Ji Sung tertegung. 'Mati?'

Mati-matian Yoongi menahan sesak didadanya. Ingin rasanya ia segera pergi dari tempatnya berdiri sekarang. Sungguh sesak ini sangat menyiksanya.

Ji Sung melenggang pergi. Meninggalkan Yoongi yang sedang bergelut dengan pikirannya sendiri.

'Maafkan hyung tae..'

***

Tap.. Tap.. Tap..

"Maaf Tuan, anda jadi terlalu lama menunggu."

Ji Sung menarik kursinya dan kembali pada bangku cafe yang sebelumnya ia tempati.

"Tenanglah Tuan Min, tidak masalah bagi saya jika harus menunggu anda."

"Bisa kita lanjutkan?"
Tanya tuan Min dengan senyum hangatnya.

"Dengan senang hati."

***

Cklek..

"Eomma.."
Sa Rang yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang seketika menoleh pada sumber suara.

"Kau sudah pulang sayang?"

Yoongi mengangguk.
"Boleh aku masuk?"

Sa Rang tersenyum. Tangannya menepuk-nepuk tempat disebelahnya.

Kaki kecil itu kini melangkah masuk. Berdiri bersebrangan dari posisi wanita paruh baya yang kini memandang dengan wajah terkejut.

"Astaga sayang!! Ada apa dengan wajahmu?"

Yoongi merangkak naik keatas ranjang. Menempatkan kepalanya pada pangkuan Sa Rang.

"Eomma.."
Mata itu tak henti-hentinya memandang wajah cantik seorang wanita paruh baya yang sedang bersamanya sekarang. Seolah ia tak akan pernah lagi melihat wajah itu.

Sa Rang mengusap surai Yoongi lembut.
"Ada apa denganmu hm? Kenapa wajahmu bisa seperti ini?"

"Eomma aku menyayangimu."
Senyum lembut terukir jelas pada wajah Sa Rang.

"Eomma tau. Eomma juga menyayangimu."

Mata Yoongi tepejam. Mencoba mencegah liquid bening yang kini tengah mendesak untuk keluar dari tempatnya.

"Tolong bilang pada appa aku juga menyayanginya."

Sa Rang menangkap kejanggalan pada ucapan Yoongi barusan.

"Kau bisa bilang sendiri saat nanti appa mu pulang ne?"

Yoongi menggeleng.
"Tidak. Aku ingin eomma yang menyampaikan ke appa."

Mata sipit itu terbuka.
"Aku ingin eomma bilang ke appa kalu yoongi menyayangi appa. Bilang juga ke Tehyung kalau aku menyayanginya. Apa eomma mau?"

"Sebenarnya kau kenapa hm?"

Yoongi bangun. Menatap lekat wajah Sa Rang. Bibir Yoongi mengerucut lucu.

"Eomma mau berjanji tidak?"

"Berjanji?"

Yoongi mengangguk mantap.
"Eomma harus berjanji pada Yoongi. Eomma tidak akan menangis lagi, eomma tidak akan marah pada appa tentang apapun yang terjadi. Eomma bisa kan berjanji untuk Yoongi?"

"Sayang.."

"Ayolah eommaaa.... Berjanjilaaahh.."
Rengek Yoongi.

"Ne eomma berjanji."

CHUP!!

Yoongi mencium pipi Sa Rang lantas berlari menuju pintu.

"Dasar anak nakal!!"

Yoongi menjumbulkan kepala dengan mengeluarkan gummy smile nya.

"Saranghae eomma.."

Pintu putih itu tertutup, menenggelamkan tubuh Yoongi yang kian menghilang.

Yoongi kembali membuka pintu lain yang letaknya tak jauh dari kamar Sa Rang.

Cklek..

"Apa kau sudar tidur tae?"

Dengan lucunya, Yoongi kembali menjumbulkan kepala dari balik pintu. Melupakan rasa sakit yang sebenarnya dari tadi tengah ia pendam.

Dirasa tidak ada respon, Yoongi membuka lebar pintu kamar Taehyung. Berjalan masuk menuju sebuah gundukan yang ada diatas ranjang.

Yoongi duduk disamping gundukan itu. Mengelus lembut gundukan dihadapannya dengan perasaan campur aduk.

"Tae.. Mianhae.. Hyung belum bisa jadi hyung yang baik untukmu. Tumbuhlah dengan baik. Jaga eomma untuk hyung."

Namja mungil itu berdiri, kini ia tengah berjalan menuju meja belajar milik Taehyung. Mengambil selembar kertas yang tersedia diatas meja. Tangan nya menuliskan sesuatu disana. Dirasa sudah selesai, ia melipat kertas itu kemudian memasukkan nya kedalam laci.

Yoongi kembali menoleh pada gundukan dibelakangnya.

"Taetae jangan nakal ne.. Hyung janji akan kembali untukmu. Saranghae Taehyungie.."

Helaan nafas keluar dari mulut Yoongi. Berat rasanya jika harus meninggalkan tempat penuh kenangan ini.

Dibawanya kaki kecil itu keluar dari kamar Taehyung. Langkah demi langkah yang ia ciptakan mampu membuat tubuh itu menjauh dari sana. Meninggalkan semua kenangan yang ia ciptakan dirumah ini.








TBC..

JEBAL [myg]Where stories live. Discover now