Part 20

23.4K 1.1K 27
                                    

Sedari tadi, Devan memasang wajah kesal di hadapan Amara. Amara sampai di buat bingung olehnya. Karena merasa udah berfikir keras tapi masih tak juga menemukan jawaban, saat istirahat kedua pun Amara mengajak Devan ngobrol berdua. Dan di sinilah mereka, di taman sekolah yang sepi.

"Lo kenapa sih?" tanya Amara karena sedari tadi Devan masih diam.

"Kenapa apanya?"

"Gimana sih, ditanya malah balik nanya," gerutu Amara dalam hati.

"Kenapa lo pasang muka kesel gitu di hadapan gue?"

Devan melirik Amara yang duduk disebelahnya dengan kesal. "Pake nanya lagi, harusnya lo tau dong."

"Gue nanya berarti gue gatau. Kenapa sih lo, bikin kesel aja."

"Kok jadi lo yang marah sih Ra," protes Devan.

"Ck, lo ngeselin sih."

Devan duduk menghadap Amara. Ia semakin memasang wajah kesal. "Gue cemburu tahu! Peka dong lo."

Amara terbengong menatap Devan. "Cemburu?" gumamnya.

"Iya, gue cemburu!" seru Devan. "Lo tadi akrab banget sama Reyhan. Gue gak suka."

"Ha? Kenapa?"

"Yaampun Ra, gue bilang gue cemburu. Kurang jelas gimana lagi sih."

"Ya maksud gue, kenapa lo cemburu? Emangnya lo siapa gue."

"Gue … Gue sayang sama lo, makanya gue cemburu kalau lo deket sama cowok lain," kata Devan. "Lagian, sejak kapan lo akrab sama Reyhan?"

"Gue emang dari dulu akrab kok sama dia."

"Kok gue gak tau?" Amara mengangkat kedua bahunya. "Yaudahlah terserah. Pokoknya, gue gak suka kalau lo sama cowok lain. Gue cemburu."

"Lo bukan pacar gue, gausah ngatur-ngatur dong."

Devan tersenyum menatap Amara. "Kan OTW Ra, bentar lagi lo juga bakalan jadi pacar gue."

"PD banget lo."

"Harus dong," kata Devan. "Eh, kantin yuk? Lo gak laper?"

"Enggak."

"Tapi gue laper Ra, kantin yuk." Amara berkata 'tidak' namun Devan terus memaksa. Jadi, Amara menuruti saja kemauan Devan.

★★★★

"Kenapa gak dimakan baksonya?" tanya Devan saat melihat Amara tak memakan bakso yang ia belikan

"Gue udah bilang, gue gak laper."

"Tapi kan udah gue beliin, makan dong," kata Devan. "Atau mau gue suapin?"

"Dih, apaan sih lo."

Devan terkekeh pelan melihat reaksi Amara. "Kalau emang mau gue suapin, bilang dong Ra, gausah gengsi," kata Devan seraya memotong salah satu bakso yang ada di mangkuk Amara menjadi dua bagian.

"Gue gak gengsi ya," kata Amara dengan tak suka. Devan menyodorkan sendok kearah Amara. "Apaan nih?"

"Apa lagi? Gue suapin lah," kata Devan. "Ayo dong dimakan."

"Apaan sih Dev, malu tahu dilihatin yang lain," kata Amara sambil melirik ke kanan kirinya. Dan benar saja, siswa yang ada di kantin mencuri-curi pandang kearah Amara dan Devan.

"Ya makanya buruan dimakan, daripada makin dilihatin." Amara memandang Devan dengan tatapan tak suka. "Ayo dong, pegel nih tangan gue pegangin sendok terus." Dengan wajah kesalnya, Amara akhirnya menerima suapan Devan. "Nah bagus, satu lagi."

Secret Agent Fall In Love (TERBIT)Where stories live. Discover now