Satu

32 5 0
                                    

Rumah yang sepintas tampak begitu luas dengan desain modern yang terlihat menyolok di sebuah desa. Di ruang keluarga rumah tersebut, berkumpullah satu keluarga yang saling bercengkrama penuh kehangatan. Mereka tertawa penuh kebahagiaan, menikmati waktu bersama. Dinding dan langit-langit berwarna putih, dan tingginya sekitar empat meter. Beberapa perabotan mengisi ruangan tersebut. Barisan sofa diduduki oleh semua anggota keluarga. Beberapa camilan ringan dan teh hangat tersedia di atas meja untuk menemani obrolan mereka.

Perkenalkan namaku Sari, aku adalah anak tertua di keluargaku. Sekarang aku berprofesi sebagai seorang dosen dan juga wirausahawan muda. Hidup keluargaku kini telah berubah, aku bersyukur atas berkah yang diberikan Tuhan untukku dan keluargaku. Adik pertamaku bernama Maulana, sekarang dia kelas tiga SMA. Dia adalah anak laki-laki satunya-satunya di keluargaku, dia adalah anak yang sholeh dan senang mendalami ilmu agama karena, cita-citanya ingin menjadi seorang Kiai. Aku sangat mendukung keinginannya itu. Adik keduaku, bernama Aisyah, ia masih duduk di bangku SMP, adikku yang satu ini adalah sosok yang ceria dan aktif. Dia menyukai bidang olahraga dan dia juga telah menjuarai beberapa perlombaan. Katanya dia ingin menjadi seorang atlet, tentu saja aku sebagai kakaknya akan sangat mendukung keinginannya itu.

Kedua orang tuaku bukanlah berasal dari keluarga yang kaya. Mereka hanyalah keluarga sederhana yang berharap anak-anaknya bisa menjadi orang sukses. Ya, ayahku adalah seorang kuli bangunan sedangkan ibuku hanyalah seorang pembantu rumah tangga. Namun, mereka sangat menginginkan anak-anaknya untuk bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Mereka berharap kehidupan kami tidak seperti mereka yang bisa dikatakan kekurangan. Dengan segala usaha mereka bisa membiayai pendidikan kami. Hingga akhirnya aku mendapat beasiswa untuk bisa kuliah di perguruan tinggi. Berawal dari situlah nasib keluarga kami mulai berubah.

Tidak ada yang menyangka bahwa aku anak seorang kuli bangunan dapat mengenyam bangku kuliah. Mungkin saja itu sudah takdir dari Allah, jalan bagiku untuk memperbaiki nasib keluargaku. Bahkan sampai sekarang aku masih belum percaya bahwa aku bisa seperti sekarang ini, namun terlepas dari itu aku sangat bersyukur. Untuk mencapai kesuksesan tentu harus melewati banyak hal, susah senang selalu mengiringi langkahku. Aku yakin dunia pasti akan berputar. Tidak selamanya yang dibawah selalu dibawah dan juga yang diatas selalu diatas. Begitulah kehidupan di dunia ini, tidak ada yang abadi. Dimana ada kemauan pasti ada jalan, itulah prinsip dalam hidupku. Dengan apa yang aku raih saat ini aku juga bisa membantu keluargaku yang lain. Karena aku ingin semua keluargaku bisa merasakan hidup yang lebih baik. Meski pada awalnya merekalah yang menjadi penghalang pertama dalam mencapai impianku. Tetapi aku tidak membenci mereka, justru aku sangat berterima kasih pada mereka. Berkat mereka, aku memiliki semangat yang lebih kuat untuk bisa menggapai impianku. Tak ada jalan yang mulus-mulus saja untuk bisa mencapai suatu hal yang besar. Tanda ada jalan yang tanpa batu di setiap bagian-bagian menuju kesuksesan. Justru halangan dan rintangan itu adalah tantangan terbesar dalam perjalanan menggapai mimpiku.


Kembali Ke Masa LaluWhere stories live. Discover now