1

5.8K 340 7
                                    

KATTELIANS- The Sequel of Annoying Guy

••••••••••••••••••••••••••••••••

"Aku rasa kau tidak perlu bertingkah sebegitu menyebalkan hanya untuk membuatku jatuh cinta padamu." erang Katt geram dengan mengerahkan tinjunya pada laki-laki menyebalkan yang telah membawanya ke dalam sebuah mobil yang bahkan tidak dikenalinya.

Kattelians- nama gadis itu, hanya bisa melihat laki-laki itu memutarkan bola matanya tanpa mengucapkan apa-apa sebelum mendorong tubuh Katt agar duduk diam dalam mobil itu. Sementara Katt merutuki nasib sialnya karena telah bertemu laki-laki itu, Zayn berdecak sembari berlari masuk ke bagian kemudi mobilnya. Sesaat ia terhenti, mengingat ia melakukan hal ini untuk yang kedua kali dalam hidupnya. Dalam hatinya ia berharap, gadis ini tidak bernasib sama seperti Kay, dulu.

"Oke." ujar Zayn menoleh pada gadis yang sedaritadi menempelakan lengannya ke jendela setelah tangannya menekan tombol pengunci pintu. "Jujur saja, aku malas untuk mengatakan ini. Dulu, aku pernah mengalami hal yang benar-benar serupa dengan kejadian ini dan aku benar-benar tidak mau jika kejadian itu terulang kembali, apalagi berakhir persis seperti yang sudah kualami. Maka dari itu, sekarang, aku tidak jadi memintamu untuk menjadi asisten atau pembantuku selama tiga bulan. Aku hanya mau kau minta maaf, menemukan ponselku, dan aku akan membiarkanmu pergi."

Katt memutar matanya meremehkan pria yang sedang menatapnya malas itu, "tidak, terima kasih. Kau yang salah, Tuan."

"Oh, ayolah. Aku tidak mau berurusan lebih lama denganmu. Kau tidak tau betapa berharganya ponsel itu untukku." desah Zayn, sudah lelah. "Jika kau mau, aku akan mengganti es krim tidak bergunamu itu."

"Wah, kau baru saja memulai perang denganku, Pak." ujar Katt. "Demi Neptunus, kau berani sekali menyatakan bahwa es krim tidak berguna."

"Jadi, menurutmu aku harus menarik kembali ucapanku?"

Katt mengangguk, matanya seakan menantang mata coklat Zayn yang bersikap tak peduli.

"Jawabanmu adalah jawabanku." jawab Zayn. "Kau mau bertanggung jawab atas ponselku?"

"Tentu saja." balas Katt, tatapannya dialihkan ke arah lain. "Tidak."

Zayn berdecak lalu tertawa meremehkan, "so, kau tau jawabanku, Creamy."

"Kau tidak tau dengan siapa kau sedang bicara, Tuan."

"Kurasa aku yang seharusnya mengatakan itu." decak Zayn. Tangannya berusaha mencari kertas dan pen yang mungkin ada di laci-laci dalam mobilnya. Ia berhenti begitu menemukan keduanya dan mulai menulis. "Tanda tangan disini, dan tulis namamu di bawah garis."

Katt menatap kertas yang disodorkan padanya dan membaca tulisan tangan Zayn yang ternyata rapi. Genggamannya di buka dan Zayn menaruh pen disana. "Kurasa, itu cukup adil?"

Katt mendesah, "sebenarnya yang bodoh kau atau aku sih."

"Apa?"

"Mana mungkin aku mau menyetujui permintaanmu yang sangat sulit sedangkan kau hanya tinggal mencabut perkataanmu dengan mudah? Lagipula, aku tidak butuh pendapatmu. Terserah jika kau mengatakan es krim adalah benda bodoh, di bayar berapa aku untuk peduli omonganmu?" ucap Katt panjang lalu menarik nafas. "Sekian, sekarang aku akan pergi dari sini."

"Wah, tidak secepat itu, Creamy." tangan kanan Zayn menahan tangan Katt yang akan membuka pintu sementara tangan kirinya menerima sodoran kertas dari Katt.

"Kau punya ide yang lebih baik? Entah kenapa aku malas berurusan dengan orang menyebalkan sepertimu."

"Aku pun begitu. Tetapi, kurasa..." Zayn menahan omongannya, tampak seperti mengingat suatu hal di kepalanya. Setelah ingat, langsung saja Zayn memastikan pikirannya dengan memandangi wajah Katt.

