"Kenapa selalu nama Satria sih yang dibawa-bawa Sial!" Ucapnya didalam hati, rahang Pian sudah menggeras karna cemburu.

"Pak kenapa rahangnya tuh, cemburu yah" Ucap Arafah membuat Pian terdiam, Ia tak menyangka Arafah bisa menebak isi hatinya.

Mendengar ucapan Arafah membuat Meydina melirik Pian spontan.
"Mas" Panggilnya lembut belum sempat Pian menjawab tiba-tiba pintu ruangan terbuka.

"Assalamualaikum" Salam Satria dengan semangat.

"Waalaikumsalam" Jawab Mereka berbarengan.

"Eh ada Tamu gak di undang" Ucap Satria menatap Pian dan Meydina sinis.

"Kak ih gak baik" Ucap Fatimah cemberut.

"Eh Haha bercanda kali, nih Tim pesanan Kamu" Ucap Satria lalu memberikan Fatimah es krim.

"Terima Kasih" Ucap Fatimah tersenyum manis.

Melihat adengan didepan matanya membuat Pian semakin tersulut api cemburu.

"Fatim Kamukan lagi sakit! Jangan makan es" Ucap Pian sambil merebut es krim dari tangan Fatimah.

Fatimah menatap Pian dengan tatapan sedih.
"Fatim gak apa-apa kok" Jawab Fatimah.

Satria dan Arafah berdecih kesal melihat prilaku Pian pada Fatimah.
"Eh Pak, Kamukan Suaminya Fatim masa gak tau hal yang harus Fatim lakuin setelah melewati Asmanya" Ucap Arafah merebut es krim dari tangan Pian.

"Nih Tim, gak usah dengerin Dia! Suami sendiri masa gak tau tentang Istrinya sih" Lanjut Arafah sambil memberikan es krimnya pada Fatimah.

Pian yang mendengar ucapan Arafah seperti manusia bodoh yang tidak mengerti apa-apa, saat Pian akan kembali berbicara tiba-tiba Pintu ruangannya kembali terbuka.

"HALLO FATIM" Teriak Sahabat-sahabatnya.

Fatimah dan yang lainnya terkejut atas kedatangan para Sahabatnya itu.

"Eh ada Hama" Ucap Lala spontan, membuat Meydina melotot.

"Jangan gitu" Ucap Aldi sambil menjitak kepala Lala.

"Kalau gak hama Apa? Pelakor?" Tanya Lala.

"Lo ih!" Ucap Aldi kembali menjitak kepala Lala.

"Ucapan Lala gak usah dimasukin hati yah Mey, kalau bisa Masukin ke usus aja biar sakitnya lebih dalam" Celetuk Olin dari belakang.

"Gila aja Dia masukin hati, kan eneng cantik gak punya hati" Ucap Daren dengan tertawa.

"Kalian" Lerai Fatimah yang membuat Daren terkekeh dan mengaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sorry deh" Ucapnya tersenyum lebar.

"Gak papa Daren lanjutin aja Arafah dukung Daren Kok" Dukung Arafah yang membuat Fatimah menahan senyumnnya.

"Siap Neng Arafah kalau Arafah dukung Daren selalu, Daren jadi yakin buat jadiin Arafah pendamping Daren" Ucap Darem dengan malu-malu yang membuat Fatimah terkekeh.

"Arafah gak mau dulu jadi pendamping takutnya malah ada Pelakor lagi nanti Daren tergoda sama Pelakor" Jawab Arafah dengan kesal.

"Eh eh Tenang aja Arafah, Daren gak kaya Pian yang gampang ke goda sama biji cabe" Ucap Daren membuat Arafah tersenyum.

Meydina yang merasa diejek oleh semua orang merasa kesal tangannya sudah mengepal.

"Dasar, dulu aja Gue dibangga-banggain"Ucap Meydina didalam hatinya.

"Bener yah Daren gak akan ke goda?" Tanya Arafah menyakinkan ucapan Daren.

"Iya Arafah, Daren gak akan ke goda sama biji cabe" Jawab Daren.

"Oke, Nah nih Para Sahabat Arafah kalau nanti Arafah nikah sama Daren kalian semua jangan kaya Hama yah nikung Arafah, Arafah udah baik gini sama kalian masa Kalian mau lukain Arafah" Pengumuman Arafah pada Semuanya.

"Sorry Fah, Lala gak kaya onoh noh, udah dikasih hati minta jantung gak inget dulu tunangan orang direbut lah kali ini Laki orang direbut" Jawab Lala dengan sinis.

Dan kali ini Ucapan Lala membuat Meydina mengeluarkan Air matanya Ia sudah tak tahan berada diruangan ini, dan Ia memutuskan untuk berlari keluar ruangan karna Ia yakin Pian akan datang untuk menyusulnya.

Benar saja Pian yang melihat Meydina berlaripun berniat menggejarnya, namun saat Ia akan melangkahkan kakinya, Ari mengeluarkan Suara yang membuat Pian terdiam.

"Kejar aja Dia dulu, pas Lo balik lagi tau-tau Fatim udah sama Gue" Ucap Ari dengan tenang.

Mendengar ucapan Ari membuat Pian mempertimbangkan kembali niatnya untuk mengejar Meydina.

Pian tak berani untuk mengejar Meydina karna Ia tau ucapan Ari tidak bercanda, karna Ari selalu bersungguh-sungguh atas semua ucapannya.

"Bayi" Ucap Pian dalam hatinya.

Lalu Pian tak memperdulikan lagi ucapan Ari Ia berlari keluar tanpa berucap sepatah katapun pada Fatimah bahkan Pian tak melirik Fatimah Ia langsung pergi begitu saja.

Yang ada dalam pikiran Pian saat ini adalah, bagaimana keadaan Bayi nya, Kandungan Meydina itu lemah Ia tak mau kehilangan Bayinya.

Sedangkan Fatimah hanya tersenyum melihat kepergian Pian.
"Gitu yah" Ucap Fatimah dalam hatinya.

Melihat kepergian Pian membuat tangan Para sahabat Fatimah terkepal.

"Wanita gak tau diri" Ucap Satria dalam hatinya.

"Tim" Panggil Arafah pelan lalu mengenggam erat tangan Fatimah.

Ari terdiam melihat keadaan Fatimah, Sahabatnya itu rapuh membuat hatinya ikut Sakit, dan Ia bersumpah akan benar-benar merebut Fatimah dari Suaminya.





HALLO TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA🌸.

GIMANA SAMA PART 12 NYA? Semoga Suka Yah 🌸.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA! Supaya Aku Nambah Semangat Buat Update ❤.

OHIYA JANGAN LUPA FOLLOW ( IKUTI ) AKUN INI JUGA! 🌸.

TERIMA KASIH ATAS 4K PEMBACAAA
HUUUAAAA
TERHARU LAGI AKU HIKSS🌸

DAN VOTE NYA JUGA MENUJU 1K,
VOTE TERUS YAH JANGAN LUPA🌸

🌸WASSALAMUALAIKUM🌸

FATIMAH

Safitri_522

FATIMAH [ TERBIT ]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora