chapter 4

4.5K 265 16
                                    

Perhatian:

Cerita ini berbau Homo/Bl. Jika nggak Suka dan Phobia. Nggak usah baca bila perlu menjauhlah sampai keujung dunia. Kutekankan lagi

MENJAUHLAAAAAAAH!!!!!!

jika masih keras kepala mari bantu Ary.  beri pendapat kalian juga beri inspirasi dan motivasi biar Cerita ini bisa Berlanjut Sampai Tamat, Okey. Apabila cerita ini memiliki kesamaan karakter atau nama apalah itu di beberapa cerita lain atau cerita kalian. Itu di sengaja, Ary tekankan lagi Disengaja. Kenapa? Mana mungkinkan saat Ary ingin buat cerita NARUTO malah nama karaktarnya Utamanya LUFFY atau ICHIGO. Nggak mungkin banget kan. Hello! apa kata Kakek M.K. nanti!! .

Kalau saja alur ceritanya sama atau mirip dengan cerita yang pernah kalian baca atau cerita kalian itu baru tidak di sengaja, mungkin?

Baiklah, mungkin aku terlalu cerewet dalam pengetikan dia atas.
JADI!! langsung saja.

Mohon Bantuannya Minna-san....!!!

All Character tetap milik Ji-chan M.K.
tapi Kalau cerita ini tentu Milik Ary.

Pairing : NaruSasu




Happy Reading........




Di pekarangan rumah yang cukup luas terlihat seorang pemuda sedang duduk menatap taman kecil yang ia buat satu tahun lalu.

Walau kecil pemandangannya tetap indah. Bunga yang tumbuh subur. Sangat segar untuk dipandang.

Bunga yang melambangkan kehangatan  dan kebahagiaan. bunga yang juga melambangakan seseorang yang sangat pemuda itu cintai.

Sasuke, ialah pemuda yang sedang memandangi taman kecilnya. Bunga matahari itulah nama bunga yang dia tanam. Sasuke sengaja menanam bunga matahari di taman kecilnya. Ia ingin apa yang di suka oleh sang terkasih selalu ada bersamanya.

"Papa.

Panggil Haruto sambil mendekati Papanya, Sasuke. .

"Papa melamun" tanyaHharuto berdiri di depan Sasuke.

" hmm tidak! Haru-kun" jawab Sasuke lembut.

" Papa merindukan 'dia' " tanya Haruro menekan kata 'dia'.

" apa kau membencinya Haru-kun. " tanya Sasuke.

" Aku ingin! Tapi tidak bisa. Papa melarangku untuk membencinya. Kenapa?" tanya Haruto datar.

Sasuke memandang putranya. Ia tau putranya kecewa. Ia Bisa di lihat dari tatapan datarnya.

Ini lah yang Sasuke takutkan. Tatapan datar yang Melambangkan kekecewaan dan kebencian dari Haruto. Ia terlalu pintar untuk anak seusianya.

Walau usianya baru tiga tahun. Haruto sudah mengerti keadaan sekitar termaksud tentang masa lalu Papanya.

" Saat kau besar nanti akan Papa ceritakan yang sebenarnya. Jadi tunggu saat itu tiba, Haru-kun" ucap Sasuke lembut kemudian tersenyum.

Haruto hanya mengangguk. Haruto mengerti bahwa papa bersedih.  Ia tak tau bagaimana membuat papa senang. Apakah ia harus membawa orang itu ke papanya agar Papa tidak bersedih lagi. Pikir Haruto.

Haruto memang membencinya tapi di dalam lubuk hatinya yang  terdalam. Ia membutuh figur dan kasih sayangnya. Karena itulah ia menunggu jawaban dari pertanyaannya.

*Di Hotel#

"Ini~

Mata Naruto terbelalak. Tubuhnya membeku.

Kebahagiaan MerekaWhere stories live. Discover now