"Apa?"

"Urusan kita akan panjang. Bahkan sampai mati pun kau mungkin masih berurusan denganku." ujar Zayn, melepaskan tangannya dari lengan Katt dan melipatnya di depan dada. Mulutnya mengulum senyuman licik.

"Aku tidak mengerti."

Zayn berdecak lagi, lalu ia memegang dagu Katt dan mengangkat naik kepalanya sehingga mereka saling bertatapan tajam. "Kau Kattelians Newt, ketua di organisasi anak jalananmu. Iya kan?"

Katt tampak memutar matanya menghindari tatapan Zayn yang sekarang terasa akan membumihanguskan dirinya. Bagaimana dia tau? pikir Katt.

"Bagaimana kau tau?" Katt mengutarakan pertanyaan dalam kepalanya pada Zayn yang langsung tersenyum senang. "Rupanya aku terkenal juga."

"Bodoh." cibir Zayn. "Kalau kau tau diri dan ingat, bandku pernah charity pada organisasimu. Pantas wajahmu tidak asing."

"Lalu?"

"Tentunya kau dibutuhkan oleh anak-anak asuhmu. Benar kan?"

Katt mengangguk. Mulutnya menutup sementara pikirannya terus menerawang tentang apa yang akan Zayn katakan. Langsung terbayang dipikirannya anak-anak, yang sudah dianggap adik oleh Katt, menunggu dirinya pulang sekarang.

"Bagaimana jika aku melaporkanmu atas tuduhan kau berusaha mencuri ponselku? Apa yang akan terjadi, ya."

Katt langsung tegang dan mentautkan kedua alisnya, memikirkan hal bodoh yang baru saja pria di depannya ucapkan. "Bodoh, kurasa itu fitnah. Dan, kau tau, tidak ada saksi kan?"

"Kau yang bodoh. Tentunya kau tau aku siapa. Mudah saja aku membayar orang untuk menjadi saksi." cibir Zayn.

Katt menarik nafasnya, menatap tajam ke dalam mata Zayn. "Kukira kau-" telunjuk Katt menekan dada Zayn, "-orang baik. Kau sama sekali tidak pantas menjadi idola Pam!"

"Kau yang memaksaku jadi begini. Semuanya mudah, hanya kau yang membuat susah hidupmu sendiri." ucap Zayn. Dalam pikirannya langsung mulai menebak siapa itu Pam yang barusan disebut Kattelians. Apakah dia penggemarku? tanya Zayn dalam hati.

"Lalu maumu aku melakukan apa?" tanya Katt, suaranya hampir tak terdengar. Mungkin, ia menahan kekecewaan dalam dirinya yang akan memenuhi diri Pam juga jika Katt menceritakan apa yang terjadi hari ini padanya. "Jangan minta hal mustahil. Kau tau ponselmu tidak akan pernah ditemukan lagi oleh siapapun."

Zayn mendesah, memprihatinkan keadaankan ponselnya yang sudah terombang-ambing entah kemana. Kenangan indah bersama Kay yang mungkin tidak bisa terlupakan dan tergantikan, sekarang sudah hilang dibawa arus. Bahkan, ia mengkhawatirkan rencana pertemuannya besok dengan Kay yang mungkin akan tertunda lagi.

"Hello, aku menunggu.." tangan Katt dilambaikan di depan mata Zayn yang langsung menggeleng-gelengkan wajahnya. Ia merasa linglung.

"Hm." Zayn menatap Katt yang sudah tidak sabaran sehingga bergerak tak nyaman di tempat duduknya. Dirinya juga memikirkan apa yang ia inginkan dari Katt sebelum melepaskannya begitu saja tanpa menerima ucapan maaf.

Mungkin, suatu saat dia akan berguna untukku, pikir Zayn. Sementara Katt sedang mengira-ngira apa yang akan diminta oleh Zayn.

"Sudah kau dapatkan apa yang kau mau?" tanya Katt lagi. Mimiknya sudah menunjukkan kelelahan menunggu.

Zayn mendesah dan menggeleng. Tangannya memutar kunci mobilnya ke kiri dan menancap gas, "lebih baik kau ikut dulu denganku. Akan kupikirkan permintaanku nanti."

KatteliansWhere stories live. Discover now