Mini Cube

1.6K 102 34
                                    

Heeeiiiiii..., kalongers! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Amin, svaha, sadhu3x.

Kangen banget buat cerita thriller. Author sebenarnya dari dulu lebih suka cerita horror, misteri, thriller, dan sekawanannya. Kalau drama lebih ke family story. Buat pembaca setia pasti udah tahu ya ciri khas ceritaku. Pasti ada unsur cerita keluarga yang bikin mewek kecuali yang Snow On Love Art. 

PERINGATAN! 

Jangan pernah komen, "ditunggu yoonhyun moment"! Berani komen, kujadiin pacar nih. eh? hahahha.

yuk langsung aja!

Bruaakkk!

"Yoong Unnie, omoo." Kaget Seohyun memapah Yoona bangkit dan menatap tajam orang yang  sengaja mendorong kekasihnya hingga terperosok. "Orang jahat!"

"Apa kau bilang? Orang jahat? Kalian orang tolol!"

Yoona makin kesal melihat kelakuan mahasiswa berambut coklat pendek berdiri sok jagoan. Dia lekas menghampiri dan menyambar kerah jaket kulit itu. "Persetan! Jangan kau kira aku seperti mahasiswa lain yang takut padamu."

Brukk! Dorongan tangan membuat Yoona melepas cengkraman dan melangkah mundur tapi tak mengurungkan keberanian untuk membalas perbuatan semena-mena barusan.

"Yoong Unnie, tahan! Semakin dilawan dia semakin tidak manusiawi."

"Apa? Bilang sekali lagi!" sentaknya membulatkan mata.

"Choi Sooyoung. Tuli ya? Dia bilang kau tidak punya rasa kemanusiaan." Sahut seorang wanita bermata tajam dan berkulit paling gelap di antara ketiganya. Dia berjalan mendekati mahasiswi layaknya preman. "Bisakah pergi sekarang dan jangan mengusik hidup orang lain? Carilah mainan baru!"

"Kwon Yuri. Mahasiswi kimia payah itu ya? Yang kuliah gratis 'kan? Benar-benar berprestasi atau tidak punya uang?"

Wanita bernama Yuri terkekeh sinis mendengar julukan baru. "Apa menjadi masalahmu? Penggemarku ya? Maaf, tanganmu terlalu kotor kalau ingin bersalaman."

Sooyoung, mahasiswi sok berkuasa reflek naik pitam karena tak terima direndahkan. Seperti yang dikatakan Yoona, banyak mahasiswa takut padanya hingga dia tak bisa menerima bilamana ada orang berani menantang. Sooyoung membuang ludah ke rerumputan disusul sepasang tangan mencengkram kerah Yuri.

"Aku bisa mendepakmu dari kampus ini jika mau."

"Lemah. Aku bahkan bisa mematahkan tulangmu."

Yoona dan Seohyun tak tinggal diam. Mereka melerai menjauhkan tubuh keduanya. Seohyun pun menarik Yoona dan Yuri pergi sebelum wanita jangkung berambut persis helm kembali murka apalagi bermain tangan.

"Fuck you, bitches!" makinya mengacungkan jari tengah barulah pergi setelah meludah lagi.

Di kursi lapangan basket Sooyoung mendudukkan tubuh meraih tas serta jaket yang sempat ditinggal demi mengusik Yoona dan Seohyun barusan. Tapi ritsleting tas terbuka menjatuhkan sebuah benda dari dalam. Dia terkejut dan meraih benda tersebut. Sebuah kotak yang memiliki motif berbeda-beda di setiap sisi. Rasa khawatir hadir dan segera mengecek seisi tas. Utuh. Dompet beserta barang lain tidak hilang atau cacat sedikitpun. Aman.

Bola mata menebar ke seluruh lapangan mencari-cari tangan jahil yang berani memasukkan benda asing ke tasnya. Tapi tidak ada orang mencurigakan. Hanya 3 mahasiswi mempelajari pola penyerangan, 2 orang pria sibuk makan siang sambil tertawa, dan pastinya gerombolan di tengah lapangan.

*

Dua wanita berpelukan mesra di lobi bak tengah kasmaran. Wajah berseri dilanda kebahagiaan sampai-sampai lengan terasa dilumuri lem, enggan terlepas. Untung suasana sore membuat keadaan cukup sepi. Membebaskan peri-peri cinta menumpahi nektar asmara.

KUBUSWhere stories live. Discover now