Six

1.7K 200 10
                                    

Bagian kedua.



Bulan Desember



adalah waktu yang menyenangkan bagi semua orang. Liburan, Natal dan perayaan Tahun baru. Ahh, Jungkook berpikir bahwa tahun ini Natal pasti akan sangat menyenangkan dengan kehadiran semua kakak-kakaknya.

Ya, tapi tentu dia harus sedikit lebih bersabar. Ini masih awal bulan dan mereka memiliki rentetan jadwal yang padat dan tentu melelahkan.


Ini sudah menjelang malam dan semua member berada di dorm untuk bersiap-siap. Tengah malam nanti mereka memiliki jadwal penerbangan ke Jepang untuk melakukan promosi. Jungkook berada di sofa dan dia melihat Namjoon berjalan ke sana kemari dan Seokjin terus mengomel karena Namjoon kadang menginjak barang-barangnya. Sementara itu Hoseok berlari-lari mengelilingi apartemen karena Taehyung mengerjarnya dengan membawa payung—Jungkook tidak ingin tahu tentang apa lagi yang kedua pengacau itu lakukan—dan dia juga melihat Jimin yang dengan tenang mengatur baju-bajunya ke dalam koper. Lalu—tunggu, dimana Yoongi hyung-nya?

Jungkook mengernyit dengan beberapa pikiran yang muncul di dalam kepalanya. Kemudian dia bangkit dan berjalan menuju ke kamar tidur mereka. Jungkook membuka pintu dan ketika mendapati betapa berantakannya ruangan itu—dengan baju yang berserakan dimana-mana serta beberapa buku dan tas—Jungkook memutuskan untuk langsung meninggalkannya karena jika dia masuk lebih dalam, mungkin dia akan berakhir meladeni nafsu untuk membersihkan ruangan itu daripada mencari Yoongi.

Anak itu melanjutkan pencariannya. Ke dapur, kamar mandi dan berakhir di balkon. Tapi Yoongi tidak ada dimanapun. Jungkook menyipitkan matanya dengan tangan yang menggenggam terali balkon. Dia mengedarkan pandangannya—oke, mungkin ini tidak ada gunanya dan terlihat bodoh, tapi—dan melihat sesuatu yang tidak asing. Walaupun ini malam hari dan angin yang berembus cukup untuk membuat kedinginan, tetapi Jungkook bisa melihatnya di sana. Di sebuah apotek yang sebenarnya berada di gang sebelah tapi karena posisinya saat ini, Jungkook bisa melihat Yoongi dengan cukup jelas di sana.

Jungkook masih memperhatikan dan lipatan-lipatan itu kembali timbul di dahinya saat melihat Yoongi keluar dari sana dengan sebuah kantung. Kakaknya juga terlihat merobek sebuah bungkusan obat tablet dan langsung memasukkan sebutir ke dalam mulut, tanpa air.



Apa Yoongi hyung sakit?

***

Semua orang panik. Saat itu mereka hampir tiba di penghujung acara dan Yoongi tumbang.

Tubuhnya penuh dengan keringat di saat tangan mencengkram perut dengan erat. Awalnya semua orang sudah berpikir bahwa ada yang tidak beres saat melihat Yoongi berjalan dengan cukup tergopoh memasuki ruang tunggu, lalu ketika pekikan Seokjin terdengar bersamaan dengan tubuh Yoongi yang runtuh di sisinya, tidak ada yang tidak merasa panik.

"Yoongi, hei, Yoongi.. Kau bisa mendengarku?" Seokjin yang paling dekat, jadi dia dengan segera membawa kepala Yoongi ke pangkuannya, menepuk-nepuk pipi Yoongi pelan disaat pemuda itu hanya terengah dengan mata yang mengerjap sayu.

"Aku.. tidak apa—"

"Tarik nafas Yoongi, hirup udaranya," Seorang staff datang dan memberinya instruksi, Yoongi merasakan sebuah alat—terlihat seperti semprotanoksigen—terpasang menutupi hidung dan mulutnya. Dia berusaha untuk mengikuti arahan dengan baik kendati tidak bisa fokus untuk apapun saat ini. Perut dan kepalanya sakit, lalu di sekitarnya member yang lain memandang dengan khawatir—Yoongi bahkan melihat Jungkook sudah berkaca-kaca di sana.

Ayolah, jangan jadi pemuda payah.

Yoongi memejamkan mata sejenak, kemudian dia menggeser alat yang masih dipasang di wajahnya lalu bangkit untuk duduk, menciptakan kernyitan di dahi semua orang.

Trivia : AgapeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant