Eighteen

16 0 0
                                    

Sudah 3 hari Alena melakukan aksi mogok dan mengurung diri dikamar. Ia tak ingin kemanapun, membuat Rico frustasi. Ini hari ke empat Alena bolos sekolah. Tidak lebih tepatnya izin, Dila yang membuatkan surat izinnya.

Rico berjalan menuju kamar Alena sambil membawa nampan berisikan makanan. Setelah sampai, ia menatap ke depan pintu. Disana tergeletak nampan yang sama seperti yang kemarin-kemarin. Nampan yang masih utuh tetapi makanannya sudab berbau. Ia mendesah, lalu meletakkan nampan yang dipegangnya dan membawa pergi nampan yang berisi makanan basi itu.

Tak lama ia kembali, mengetuk perlahan pintu kamar Alena. "Len makan dulu!" Seru Rico. Tak ada sahutan, "Kakak dobrak ya?!" Tambahnya lagi.

"Letakin disitu, nanti Alen makan!" Seru Alena lirih hampir berbisik. Yah, siapa sih yang bakalan tahan gak makan 3 hari. Alhasil, tubuh Alena lemah, dia hanya mampu meringkuk diranjang.

"Len lo gak papa! Gue masuk ya!" Seru Rico mengeluarkan sebuah kunci. Yah, kunci cadangan kamar Alena. Tetapi ia berhenti, meminta persetujuan sang pemilik kamar atau jika tidak hal yang kemarin terulang lagi.

Disaat Rico memaksakan kehendaknya, ia membuka paksa kamar Alena dengan kunci yang dia miliki. Ia mendapat sambutan dengan berbagai macam barang melayang ke tubuhnya. Mulai dari hal yang lunak seperti bantal hingga vas bunga yang bisa membuat kepalanya sobek.

"Gak usah!" Seru Alena. Tetapi mendegar suara adiknya yang hanya tersisa di tenggorokkan itu dia memutuskan membuka pintu itu. Rico terkejut melihat Alena yang duduk meringkuk di lantai. Buru-buru ia berlari dan meraih tubuh mungil Alena.

"Len lo kenapa? Len tetap sadar!!" Rico panik, ia menampar pipi adiknya itu dengan lembut agar sang adik tetap terjaga. Rico mulai meraih ponsel didalam sakunya, menekan sebuah nomor.

"Deon!! Cepet lo kesini, bawa dokter sekalian!" Perintah Rico, disebrang sana Deon kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Gak usah nanya, lo kesini cepet sambil bawa dokter!" Rico mematikan panggilan itu, lalu mengendong tubuh Alena dan membaringkannya di ranjang. Wajah adiknya itu nampak tirus, tidak seperti yang dia lihat seminggu yang lalu.

Rico mengusap wajahnya dengan kasar, melihat Alena yang pingsan ia benar-benar meruntuki kebodohannya. "Gue bakal berhenti, kalo lo bisa baik-baik kaya dulu Len!" Batinnya. Ia kemudian keluar dari kamar Alena.

🍂🍂🍂

Disisi lain, Elios sama berantakannya dengan Alena. Semenjak kejadian waktu itu, ia tidak pernah masuk kesekolah. Bukan karena sakit, ia memilih menghabiskan waktunya untuk berkelahi dan balapan liar. Yah, hanya kehidupan malam yang dapat melampiaskan kemarahannya. Tetapi, ia sebenarnya menanti Rico menghampirinya dan memukulinya habis-habisan tetapi laki-laki itu sama sekali tidak muncul seperti yang diharapkan Elios.

Ia menghabiskan gelas ke empatbelasnya itu dan memanggil seorang bartander. "Tambah lagi!" Serunya, mengabaikan tatapan bartander yang kebingungan dengan tingkahnya.

"Oi..udah El! Lo mau mabok apa ya?!" Seorang laki-laki menghampirinya, ya siapa lagi kalau bukan Gilang. Elios menatapnya sayu, pandangannya mulai memudar.

"Oi..El!!" Gilang menepuk-nepuk pipi Elios yang lebam akibat perkelahiannya kemarin. "Yah..teler deh bocah!" Seru Gilang melihat kawannya itu sudah hampir kehilangan kesadaran. Bartander itu kembali membawa satu gelas vodka tetapi Gilang mengkodenya untuk membawa pergi gelas itu.

"Lo kenapa sih El? Heran gue!" Seru Gilang memapah kawannya itu pergi dari sana.

"Gue masih bisa jalan!" Elios menepis tangan Gilang, membuat dia menggeleng tidak paham.

"Udahlah..jalan lo aja kaya bayi baru belajar berdiri gini!" Timpalnya.

"Lo tau gak, ternyata si cewek cantik itu juga gak masuk kesekolah semenjak lo bawa dia loh! Dia udah lo rusak?" Tanya Gilang ceplas ceplos. Elios berdiri, ia menepis Gilang dengan kasar kali ini. Matanya mengelap, membuat Gilang takut.

"Denger ya! GUE GAK ADA NAFSU BUAT CEWEK JAL*NG KAYA DIA!" Ucapnya berjalan sempoyongan menuju mobilnya.

Gilang masih berdiri disana, seulas senyum terukir diwajah tampannya. Yah, sahabatnya itu sedang jatuh cinta. Lucu yaa..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hi!! Siapa yang udah nungguin aku up??😂
Pokoknya kuy baca terus yaa..pantengin wattpad akuu jangan lupa😂

I'm very grateful if you want vote this story🙏💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INVOLUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang