."

Yoongi yang telah berdiri dengan bantuan Taehyung kembali terkekeh.

"Ck! Kenapa kalian melakukan drama disini? Aku mengantuk. Cepat keluar!"

Tolong katakan pada Yoongi, ia telah membangunkan sosok hitam didalam tubuh appa-nya.

"Tae, cepat bawa eomma mu keluar dari sini."

"Ne appa."

Taehyung berjalan menuju Sa Rang. Dengan raut terpaksa Taehyung mencoba membawa eomma-nya dari sana.

Sa Rang meronta, menolak keluar dari kamar Yoongi. Seketika itu juga Taehyung membisikkan sesuatu yang mampu meyakinkan eomma-nya.

"Eomma, Yoongi hyung anak yang baik. Appa tak mungkin menyakiti Yoongi hyung. Eomma percaya kan pada appa?"

Sa Rang mengangguk mengiyakan perkataan Taehyung.

"Baiklah, kalau begitu kajja kita keluar dari sini eomma.."

Sa Rang dan Taehyung berjalan kearah pintu.

Ceklek.

Suara pintu tertutup. Menenggelamkan tubuh Taehyung dan Sa Rang dari balik pintu.

PLAK!!

Yoongi limbung. Pukulan yang diberikan oleh Ji Sung kini tak main-main. Pukulan itu membuat Yoongi kembali oleng hingga membuat bahu kananya terkatuk meja dengan cukup keras.

"Masih belum jera juga kau anak sialan?!"

Tubuh itu dipaksa berdiri oleh sang empu. Dengan sisa tenaga yang ia miliki namja itu berusaha berdiri. Karna sungguh, tubuh Yoongi sekarang benar-benar terasa remuk. Yoongi kembali terkekeh.

"Cih! Aku? Anak sialan? Hahaha omong kosong! Sepertinya kau suka sekali memukul ku TUAN BESAR? Apa aku seperti boneka lucu yang bisa kau hempaskan sesukamu? Cih! Lucu sekali."

Sebutan 'Tuan Besar' sengaja Yoongi tekankan untuk mengurangi sesak didadanya.

"Diam kau bocah!"

Ji Sung melayangkan tangan nya diudara. Hampir saja tangan itu menampar pipi Yoongi. Namun mati-matian Ji Sung menahan amarah yang bisa kapan saja keluar dari tubuhnya. Jauh didalam lubuk hatinya ia tak mau lebih jauh menyakiti anaknya.

"Kenapa hm? KENAPA APPA TAK MEMUKULKU LAGI HAH?! APA APPA SUDAH PUAS?! BAHKAN APPA TAK SEDETIKPUN MAU MENDENGAR PENJELASANKU! LALU ATAS HAK APA APPA MASUK KE KAMARKU?! PERGI DARI SINI SEKARANG JUGA! PERGI!"

Wajah memerah dengan nafas yang memburu serta tatapan yang begitu tajam. Kentara sekali jika ia sedang marah sekarang. Min Yoongi, untuk pertama kalinya bicara dengan suara setinggi itu pada Ji Sung.

Tatapan itu kembali melunak.
"Apakah aku sesialan itu appa? Hiks apakah aku semengecewakan hiks itu? Aku hanya meminta pekerjaan dari hasil kemenanganku. Lalu apakah itu hiks salah appa? Aku tidak mencuri, bahkan hiks aku juga tidak membunuh orang, lalu kenapa appa semarah itu padaku hiks? Katakan appa! Kenapa appa semarah itu hiks katakan! Hiks"

DEG!

Ji Sung bungkam. Ia tak mampu lagi menahan sakit dihatinya. Bukan. Bukan sakit hati karna ucapan Yoongi. Melainkan sakit hati pada dirinya sendiri kenapa ia bisa melakukan hal sebodoh itu. Kenapa ia bisa menyakiti anaknya sendiri. Ji Sung menangis.

Sedangkan Yoongi ambruk ditempatnya. Tenaga yang ia miliki tak mampu lagi menopang berat tubuhnya. Semua terasa sakit bagi Yoongi. Entah itu sakit fisik ataupun hati. Yoongi lelah. Yoongi ingin tidur dan melupakan semua ini.

"Hiks.. SEKARANG KELUAR DARI KAMARKU!!"

"Yo-yoongi.. M-mianhae.. Ap-appa tak ber-"

Yoongi mendongak menatap appa kesayanganya.

"KUBILANG PERGI!! KAU YANG PERGI ATAU AKU YANG PERGI!"

"N-ne Yoongi, biar appa saja yang pergi. Maafkan appa nak.."

Pria paruh baya itu pergi. Meninggalkan seorang namja yang kini menumpahkan semua rasa sesak didadanya.

"Hiks appo appa.. Appo.. Hiks"

Yoongi lelah. Dinginnya lantai seakan tak mampu menembus kulit pucatnya. Biarkan ia tidur sekarang. Semua rasa sakit ditubuhnya seakan memaksa untuk sejenak memejamkan mata.

***

Tap.. Tap.. Tap..

Suara dari langkah kaki mulai terdengar jelas. Mengalihkan atensi dua orang yang sedari tadi duduk diruang tengah. Suara itu semakin mendekat, menuju pada dua orang yang tengah sibuk melamun.

Taehyung menoleh. Itu suara dari langkah kaki yang ia kenali. Appa-nya terlihat kacau. Tatapan kosong dengan air mata yang terus mengalir cukup menandakan bahwa pria itu memang sedang tidak baik-baik saja.

"Appa.. Apa yang terjadi?"

Ji Sung duduk disebelah Taehyung. Menghapus air matanya dan mencoba memasang raut setenang mungkin.

"Tak ada yang terjadi tae-yaa.. Hyung mu sedang tak ingin diganggu, jadi appa turun dan datang kemari"

Ingatkan Ji Sung kalau Taehyung bukanlah namja bodoh. Ia tau ada yang sedang appa-nya sembunyikan sekarang. Namun Taehyung masih ingin mengalah, ia tak mau ego menguasai hatinya.

Kini ruang tengah keluarga Min tengah diselimuti kecanggungan. Hampir berjam jam semua orang yang ada di ruang tengah asik bergelut dengan pikirannya masing-masing. Hingga sebuah suara mampu memecah keheningan diantara mereka.

"Tae, cepatlah mandi, hari sudah mulai siang. Kau tak ingin terlambat kan?"

Sang empu hanya menoleh dengan malas. "Memangnya sekarang jam berapa eomma?"

"Jam 6"

"Aaaaahhhh baiklah.."

Taehyung beranjak dari sana. Tinggallah dua orang yang masih setia duduk di tempatnya semula.

"Oppa kau tak ke kantor?"

Ji Sung menoleh dengan raut lelah yang sangat kentara.

"Hari ini aku ada rapat penting Sa Rang-yaa.. Tolong siapkan bajuku ne aku akan segera mandi"

"Baik oppa.."

Sa Rang tidak ingin bertanya tentang apa yang baru saja terjadi antara suami dan anak sulung nya. Tatapan Ji Sung telah memberi Sa Rang jawaban atas pertanyaan yang ingin ia lontarkan.

Sepasang suami istri itu bangkit dari duduknya. Sejenak melupakan kejadian yang baru saja mereka alami. Yaaa setidaknya sebelum masalah besar datang dan menghancurkan keluarga kecil mereka.











TBC..

JEBAL [myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang