12

1K 127 10
                                    

FINALLY UPDATED!

\\\\\

KATTELIANS POV

Keesokan paginya aku menemukan diriku bangun tepat di sebelah Zayn yang masih terlelap. Seingatku, aku memang memutuskan untuk menginap setelah menghubungi Pamela untuk menjaga anak-anak asuhku semalam. Tetapi, jelas aku tidur di sofa dan bukan di sebelah Zayn.

Tanpa memikirkannya lebih lama, pun aku segera turun dari tempat tidur dan keluar kamar. Setelah menghabiskan waktuku beberapa detik untuk mencari jam, aku mengetahui bahwa saat ini baru pukul 5 pagi. Memang itu jam bangunku biasanya.

Aku mengambil ponselku yang tergeletak di atas meja kemudian menghubungi Simon Cowell. Entah kenapa aku memilih menghubunginya lebih dulu pada pukul 5 pagi, tetapi namanya yang langsung terbesit dipikiranku ketika menggenggam ponselku. Aku hanya berharap bahwa dia sudah bangun lebih dulu dan bukannya panggilanku yang membangunkan dia.

"Kattelians." Saat suaranya masuk di seberang sana, aku mengerang. Kutebak dari suaranya, aku mengganggu tidurnya. "Waktu yang kurang tepat untuk menghubungiku."

"Yah, semua orang memberitahu bahwa kau mencariku," balasku, mencoba terkesan sedatar mungkin. Aku tidak mau ia membaca perasaanku bahwa sekarang aku bahkan lebih ragu dari sebelumnya untuk dijadikannya model. "Kau mau kita bertemu?"

"Ya. Hari ini," balasnya cepat. "Tunggu, kau bersama dia?"

"Zayn? Ya. Sebenarnya dia masih tidur."

"Teruskan permainanmu. Saat ini, semua media menyorotmu dan Zayn. Tentang apa yang kalian lakukan kemarin. Yah, walaupun aku tau kalian tidak benar-benar melakukannya."

Aku mengangguk malas, tidak menginginkan obrolan tentang itu. "Jadi, kapan?"

"Hari ini. Kau di apartemen Zayn, kan? Dan alasan kau di sana karena kau tidak bisa keluar dan melewati paparazi dan pers yang menunggumu di luar. Jadi, aku akan mengirimkan bodyguard yang akan melindungimu untuk bertemu denganku," balas Simon dengan sangat cepat. "Kurasa kau mengerti. Sampai jumpa."

Aku butuh beberapa saat untuk mengingat apa yang Simon katakan barusan. Sungguh, ada suatu hal yang membuatku tidak menyukai Simon Cowell. Entah apa, mungkin ia terlalu sombong atau apa. Tetapi, aku memutuskan untuk tidak memikirkannya lebih lama. Memikirkan nasibku saat bertemu dengannya nanti lebih penting.

Pun aku menaruh ponselku lagi dan kembali ke kamar Zayn. Dia masih terlelap, dengan selimut membungkus keseluruhan tubuhnya. Terbesit di pikiranku untuk membuatkannya sarapan tetapi kuabaikan karena aku tau aku tidak ahli dalam hal itu. Zayn bisa mendapatkan makanan dengan kualitas yang lebih baik.

Saat tidak tau harus berbuat apa, aku teringat akan paparazi di gedung seberang kami. Tirai masih tertutup, aku maupun Zayn tidak berniat untuk membukanya lagi setelah ini. Bagaimana Zayn bisa bertahan selama bertahun-tahun hidupnya tidak lepas dari kamera-kamera itu? Jika ia jenuh, sebenarnya, itu sangat wajar.

Aku mengambil waktu untuk melihat keseluruhan apartemen Zayn. Aku tidak tau apakah aku boleh pergi begitu saja ke seluruh ruangan apartemennya, tetapi karena dia belum bangun, aku melakukannya. Entah berapa meter persegi keseluruhan ruangan ini, yang jelas, ini sangat luas. Maafkan aku, tetapi, jika apartemen ini hanya ditinggali beberapa kali dalam setahun oleh Zayn, aku rela menggantikannya untuk tinggal di sini.

Mendengar pintu di buka, pun aku cepat-cepat menghampiri Zayn yang sudah berdiri di depan kamarnya. Matanya masih lesu, tetapi kurasa, ia membaik. Mungkin tidur memberinya banyak pencerahan.

Aku tersenyum, "selamat pa-"

"Simon mengirimkan pesan padaku."

Dia langsung bergerak untuk duduk ketika aku masih berusaha untuk mencerna kata-katanya. Kususul dia dan duduk di sebelahnya, "apa?"

KatteliansМесто, где живут истории. Откройте их для себя