dokter - 22

Mulai dari awal
                                    

"Oke aku ngerti kamu lagi gamau deket aku. Tapi kamu tau kan aku sayang banget sama kamu dan aku gamau kamu kenapa-kenapa. Maaf kalo emang aku salah," 

Ka Seungwoo langsung pergi ninggalin gue. Gue narik nafas gue, berusaha buat ga nangis, tapi seperti yang kalian tau, gue lemah. Gue duduk di koridor sendiri, nutup muka gue dan nangis sejadi-jadinya.

"Ara, lo kenapa?" 

Dohyon lari dari ujung koridor nyamperin gue dan langsung jongkok didepan gue.

"Dohyon," gue langsung meluk dia dan nangis bener-bener nangis. "Gue mau pulang Yon, gue mau pulang,"

"Iya-iya ayo gue izinin. Udah jangan nangis," Dohyon bawa gue ke guru piket buat izin pulang alesannya karena sakit. Dohyon juga nelfon ka Hangyul buat jemput gue dan manggil Hana sama Dongpyo.

"Hyon Ara kenapa?" gue langsung meluk Hana.

"Tadi gue ketemu dia di koridor lagi duduk sendirian terus nangis kejer," 

"Ra, udah jangan nangis udah," Dongpyo ngelus-ngelus kepala gue. "Gue sama Dohyon masih ada kerjaan, lo sama Hana dulu aja ya, nanti pulang sekolah kita kerumah lo,"

Gue cuman ngangguk-ngangguk akhirnya Dongpyo sama Dohyon pergi. Gue buka hape dan ngasih liat Hana tentang pesan itu. Muka Hana langsung kaya syok gitu.

"Ra,"

"Iya Han, gara-gara ini,"

"Ra tapi lo gabisa main ambil kesimpulan gitu aja," kata Hana.

"Iya gue tau, tapi gabisa Han, gatau kenapa gue sakit banget bacanya," gue nundukin kepala gue. "Tadi gue minta ka Seungwoo buat ngejauh dulu dari gue. Gue bodoh banget Han,"

"Ya ampun Ra. Udah jangan nangis kaya gini," Hana meluk gue.

"Gue sayang ka Seungwoo Han, gue gamau dia sama ka Ahin," 

"Engga Ra, ka Seungwoo gabakal ninggalin lo. Udah jangan nangis ya?" Hana ngelus-ngelus punggung gue sampe gue udah tenang dan bisa berenti nangis. "Tuh ka Hangyul udah dateng. Nanti pulang sekolah gue sama yang lain kerumah lo okay?"

Gue ngangguk dan langsung jalan ke arah mobilnya ka Hangyul. Gue masuk dan langsung duduk.

"Kenapa Ra?" gue geleng-geleng kepala. "Ra gue gasuka lo rahasiain hal-hal kaya gini dari gue loh ya,"

"Iya nanti Ara cerita," ka Hangyul diem dan langsung bawa gue pulang. Gue langsung naik ke kamar dan ngunci kamar gue. Gue duduk diem senderan ke kasur gue dan akhirnya memutuskan buat tidur.

----------

tok tok

Gue bangun karena ada suara pintu, gue buka dan ngintip dikit ternyata itu Hana, Dongpyo, Dohyon. 

"Ya ampun bener-bener kaya mayat hidup loh anak ini," kata Dohyon.

"Nih, dari bang Seungwoo," Dongpyo ngasih 1 plastik isinya snack.

"Taro aja disitu," gue tiduran lagi dikasur dan nutup mata gue.

"Ra, kita udah diceritain Hana," kata Dongpyo. "Gue yakin bang Seungwoo ga kaya gitu Ra,"

"Iya Pyo,"

"Lo gaboleh main ambil kesimpulan loh Ra. Gue juga jadi ka Seungwoo bakalan bingung banget," kata Dohyon.

"Iya, gue tau gue gabisa kaya gini. Tapi entah kenapa gue ngerasa sakit banget, padahal itu foto biasa aja ya haha. Mungkin keinget dia pernah nampar gue,"

"Terus lo mau sampe kapan ngejauh dari bang Seungwoo?" kata Dohyon.

Gue gajawab.

"Udah lah Ra. Ka Seungwoo itu pasti sayangnya sama lo doang," kata Hana.

"Semoga aja Han,"

"Yaudah jangan nangis lagi udah. Liat nih mata lo ih kaya abis di tonjok," kata Dongpyo.

"Gue tiba-tiba kangen sama ayah," kata gue.

"Ayah lo masih di luar negeri ya Ra?" kata Hana.

"Iya, di Singapura," 

"Nitip coklat ya sama ayah hehe," kata Dohyon.

"Yaudah kita makan dulu aja yuk, tadi bunda nyuruh lo turun Ra. Bunda masak," kata Dongpyo.

Akhirnya kita turun dan duduk di meja makan.

"Ya ampun Ara, kamu abis nangis lagi?" kata Bunda.

"Iya tuh bun," kata Hana.

"Liat ini kantung matanya. Abis ini kita ke dokter pokoknya," 

"Bun ini cuman kantung mata doang," kata gue.

"Tapi senangis-nangisnya orang ga sebengkak ini sayang. Udah dengerin aja kata bunda,"

"Iya bun,"

Unpredictable Love | Han Seungwoo pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang