BEBAS

31 24 10
                                    

"Aku... dimana... ?" Tanya Ina pada mbak Mina, asisten rumah tangga.

Mbak Mina menjelaskan bagaimana Ina bisa ditemukannya. Katanya waktu itu Mama Ina panik karena Ina tidak ada dikamarnya, padahal beliau masih sempat melihat Ina pulang bersama Edo. Lalu beliau menyuruh Mbak Mina mencari disekitar kompleks. Tanpa mencari jauh-jauh ternyata Ina sedang berada di bangku depan rumahnya, dilihatnya Ina tak sadarkan diri.

Setelah itu dia langsung membawa Ina masuk rumah, memeriksa barangkali terjadi sesuatu, tetapi Ina hanya pingsan karena kelelahan. "Memang apa yang kau lakukan Non sampai pingsan ?"

"Aku.." Ina berpikir. Mencoba ngingat-ingat kejadian tadi malam. "Rei!" Ina segera berlari keluar kamar.

"Tunggu Non! Nona barusan sadar." Mbak Mina mencoba menghentikan Ina. Ina tak mengiraukan.

Ina berlari menuju pintu depan. Seorang perempuan yang berumur sekitar tiga puluhan yang sedang duduk di ruang tamu heran melihat Ina. Bertanya mau kemana dan melarangnya karena kondisi Ina masih belum stabil tetapi Ina keburu keluar pagar. "Aku mau ke rumah Edo, Ma!"

***

"Edo!" Ina mengetuk pintu rumah Edo. Edo keluar sambil mengucek matanya, ia masih berpakaian piyama. Tertegun melihat Ina yang menangis sesenggukan, memeluk Edo.

"Hei! Ada apa ini ?" Edo kebingungan.

"Rei, Edo! Reihan!" Ina semakin erat memeluk Edo.

Edo mengajak Ina untuk duduk diruang tamunya, memberi Ina minum. "Tenangkan dirimu"

Ina menarik nafas dalam-dalam, mencoba menjelaskan apa yang tejadi semalam. Ina juga menjelaskan kalau dia sudah berusaha menghentikan Rei tetapi tidak bisa. Memang sikap Rei berubah sejak beberapa hari yang lalu. Semuanya dia ceritakan dengan runtut.

"Berarti kemarin kau sempat berbicara dengan Rei?" Edo menatap Ina.

"Iya. Tapi aku tidak berhasil membujuknya untuk tetap tinggal." Ina mengusap air matanya.

"Keterlaluan! Siapa sih yang sudah memengaruhinya sampai-sampai dia berubah jadi seperti ini ? memang apa tujuannya ?!" Kata Edo tak habis pikir. "Sudah, kau jangan menangis terus, ayo kita cari Rei sama-sama"

"Benarkah?! Kalau begitu aku pulang dulu, nanti kau jemput aku ya kalau sudah siap." Wajah Ina sangat bersemangat.

Ina berlari pulang, Edo menutup pintu rumahnya.

"kau benar-benar mencintai nya, ya?"

***

Mereka pergi mencari Rei menaiki bus kota. Kursi penumpangnya sudah penuh terisi orang-orang yang berpakaian kemeja kantor. Karena sekarang musim liburan, tidak ada yang berseragam sekolah, meski begitu bis tetap penuh. Ada beberapa pedangang asongan yang ingin diantar ke stasiun kota. Barang dagangannya masih penuh dan rapi.

Tujuan mereka adalah tempat-tempat yang sering dikunjungi Rei. Mereka mengunjungi tempat biasa Rei berlatih bela diri, tempat kursus bela diri.

Mereka bertanya pada pelatih dan kata pelatih Rei sempat kemari, mengatakan bahwa dia keluar dari kursus, dia juga membayar lunas biayanya tanpa serifikat. Dia bilang kalau dia tak punya waktu menunggu sertifikat itu jadi dibuat. Jadi lebih baik tak usah dibuat saja. Bukan hal yang penting katanya. Mendengar cerita dari pelatihnya itu, mereka berdua benar-benar yakin kalau Rei telah memutuskan semua hubungannya dengan mereka berdua.

Setelah itu mereka memutuskan mencari di makam orang tua Rei, kebetulan dulu Rei pernah ziarah setelah pulang sekolah, Rei bilang akan ke suatu tempat yang banyak premannya dan dijamin Ina dan Edo bakal takut jadi sebaiknya mereka tidak ikut. Tetapi mereka berdua penasaran karena alasan Rei yang tidak masuk akal, mereka pun mengikutinya tanpa sepengetahuan Rei.

1000 Bangau [COMPLETED]Where stories live. Discover now