[7]

441 45 1
                                    

* * *
Jangan lupa vote komen ya hargai penulis 😊 maacih
* * *

"Bun gimana kalo di bagian sudut Cafe sana jadikan panggung mini aja? Karena di medsos lagi booming panggung mini di Cafe loh bun." saran Fariz saat suasana Cafe tak begitu ramai.

"Hemm panggung mini ya...  Boleh juga lantas apa yg kita butuhkan? Apa perlu alat musik lengkap.?"

"Panggung mini bun gak perlu alat musik lengkap, cukup Piano kecil dan gitar listrik saja. InsyaAllah kalo Fariz bertugas sesekali akan memainkannya."

"Oke idemu bagus nanti kita bicarakan dengan ayah Fajri dan kamu harus tanggung jawab membeli alatnya setuju.?"

"Siap kapten!"

Hanya membutuhkan waktu seminggu saja usul dari Fariz dengan cepat tempat yg dimaksud Fariz sudah disulap menjadi panggung mini, Fariz ditemani Fajri membeli alat yg diperlukan bahkan Fariz sendiri yg mendesain panggung mini tersebut.

"Alhamdulillah akhirnya selesai juga!" lega Fajri.

"Besok sudah bisa digunakkan."

* * *
Sepulang sekolah Chila, Ashleen dan Gerald diminta Candy untuk datang ke Cafe melihat panggung mini buatan Fajri dan Fariz itu, tepat saat mereka datang Fariz mencoba bernyanyi.

Kemarin engkau masih ada disini...
Bersamaku menikmati rasa ini...
Berharap semua ini tak akan pernah berakhir bersamamu... Bersamamu...

"kok gue merinding ya menghayati banget Bang Fariz." bisik Ashleen yg hanya dianggukkan oleh Chila.

Kemarin dunia terlihat sangat indah bersamamu menikmati ini semua...
Melewati hitam putih hidup ini... Bersamamu... Bersamamu...

Kini..  Sendiri disini mencarimu tak tau dimana... Semoga tenang kau disana... Selamanya...

"Gue yakin pacar dia udh ninggal! Makanya dia mau nikah sama adeknya  sendiri" ujar Gerald dan dia berhasil mendapat cubitan pedas ditangannya oleh Chila.

Aku...  Selalu mengingatmu doakanmi setiap malamku...  Semoga tenang kau disana selamanya...

Tak terasa airmata Farizpun menetes menghayati lagu yg ia nyanyikan hanya menggunakan gitar listrik itu, tanpa sadar diakhiri nyanyian nya ia mendapat hadiah tepuk tangan meriah suasana Cafe menjadi ramai.

"widih keren juga suara lo bang! Tapi jelas kerenan gue sih haha!" pede Gerald

"Gak yakin suaramu bagus Gerald!" ledek Fariz saat Gerald menghampirinya.

Fariz memberikan Gerald gitar listrik ingin menantang kemampuan bernyanyi dan petikan gitar Gerald,

"Ah lain kali aja gue gak mood." tolak Gerald

"Bilang aja lo kagak bisa nyanyi, lo ngomong aja fals." cibir Ashleen

"Pacar abang meninggal?" tanya Chila tiba-tiba saja membuat Ashleen dan Gerald kaget tak menyangka kata itu keluar dari mulut Chila,
Chila yg biasanya tak se frontal itu kini menjadi frontal melebihi Gerald.

"Harus abang jawab?" tanya balik Fariz menaik turunkan alisnya menggoda Chila yg terlihat penasaran akan jawaban Fariz itu.

"Ya!" jawab Chila agak meninggikkan suaranya.

"Nyanyian itu bukan hanya untuk kekasih yg meninggal saja, tapi bisa juga untuk menyampaikan rasa rindu pada seseorang yg entah dimana keberadaanya sekarang."

"Maksudnya abang pacar abang ninggalin abang gitu? Wah pantes abang mau nikah sama Chila." Gerald pun mulai kesifat aslinya bertanya secara frontal seperti biasa, Ashleen hanya bisa menggelengkan kepala saja bisanya saja kedua sahabatnya seakan tak memperdulikan perasaan bang Fariz.

PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang