Twelve

23 2 0
                                    

Elios menghentikan mobilnya. Baik Elios maupun Alena sama-sama diam atas kejadian tadi.

"Ehm..turun!" ucap Elios membuat Alena tersadar. Kini dia telah berada didepan rumahnya pas.

Alena segera turun tanpa mengucapkan kata apapun. Lalu, Elios menyusulnya. "Liat gue!" ucap Elios, Alena perlahan-lahan mendongakkan matanya.

Nampak sorot ketakutan dari iris mata Alena. Tanpa diduga, Elios langsung memeluknya. "Maaf" ucapnya tulus.

Lalu, dia melepaskan pelukan itu dan kembali masuk ke dalam mobil melesat meninggalkan Alena yang masih berdiri mematung.

Tak disangka, ada satu orang lagi yang melihat kejadian itu, yah..Rico

🍂🍂🍂


"Baru pulang?" suara khas Rico membuat Alena terkejut.

"Em..iya." Alena tak berani kenatap mata Rico

"Len? Lo kenapa?" Rico yang tau gerak gerik Alena yang gelisah menghampirinya.

"Gak, gak kok. Alen kekamar dulu capek!" Alena langsung berlari saat kakaknya itu hampir berdiri didekatnya.

Alena merebahkan badannya seusai mandi. Lalu, pintu kamarnya diketuk. Nampak Rico datang membawakan sepiring nasi.

"Makan! Lo pasti laper!" Rico menyodorkan piring itu ke Alena.

"Lo gak mau cerita apa gitu hari ini? Biasanya lo cerita tentang sekolah?" Alena mengentikan aksi makannya. Kemudian nampak bingung. Dia tak tau apa yang harus dikatakannya.

"Em..gak, gak ada apa-apa kok. Sama kek hari biasanya." ucap Alena melanjutkan makan.

"Gue liat lo tadi dianter pulang sama cowok." Rico memancing Alena untuk bercerita.

"Itu,, itu temen. Gak lebih." Alena terlihat gugup sekarang.

"Temen? Gue kira tadi Elios." ucap Rico membuat Alena tersedak.

"Uhuk..apaan sih? Lo halu ya?"

"Makan itu pelan-pelan, sampe kesedak gitu. Gue ambilin air dulu deh" Rico berdiri, lalu keluar. Sedangkan Alena, dia mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Bohong sama kakak gak dosa kan ya??" ucapnya.

🍂🍂🍂


Paginya, Alena langsung bergegas berangkat ke sekolah. "Kakak cepet!! Gue gak mau sampe telat!!" teriaknya dihalaman rumah.

Rico keluar. "Eitss..tunggu. Tumben bawa masker kak??" Alena melihat wajah Rico yang terselimuti masker berwarna hitam

"Lagi kepengen aja. Udah ayo!!" Rico menaiki motornya. Tapi Alena tidak menaiki motor malah membuka paksa masker yang dikenakan kakaknya.

"Tuh kan kakak bohong! Kakak berantem? Jangan bilang tadi malam kakak ke sirkuit balapan ya???" nampak bekas pukulan di pipi sebelah kanan Rico. Membuat sang adik merasa marah.

"Kan udah dibilangin jangan main ketempat kek gitu!! Lena gak suka!!" Alena menitikan air matanya. Membuat Rico turun dari motor dan menghapus air mata sang adik.

"Maaf." satu kata itu yang mampu keluar dari mulut Rico.

"Alen itu gak mau kalo misalnya nanti kakak kenapa-napa pas main disana!! Stop buat balapan! Stop buat berantem!! Alen gak mau kakak nyari-nyari musuh! Alen cuma mau kita itu hidup damai." seru Alena sambil terisak.

"Ya, maaf. Ini yang terakhir." ucap Rico memeluk adiknya supaya tenang.

INVOLUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang