Chapter 9

2.6K 165 21
                                    

Perhatian:

Cerita ini berbau Homo/Bl. Jika nggak Suka dan Phobia. Nggak baca usah bila perlu menjauhlah sampai keujung dunia. Kutekankan lagi

MENJAUHLAAAAAAAH!!!!!!

jika masih keras kepala mari bantu Ary.  beri pendapat kalian juga beri inspirasi dan motivasi biar Cerita ini bisa Berlanjut Sampai Tamat, Okey. Apabila cerita ini memiliki kesamaan karakter atau nama apalah itu di beberapa cerita lain atau cerita kalian. Itu di sengaja, Ary tekankan lagi Disengaja. Kenapa? Mana mungkinkan saat Ary ingin buat cerita NARUTO malah nama karaktarnya Utamanya LUFFY atau ICHIGO. Nggak mungkin banget kan. Hello! apa kata Kakek M.K. nanti!! .

Kalau saja alur ceritanya sama atau mirip dengan cerita yang pernah kalian baca atau cerita kalian itu baru tidak di sengaja, mungkin?

Baiklah, mungkin aku terlalu cerewet dalam pengetikan dia atas.
JADI!! langsung saja.

Mohon Bantuannya Minna-san....!!!

All Character  tetap milik Ji-chan M.K.
tapi Kalau cerita ini tentu Milik Ary.

Pairing : NaruSasu

Happy reading........

Sebuah mobil hitam mewah berhenti di sebuah kediaman mewah pula. Pintu mobil terbuka memperlihatkan betapa gagah dan menawannya pria pirang bermata biru itu.

Di pintu mobil lainnya terbuka pula memperlihatkan gadis Remaja berambut hitam biruan dengan warna mata biru indah.

Gadis remaja yang tak lain adalah Himawari bergalut manja pada lengan sang pria menawan yang ternyata adalah Naruto, ayahnya.

Mereka Memasuki rumah mewah itu. Naruto dengan tampang datar sedangkan anaknya himawari dengan wajah bahagia.

Para Maid dan bulter berbungkuk rapi. Di barisan para pelayan itu terlihat Seseorang yang sedikit berbeda dengan jejeran Mereka.

Naruto menyuruh putri bungsunya untuk kemar.

" Hima-chan masuklah kekamarmu, besok kau akan ke sekolah, ingat?. "

"iya Otou-san"

Himawari pun beranjak pergi. Meninggalkan Naruto dan iruka. Sedangkan. Para maid dan bulter sudah di bubarkan oleh Naruto agar Kembali keperkerjaan mereka.

Naruto menatap datar Iruka Sambil duduk di Sofa mewahnya.

"Iruka, apa Boruto dan Sarada sudah dirumah" tanya Naruto pada Iruka, sang Kepala pelayan rumahnya

" Ha'i naruto-sama" jawab Iruka.

" Apa Sakura juga ?

"tidak Naruto-sama, nyonya Sejak pergi pagi tadi belum juga Datang Sampai sekarang" beritahu Iruka.

Naruto memijit pelipisnya pegal. Dia merasa pusing dengan perilaku Sakura. Sakura itu tidak mencerminkan Seorang Ibu yang baik.

Bukannya mengurus keluarganya, dia malah Belanja hal2 tidak berguna Di luar sana. Pergi pagi dan pulang tengah malam. Apa itu contoh ibu yang baik.

Jika bukan karena Sarada, dia mungkin sudah menceraikannya Sejak dulu.

Naruto mengerakan tangan memberi kode pada Iruka agar pergi dari ruang tamu.

Naruto memijat lagi pelipisnya. Dia mengingat seseorang, jika dia merasa pusing maka orang itu akan memejit kepalanya. "sasuke Aku sangat merindukanmu" Batin Naruto.

Mata tajamnya yang tadi kini di gantikan dengan mata sendu. Mengartikan betapa dia sangat merindukan seseorang paling berharga dalam hidupnya di masa lalu. Seseorang yang membawa pergi rumah untuk pulang dan separuh jiwanya.

Kebahagiaan MerekaWhere stories live. Discover now