Kabut Dingin

550 95 19
                                    

Haaaai kalongers! Kalong baru alias setengah kalong, kalong rajin nan setia, sampai kalong terdiam seribu bahasa. Masih sama author paling narsis, paling cinta YoonHyun, dan paling-paling hal baik lainnya. Muach.


"Karena aku muak melihatmu terus disanjung. APA KAU DENGAR?" bentak Taeyeon.

"Tapi bukan berarti kau pantas membobol brankas lalu memfitnah Hyo, Taeyeon ah. Namanya menjadi sangat buruk bahkan diboikot gara-gara perbuatan yang tidak dia lakukan." Sahut Sunny terpancing emosi karena sebagai sahabat, dia sangat yakin Hyoyeon memang tidak bersalah sedari awal.


-Flashback-

"Pencuri!"

"Dasar pencuri!"

"Pergi kau dari kampus kami!"

Hinaan dan lemparan baik krikil maupun buntalan kertas tertuju ke tubuh sampai wajah Hyoyeon. Sejak pengakuan seorang mahasiswi yang dirahasiakan, Hyoyeon menjadi bulan-bulanan warga fakultas seni. Dia dicap sebagai pencuri atas uang brankas milik organisasi musik. Posisi Hyoyeon sebagai bendahara dan dalil mahasiswi misterius tersebut menjadi bukti kuat.

"Ganti uang kami atau masuklah ke penjara!" ujar seorang mahasiswi mendorong Hyoyeon.

Nicole dan Sunny sontak datang menopang Hyoyeon sebelum jatuh dari serambi. Mereka memandang tajam satu persatu mahasiswa-mahasiswi yang berani main hakim sendiri . Seenaknya melemparkan hinaan meski mereka sendiri tak punya bukti selain posisi Hyoyeon dan ucapan seorang mahasiswi.

"Jika suatu hari nanti terbukti Hyoyeon tidak bersalah, apa kalian mau diludahi balik?" sentak Nicole. "Pengakuan seorang mahasiswi saja tidak cukup membenarkan semuanya. Bisa saja dia sendiri pencuri itu dan menuduh orang lain. Atau mungkin dia memanfaatkan ini untuk menyingkirkan Hyo."

"Ya, benar. Kalian hanya mendengar ucapan dari mulut ke mulut. Lebih baik gunakan mulut dan otak untuk hal baik." timpal Sunny kemudian mengajak Nicole dan Hyoyeon pergi.

-flashback end-


"Itu yang aku inginkan. Bahkan berharap mukamu tidak muncul lagi di kampus."

"Beraninya kau, Taeyeon!" teriak Hyoyeon meronta ingin menyerang Taeyeon karena terlihat tak menyesal sama sekali. "Tak pernah sekalipun aku minta dipuji dan diperlakukan baik oleh mereka. Setiap hari berlatih keras untuk mengasah kemampuan menari. Jika kau tak bisa menari dengan baik, apa itu salahku?"

"Cuih!" lagi-lagi Taeyeon meludah dan masih bersiteguh bahwa Hyoyeon layak tersingkir walau dengan cara tak seharusnya. "Tapi pada akhirnya kau tetap bahagia disanjung-sanjung."

"Lalu kau merasa pantas berlaku hina begini?"

"YA!"

"Cukup! Pertengkaran kalian tak akan membebaskan kita. Kalian bisa lanjutkan saat kita lolos nanti." lontar Yoona terus menggenggam Hyoyeon karena tahu amarah di dada wanita tersebut masih berkobar. "Tae Unnie, tolong bukakan gembok di sana!"

Genggaman di lengan Taeyeon pun dilepas agar bisa menyelesaikan permainan yang sudah mencongkel boroknya. Masih dipertanyakan siapa dalang dari semua ini sampai bisa tahu rahasia Taeyeon. Mungkin pula si pembuat permainan ini juga sudah membuat daftar rahasia delapan wanita lain.

"Apa yang harus kumasukkan?"

"Masukkan saja kode brankas, bodoh!" sentak Hyoyeon melangkah maju, tapi Sunny dan Sooyoung buru-buru menghadang.

Ctak! Terbuka. Taeyeon melepas gembok dan memutar knop. Pintu terbuka.

"Aku curiga, jangan-jangan orang di balik semua ini adalah penduduk kampus kita. Dan pasti orang yang cukup mengenal kita bersembilan." Seloroh Sooyoung membuang napas dari mulut.

KUBUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang