17

651 107 17
                                    

"Apa?! Jinu tidak sadarkan diri?"

Vebby yang mendengarnya langsung berdiri dan menghampiri Jinhyuk yang tengah menelpon dengan pihak rumah sakit.

"Iya iya, saya akan segera kesana. Terimakasih banyak." Jinhyuk menutup telepon dan memasukkan handphone nya ke saku celananya.

"Kenapa?"

"Jinu pingsan. Perawat bilang dia mimisan dan darahnya banyak. Aku harus kesana," kata Jinhyuk sambil memakai jaketnya.

"Aku ikut." Jinhyuk mengangguk dan mereka berdua segera pergi ke rumah sakit.

































Jinwoo di periksa oleh dokter setelah ditemukan pingsan dalam keadaan mimisan. Darahnya sudah berhenti keluar dan kini Jinwoo masih belum sadarkan diri.

Vebby duduk disamping bangsal dan mengusap kepala Jinwoo. Sambil menangis, Vebby tau apa yang dirasakan Jinhyuk selama ini.

Jinhyuk tengah diluar, sedang mengobrol dengan dokter yang memeriksa Jinwoo tadi. Hanya ada Vebby di dalam ruangan bersama Jinwoo.

"Bangun dek, teteh gak tega lihat kamu kaya gini terus." Vebby mengusap tangan Jinwoo yang ada selang infusan nya.

Pintu ruangan terbuka. Jinhyuk masuk kedalam ruangan dengan wajahnya yang frustasi.

"Kenapa? Dokter bilang apa?"

"Kondisi Jinu memburuk. Sel kankernya benar-benar sudah menggerogoti tubuhnya," kata Jinhyuk.

Vebby mengusap punggung Jinhyuk. "Banyakin berdoa biar Jinu sembuh. Kamu ke musholla gih, dzuhur."

Jinhyuk mengangguk. "Eh, kamu nggak?"

"Tamu." Jinhyuk paham dan segera keluar dari ruangan menuju musholla.

Vebby senantiasa menjaga Jinwoo sampai anak itu bangun. Jinwoo sudah Vebby anggap sebagai adiknya sendiri. Vebby menangis. Vebby pengen Jinwoo sembuh.

Selama mengenal Jinwoo, Vebby belum pernah mengajak Jinwoo untuk menghabiskan waktu bersama. Bagi Vebby, Jinwoo adalah anak yang istimewa.

Membuat orang-orang sekitarnya menyayanginya dengan sepenuh hati. Membuat orang-orang disekitarnya menyukainya dengan kelakuan lucu dan imutnya.

Pernah sekali Vebby melihat Jinwoo mengenakan baju anak punk dan itu tidak menyeramkan bagi Vebby. Malah terbawa lucu.

Jinwoo suka pakai topi, apalagi topi baret. Vebby pernah membelikannya topi baret untuk Jinwoo sebagai hiasan saat acara kelulusan kakak kelasnya tahun kemarin.

Jinwoo menyanyikan lagu perpisahan dari eskul paduan suara untuk kakak-kakaknya. Jinwoo menggemaskan sekali.

Jinwoo juga menangis saat acara kelulusan itu. Dia juga tidak mau berpisah dengan teman-temannya seperti kakak kelasnya.

Tapi untuk saat ini, Jinwoo benar-benar tidak bisa apa-apa. Mengingat teman-temannya pun, rasanya enggan. sepertinya.

Tak lama, pintu ruangan terbuka. Vebby menoleh dan menampakkan tiga anak lelaki yang tak lain adalah Dongpyo, Hyungjun dan Dohyun.

Sambil membawa tas, Vebby sudah menduga mereka akan belajar bersama dengan Jinwoo untuk persiapan USBN Senin nanti.

"Assalammu'alaikum," salam mereka bertiga serempak.

"Wa'alaikumssalam." Mereka mencium tangan Vebby bergantian. Mereka menatap Jinwoo yang masih belum bangun.

"Jinu kenapa, teh? Bobo?" tanya Dongpyo.

Call Me To Heaven - Lee Jinwoo[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang