19||Misi Kedua Berhasil

505 35 1
                                    


Happy reading :)

Jika sudah berpisah yang paling sulit untuk dilupakan adalah kebersamaan. Kebersamaan yang selalu setiap hari berlangsung.


•••

Sekarang Kenzi dan sahabatnya sedang berada di taman belakang sekolah, salah satu tempat yang jarang di kunjungi siapa pun. Jadi jika ada yang bolos sangat jarang ketahuan, tapi kalau nasib sial saat satpam berkeliling mereka yang bolos akan ketahuan dan diberi hukuman.

"Ken!" panggil Axel.

"Apa?" Kenzi dan Kenan serentak menjawab membuat mereka saling menoleh lalu menggeleng - gelengkan kepala karena merasa aneh.

"Susah kalau punya teman tapi awalannya namanya sama, gue panggil Kenzi ya Kenan, bukan lo." Kenan hanya jengah karena bukan dirinya yang dipanggil malahan sahabatnya.

"Kenapa?" tanya Kenzi sambil menaikkan alisnya.

"Gue mau nembak Alexa nih."

"Ya nembak aja, susah amat sih." Prima merasa terganggu dengan pernyataan Axel yang bodoh, kalau mau nembak, nembak aja ini pake diomongin segala. Pusing pala Prima.

"Masalahnya gue gak mau ngelangkahin bos gue."

"Lah kenapa bawa gue, kalau mau nembak, nembak aja. Susah amat." Kenzi juga mulai kesal dengan Axel yang bodoh ini.

"Gue mau nembak Alexa setelah lo udah nembak Naya."

"Kenapa gitu?"

"Mau aja, biar serasa gue sopan sama bos gue sendiri."

"Aneh." Kenzi hanya geleng - geleng kepala.

"Kapan mau nembak Naya, Ken?"

"Nggak tau."

"Kok nggak tau, lo gak mau nembak dia?" tanya Axel yang merasa jika Kenzi ini tidak tulus mencintai Naya.

"Mau lah, tapi mama gue gak boleh gue pacaran."

"Lah, kan yang pacaran lo. Bukan mama lo, mama lo kan udah sama papa lo. Apa mama lo naksir lo? iya lo," ucap Prima ngaur gak jelas.

"Apaan sih lo, jangan ngaur deh lo, apa lo belum makan atau lo kurang kasih sayang? iya lo?" tanya Kenzi yang juga meniru gaya bicara Prima.

"Lo kok niru sih, gak kreatif lo. Percuma punya tampang bagus tapi plagiat. Mati aja sono lo."

"Lo suruh gue mati hah?!" Kenzi memegang kerah baju Prima kuat - kuat, membuat wajah Prima merah karena sesak napas. Kenzi memperhatikan wajah Prima, lalu ketawa sambil melepaskan pegangannya pada kerah baju Prima.

"Kurang ajar lo." Prima menyentil telinga Kenzi keras, membuat telinganya sampai merah.

"Kenapa mama lo gak bolehin pacaran?" tanya Kenan yang paling dewasa antara mereka yang masih bocah gak jelas.

"Takut perhatian gue terbagi." Kenzi tertawa, mendengar ucapannya sendiri.

"Sarap nih orang." Axel meletakkan jari telunjuknya di depan dahinya lalu ia merengkan.

"Udah gak waras, karena gak direstuin oleh mama sendiri. Gue jadi takut ia nanti jadi orang gila yang kurang harapan hidup," ucap Kenan yang juga merasa kasihan melihat Kenzi.

"Apa sih kalian, tetap tenang. Kita gak tau ke depannya gimana Tuhan mentakdirkan hidup kita. Bisa jadi sekarang mama gue nggak ngerestuin tapi beberapa hari kemudian bisa jadi mama gue ngerestuin karena sudah pengen punya cucu." Kenzi gila yang sudah tidak waras, kehilangan akal sehatnya yang terlalu halu.

Be With You [END]Where stories live. Discover now