Eight

41 2 0
                                    

Alena menghempaskan tubuhnya  ke ranjang. Hari yang melelahkan, pikirnya. Dia benar-benar tidak habis fikir dengan ulah si monster. Yup, Alena mendapat julukan itu sewaktu diperjalanan pulang tadi.

Monster. Itu adalah kata yang tepat untuk Elios.
Tak mau memikirkan pria itu terlalu lama, dia segera berganti pakaian dan turun ke lantai satu.

Tiba-tiba didepan pintu sudah nampak seorang pria yang membawa nampan berisi makanan dan minuman, tak lupa dengan beberapa obat-obatan.

"Gausah turun. Makan disini aja, gue tungguin!" ucapnya serayap meletakan nampan itu dipaha Alena.

"Ihh..apaan sih? Lebay tau gak! Gue gak papa."

"Nah ini nihh, dibalik kata gak papa itu tersemat arti gue kacauu!" Rico menggeret kursi yang ada dimeja belajar sang adik kehadapan adiknya. "Sekarang makan!" dia duduk sambil mengamati muka pucat pasi milik gadis cantik itu.

"Gak usah diliati gitu bisa gak? Risih gue, eneg bawaannya!"

"Hadee..adek kurang ajar!"

Alena terkekeh pelan, menampakan sederet gigi putihnya.

"Kok bisa bengek itu gimana ceritanya?" tanya Rico

Alena menatap kakaknya itu dengan perasaan was-was. "Tadi disuruh lari muter lapangan 5×"

"Kok bisa?"

"Bisa aja, gak sengaja bikin pelanggaran."

"Kok lo mau-maunya sih disuruh gitu?"

"Heh bodoh! Seengaknya tuh lo ngomong kek punya asma..pasti lo diem aja kan? Dasar!! Cari penyakit sendiri." tambah Rico.

"Halahh..diemm deh, gue makan gak nyaman nih!" Alena buru-buru menganti topik pembicaraan.

"Heh obat jangan lupa diminum!" ucap Rico.

Setelah selesai menunggui adiknya itu dia langsung membawa nampan dan keluar dari kamar Alena. Membiarkan gadis kecilnya itu untuk istirahat.

Diam-diam Rico menelpon seseorang. Nada sambung terdengar dari sebrang sana.

"Woy kapan lo balik ke sekolah?" tanya Rico

"..."

"Gue punya tugas buat lo.."
Dan terdengar suara samar-samar dari balik pintu kamar Rico itu.

🍂🍂🍂

Alena duduk melemaskan badannya disalah satu bangku kursi ditaman. Dia menatap kearah dimana kantin berada.

Dia sedang menunggu teman satu-satunya itu yang sedang membelikan makanan untuknya. Yahh, hari ini bisa dikatakan dia bisa bersantai-santai.

Kebetulan sekali, tak ada sang monster yang menganggunya. Ibarat hilang ditelan bumi. Monster itu tak menelpon atau mengiriminya pesan tadi malam. Dan tak mencarinya dikelasnya. Sungguh hari yang damai.

"Woy..Len!" tersentak dari lamunannya Alena, gadis itu mengerutu pada seseorang yang tak lain adalah Dila.

"Paan sih Dil!"

"Nih pesenan lo!" Alena mengambil sebungkus sandwich itu.

"Eh..tumben ya tuh kakel gak nyariin lo!"

"Siapa?"

"Elios lah!"

"Ohh..tau dah, penting sekarang gue damai." Alena tersenyum lebar, tiba-tiba ponselnya berdering.

Dan senyum dibibirnya itu memudar perlahan-lahan. Tertera disana sebuah nama monster labil.

Alena ragu untuk menjawab panggilan itu, tapi kemudian dia mengangkatnya.

"Temuin gue digudang sekolah, sekarang!" lalu panggilan itu mati seketika.

"Apa-apaan nih monster?" tanya Alena kebingungan.

"Kenapa? Ada apa?" Dila yang dari tadi menatap Alena tanpa berkedip pun tampak sedikit cemas sekarang.

"Tenang, paling suruh ngambilin apa gitu. Gue pergi dulu yak" Alena beranjak meninggalkan taman.

"Hati-hati!!" teriak Dila disambut senyum tipis dari gadis cantik itu.














Kritik n Saran ditunggu selalu.
Thanks💞

INVOLUTEWhere stories live. Discover now