Eleven

19 2 0
                                    

Alena menatap keluar jendela dengan perasaan yang buruk. "Lo mau bawa gue kemana? Ini udah mau malem. Awas lo macem-macem!!"

Dia tak habis fikir dengan pria satu ini, padahal tadi untuk berjalan saja susah tapi sekarang dia malah menyetir.

"Siapa juga yang mau macem-macem sama lo, cewek gak berbentuk gitu apa yang mau dimacem-macemin."

"Wahh, kurang ajar banget lo!! Berhenti!! Turunin gue disini!!" Teriak Alena marah.

Dan benar saja, Elios menghentikan mobilnya dipinggir jalan. "Turun!" perintahnya.

Alena menatapnya geram. Lalu keluar sambil membanting pintu.

Kemudian mobil Elios melesat meninggalkan Alena sendirian dijalan. Tanpa babibu, Alena berjalan kaki sambil terus mengumpat kasar.

"Dasar manusia setengah setan. Ya gitu dehh kelakuannya. Ihhh sebel!!!!" Alena berteriak, persetan dengan orang-orang yang menatap bingung dan risih kepadanya.

Dirasakannya kedua kakinya mulai pegal. Dia duduk ditepi jalan sambil melihat lalu lalang kendaraan.

"Sumpah. Gue kaya anak sma yang habis kecopetan terus bingung mau pulang kemana." ucapnya sendiri

"Udah tas gue ada di sekolah, gimana nasib semua isinya. Handphone juga mati" Alena kemudian meneteskan air mata sambil mengenggam ponselnya. Tak lama, ada yang mengeretnya untuk berdiri.

Alena jatuh tersungkur karena meronta. Dilihatnya orang yang melakukan hal tadi. Dan nampak dua orang pria tersenyum kearahnya.

"Adek ngapain disini." tanya salah satu diantaranya. Sungguh, Alena merasa takut untuk sekarang ini.

Sekarang dia hanya berharap kakaknya datang dan menghajar dua pria ini.

"Hey kok diem, gak usah takut. Sini kita anterin pulang." keduanya maju bersama kearah Alena. Dan Alena dia hanya mampu memejamkan mata dan berdoa.

Tiba-tiba suara benda dipukul membuatnya membuka matanya. Dan benar saja, dua orang tadi telah jatuh tersungkur dengan luka di wajahnya.

Alena menatap orang yang memukuli mereka dengan terkejut.

"Gue ingetin sekali lagi. Jangankan kalian, presiden gak gue kasih izin buat nyentuh pembantu gue. Sekali lagi gue liat lo berdua. Mati itu pilihan terbaik yang ada." Elios memalingkan pandangannya dan menatap Alena dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Pulang!" Alena yang masih mematung ditempat langsung tersadar dan mengikuti Elios yang menggandeng tangannya.

INVOLUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang