Panic- Jaebum

674 46 1
                                    

■■■

Malam semakin larut. namun, jaebum enggan meninggalkan ruang kerjanya, apalagi kalau bukan pekerjaannya yang belum usai ia kerjakan. Akhir-akhir ini ia semakin sibuk, karena rapat pergantian CEO semakin dekat dan usut punya usut, jaebum salah satu kandidat CEO perusahaan ritel tersebut.

Istriku 😻

|masih kerja?
|lembur lagi?

Iya sayang, aku mau pulang |
Sebentar lagi|

|take care😽

Begitulah pesan singkat dari sang istri, paling tidak mampu menyadarkan jaebum agar tidak terlalu lama bekerja. Kesehatannya juga penting bukan?

Jaebum segera berkemas, kemudian ia keluar dari ruang kerjanya, tak lupa ia matikan sakelar lampu ruanggannya. Gelap, semua pegawai sudah pulang sejak lima jam yang lalu.

Namun, ada salah satu meja kerja yang masih menampakkan cahaya dari layar komputer. Sedikit takut sebenarnya ia mau menghampiri, takut jika yang ia temui bukanlah manusia. Dengan segenap keberanian, ia melangkahkan kakinya menuju meja kerja yang menunjukkan nomor 13.

Dan saat itu pula jaebum dapat melihat punggung perempuan yang ia yakini pegawainya. Dalam hati jaebum berdoa agar saat wanita itu  berbalik wajahnya berupa manusia tidak kurang apapun.

Jaebum berdehem,mencoba menuadarkan kehadirannya namun tak ada respon. Ia semakin berpikir yang tidak-tidak, namun rasa penasarannya semakin besar, tidak peduli dengan apa yang terjadi nantinya yang jelas ia harus memastikan itu memang pegawainya.

Jaebum mencolek pundak wanita itu.

Dan Ya!

"Jungyoon?"

"Oh- Daepyonim." jawab wanita itu tersentak, ternyata ia ketiduran.

Ternyata itu sekretaris jaebum.

"kenapa belum pulang?"

"Tidak apa-apa, pak. Saya menunggu pacar saya."

Jaebum tersenyum canggung

"Daepyonim, sudah mau pulang?" Jungyoon hanya sekedar memastikan

"Tentu. Aku pulang dulu kau hati-hati, jangan sampai besok tidak masuk kerja." Goda Jaebum sambil tertawa renyah

"Iya, pak." Ia menundukkan badan lalu dibalas senyuman.









Kediaman Jaebum terlihat tidak baik-baik saja sedari tadi istrinya, Naera tidak bisa tenang ia kedapatan memeriksa ponselnya berulang kali sembari bolak-balik di ruang tamu seperti setrikaan. Belum lagi sang suami tak kunjung pulang setelah ia hubungi satu jam yang lalu.

"Aku harus bagaimana, apa yang harus kulakukan." Monolog Naera khawatir

Akhirnya ponselnya berbunyi, dengan cekatan ia menjawab panggilan yang memang ia nantikan sedari tadi.

"Bagaimana keadaanmu?apakah kau baik-baik saja?" Naera khawatir, entah apa itu.

"Semua baik-baik saja. Besok kau bisa kesini, jangan hiraukan aku." Sahut seseorang diseberang sana.

"Ya! Bagaimana mungkin? Ini semua salahku asal kau tahu."

"Sudah... kau istirahat saja, aku mau tidur. Bye-" putusnya secara sepihak, membuat Naera semakin khawatir akan keadaannya.

Sungguh Naera pusing bukan kepalang mengingat apa yang terjadi siang tadi. Iya, ia belajar menyetir mobil bersama Nayeon tadi siang, sebenarnya ia tak ingin. Mengingat ia sangat buruk dalam berkendara namun, Nayeon yang kekeh ingin mengajarkan Naera. Tahu kan Naera ini sangat lemah dengan paksaan ia sangat mudah terbujuk apalagi ditambah dengan aegyo yang menggemaskan tidak peduli usia.

After Married- GOT7[DISCONNECTED]Where stories live. Discover now