Part 6 - A Crew Rest Compartment

26.4K 1.8K 107
                                    

WARNING : MATURE CONTENT (21+)

Karena Babang bukan orang cemen, maka Babang ambil tantangan.
Emangnya Sheliu? Ck!
Bisanya lempar doang, tapi nangkep nggak 🍌🍌🍌🍌🍌

■■■■■

Russell merasakan adanya tantangan setiap kali berhadapan dengan wanita sialan yang selalu berhasil membuatnya jengah. Di samping itu, Abby seolah memiliki daya tarik yang begitu memikat lewat setiap apa yang dilakukan. Entah ketika marah, gelisah, bosan, atau pun berhasrat.

Tadinya, Russell berniat untuk mengabaikan Abby yang tampak begitu menawan lewat kemeja putih slim fit dan rok pensil beige yang membalut pas di tubuhnya. Belum lagi, heels yang dikenakan wanita itu seakan berusaha menggoda dirinya untuk mengangkat kedua kaki indah itu dan melingkari pinggangnya.

Semakin berusaha mengabaikan, Russell semakin ingin mendapatkan Abby demi kepuasan batinnya. Jika kemarin Russell berhasil memaksa Abby untuk menuntaskan klimaks yang tertunda di sudut ruangannya, kali ini tidak akan mungkin semudah itu.

Abby tampak jengkel dan terlihat tidak senang. Apalagi saat wanita itu menendang tulang keringnya dengan berani dan meninggalkannya begitu saja. Russell tidak pernah melihat bagaimana seorang wanita memberikan penolakan tapi tidak keberatan di saat yang bersamaan. Meski demikian, Russell cukup lega jika bertemu dengan seseorang yang memiliki jalur yang sama seperti dirinya. No strings attached with pleasure most of the time.

Saat ini, Russell menikmati apa yang dilakukannya. Wanita itu menggeliat gelisah, mencondongkan tubuh pada telapak tangannya dan menggigit bibir bawah untuk menahan erangan.

Dengan memasukkan sebuah kapsul gel yang adalah obat perangsang ke dalam segelas wine di saat Abby tampak begitu serius bekerja, Russell berhasil membuat wanita itu bergairah. Selain pintar dalam menggoda, Abby terlalu serius dan gila kerja. Jika ayahnya bersikukuh untuk menyuruh wanita itu mendampingi perjalanan ini, tentunya Russell tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Bibirnya sudah bekerja untuk menyesap kulit leher, satu tangan merangkul pinggang Abby, dan satu tangan lagi sedang bekerja untuk memompa tubuh Ally dengan gerakan maju mundur.

Meski Abby menahan erangan dan terlihat begitu nikmat, tapi umpatan kasar keluar dari mulut sialan itu seperti Bajingan, Kurang Ajar, Keparat, dan sebagainya. Tapi Russell merasa umpatan yang diiringi erangan penuh nikmat itu justru membuatnya semakin bernapsu dalam memainkan reaksi tubuh Abby.

Wanita itu sudah sepenuhnya basah dalam gairah yang hampir meledak. Seperti kesusahan dalam bergerak, Russell mengangkat pinggul Abby dan menaikkan rok yang dikenakan hingga sampai batas pinggang. Kini tubuh bagian bawah Abby terekspos dan memperlihatkan dalaman yang dikenakan wanita penggoda itu.

Abby memakai garter berenda berwarna hitam dengan G-string yang tidak menutup seberapa. Pantas saja Russell dengan mudah menyelipkan jari-jarinya. Selama beberapa detik, Russell menikmati pemandangan indah yang semakin membuatnya bergairah.

“I think you wear this thing just to tease me, Love,” bisik Russell parau.

“Fuck you,” desis Abby dengan napas terengah.

“Oh yes. I’m about fucking you right now,” balas Russell.

Tangan Russell mulai membelai paha Abby dengan pelan, lalu mengarah ke atas dan semakin naik menuju ke kain tipis G-string yang sudah sangat basah. Napas Russell pun memberat melihat betapa Abby begitu bergairah ketika pinggul Abby terangkat seakan memohon untuk diberi kepuasan, meski umpatan terus dirapalkan Abby.

The Heartbreaker (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang