1. Kekasih Halal

7.7K 525 14
                                    

1. Kekasih Halal.

Happy Reading

Jangan lupa tekan BINTANG di pojok kiri bawah!!

KOMEN NYA JUGA, YA!

.
.
.

💕💕 Zahril ( Dear Imamku) 💕💕

Aku tersenyum tipis merasakan sapuan lembut di pipiku yang terasa geli. Sudah sebulan ini setiap pagi aku akan dibangunkan dengan cara seperti ini. Kadang dengan tepukkan pelan di pipi, kadang juga dengan cubitan gemas di hidung atau dengan ciuman lembut ucapan selamat pagi.

Aku hanya bisa tersenyum tipis saat merasakan hembusan nafas di wajah ku dengan pelukan erat yang terasa posesif di tubuhku.

"Geli, Kak." ujar ku dengan suara serak khas bangun tidur. Aku masih setia menutup mata, merasa enggan untuk bangun.

"Makanya bangun. Udah pagi juga." katanya berbisik di telingaku masih dengan elusan di pipi. Bahkan dia menekan nya dan aku tahu bahwa yang dia gunakan untuk mengelus pipiku kali ini bukan jari jahil nya tapi hidung mancung nya. Terbukti dengan kecupan di pipiku.

Aku membuka mata dengan pelan, silau dari cahaya matahari pagi dari jendela kamar yang telah tersingkap gordennya membuat mataku kembali terpejam. "Kak Zahril buka gorden?"

Dia hanya berguman membenarkan. Aku mengganti posisi tubuhku menyamping menghadap Kak Zahril kemudian kembali membuka mata. Aku menahan nafas saat wajah pria ini tepat di depan wajahku dan pelukannya semakin erat.

Ya Allah, selamatkanlah jantungku.

Aku menatap wajahnya sambil mencoba untuk meredakan jantungku yang berdetak cepat. Baru juga pagi dan aku sudah merasakan hal seperti ini. Senyum lebar tercetak jelas di wajahnya dengan kedua mata yang selalu menyorot tajam itu menyipit hangat memandang ku.

Wajah tampan nya bertambah berkali-kali lipat dengan senyuman itu. "Ayo bangun. Aku berangkat kuliah dulu. Hati-hati di rumah."

Dia kembali mengecup pipiku sebelum bangun dari acara berbaring sambil membangunkan istri pemalasnya.

"Jam berapa, Kak?" Tanya ku kemudian duduk dengan bersandar di kepala ranjang. Aku menatap Kak Zahril yang ternyata sudah rapi dengan celana chino berwarna moca dan kemeja kotak-kotaknya.

Dia berbalik ke arahku lagi setelah mengambil tas ranselnya. "Hampir jam delapan."

Aku membulatkan mata. "Loh kok kak Zahril bangunin aku jam segini sih? Kan semalam aku mintanya  bangunin jam enam."

Aku cemberut ke arahnya. Karena minggu ini aku kedatangan tamu bulanan jadi aku tidak bangun seperti jam bangunku yang biasa. Aku spesis wanita yang kalau menstruasi jadi pemalas. Walaupun udah pemalas dari sananya.

Dengan cepat aku menyingkap selimut dan turun dari tempat tidur untuk ke kamar mandi. Di dalam aku hanya mencuci wajahku dan menggosok gigi sebelum keluar kamar dan menuju ruang makan yang terhubung dengan dapur.

Kak Zahril duduk di meja makan dengan roti berselai kacang di tangannya. Aku melangkah mendekat, duduk di sampingnya dengan tangan yang bergerak mengambil roti di piring yang dia sediakan untukku. "Padahal udah aku katakan nggak usah buat sarapan untuk aku juga. Kan Kak Zahril jadi repot pagi-pagi. Apalagi kak Zahril mau kuliah. Seharusnya sebagai istri aku yang buatkan sarapan, " gerutuku tapi tetap memakan roti itu.

Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang