[1]

842 50 8
                                    

***
Jangan lupa vote or komen ya
Hargai penulis ^_^
Terima kasih
***

* * *
10 Tahun lalu
"Permisi Nak? Apa benar ini kediaman Pak Fajri,?" tanya seorang pria paruh baya.

"Benar pak? Maaf Bapak ada perlu apa ya? Saya Fariz anak beliau?" jawab bocah berumur 10tahun.

"Ya Allah Fariz? Benarkan kata aku dia Fariz cucu kita Fandi kecil, ya Allah sini nak kami Kakek Nenekmu," ucap Wanita paruh baya mengaku Nenek Fariz memeluk Fariz paksa.

"Lepaskan Nenek Lampir!! Jangan peluk abangnya Chila! Bang Fariz bukan cucu Nenek!" marah Chila bocah berumur 7tahun itu langsung menarik paksa Abangnya yg di peluk oleh orang asing.

"Jangan dek, kita gak boleh kasar sama orang lain apalagi orangtua, mari saya antar masuk kerumah Kek Nek kalian bisa berbicara pada orangtua saya," ujar Fariz ramah mengantarkan tamu asing itu, Di ikuti Chila yg mengandeng erat abangnya itu.

Fariz segera memanggil Ayah Bundanya yg sedang sibuk minum teh bersama di halaman belakang rumah mereka. Tanpa curiga Ayah Bunda Fariz pun menghampiri tamu yg datang, sebelum memulai pembicaraan Fajri meminta anak-anak untuk meninggalkan para orang dewasa berbincang kembali ke kamar Fariz dengan patuh Fariz dan Chila menuju kamar Fariz.

"Memangnya mereka siapa sih Bang? Kok ngaku-ngaku Kakek Nenek abang? Udh gilak ya mereka?"

"Hust gak baik bicara seperti itu dek,"

"Hust gak baik bicara seperti itu dek,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chila dan Fariz kecil

* * *
"Nak Fajri? Masih ingat dengan kami?" tanya wanita tua itu tanpa basa-basi.

"Anda... Hemm. Ah iya Ibu Alm Fandi? Apa kabar Pak Bu sehat? Lantas ada apa kemari?" jawab Fajri agak kikuk, sementara Candy menjadi was-was sekali.

"Begini, tadi itu Fariz bukan? Anak Fandi dan Icha? Yg kalian rawat seperti amanah Icha?" kini Ayah Fandi berbicara.

"Memangnya ada apa? Langsung saja pada intinya!" sambar Candy cukup meninggikkan nada bicaranya, Fajri perlahan menggenggam tangan Candy untuk tetap tenang ia tau kerisauan istrinya itu

"Maaf jika kami lancang? Tapi kami ingin memohon pada kalian untuk mengizinkan kami mengasuh Fariz? Kami janji kami akan...."

"Saya anggap saya tak pernah mendengar apapun! Saya minta kalian bisa tinggalkan rumah saya sekarang juga!" bentak Candy memotong pembicaraan ibu Fandi, Candy tak mau mendengar apapun lagi darinya.

"Kami mohon nak Candy? Kami sangat bersalah atas kehilangan Fandi dan juga Icha kami sangat berdosa tolong berikan kami kesempatan untuk menebus dosa kami mengasuh anak mereka." mohon ibu Fandi.

"STOP! Dia anak kami! Bukan anak orang lain! Tolong pergi dari sini!!" bentak Candy lagi kini airmatanya menetes cukup deras mendengar pembicaraan ibu Fandi seolah Fariz adalah barang yg seenaknya diminta kapanpun mereka mau.

PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang