Quinze (1)

562 68 8
                                    

Suasana di dalam mobil itu sunyi.

Empat orang yang kembali dari tebing sama sekali tidak mengatakan apapun. Satu muka tertekuk karena masih berusaha meredakan sisa-sisa emosi, satu berusaha fokus untuk mengemudi meski mata dan hidung sedikit sembab, satu memainkan handphone—ini hanya dalih karena sebenarnya dia tidak tahu harus melakukan apa—dan satu lagi memejamkan mata sambil bersandar di bahu yang bermain handphone. Tidak, bukan tidur. Pingsan. 

Jungkook pingsan di tempat tadi.

Jadi begini, setelah pemberontakan yang Jungkook lakukan ketika kakak-kakaknya memeluknya, pemuda itu dengan nekat berlari ingin melompat dari atas tebing.

Namjoon memiliki tubuh dan tenaga yang paling kuat dalam grup, dia bisa dengan mudah menarik Jungkook yang berhasil lepas dari dekapan mereka dan berusaha berlari ke tepi tebing. Hoseok menjerit histeris dan Yoongi kaku di tempat. 

"Bocah sialan!" Namjoon menarik Jungkook dengan panik untuk menjauhi tepi tebing itu. Kemudian mengguncang tubuh Jungkook kuat-kuat, "Apa yang kau lakukan hah?!" 

Mata Jungkook terlihat kosong dan Hoseok menangis melihat keadaan adiknya. Yoongi tidak jauh dari mereka diam dengan tangan terkepal kuat, tubuhnya sedikit gemetar. Adiknya hampir menjatuhkan diri dari tempat ini.

"Lebih baik aku mati saja hyung."

"APA YANG KAU MAKSUD MATI HAH—"

Bugg!

"Yoongi hyung!" 

Keadaan berubah begitu cepat. Yoongi menarik kerah baju Jungkook untuk berdiri setelah melepas satu tonjokan di pipi pemuda itu, cukup kuat karena Jungkook sampai tersungkur di tanah. Mata Yoongi bergetar, tangannya mengepal begitu kuat mencengkram kain di sekitar leher Jungkook, "Kau mau mati di sini?"

Plakk 

Satu tamparan kembali melayang, kuat, tapi tidak buat Jungkook tersungkur seperti tadi. Namjoon berusaha menahan Yoongi dan Hoseok yang terisak berusaha untuk mendekati Jungkook yang terdiam.

"Kau mau mati di sini hah?! Kenapa semua orang ingin mati di sini?!"

Yoongi berteriak frustasi, Namjoon masih berusaha memegangi agar Yoongi tidak mendekati Jungkook lagi, "Hyung, tenanglah.." 

Hoseok memeluk Jungkook erat-erat, berusaha untuk tidak terisak dan mengelus tengkuk adiknya dengan bisikan-bisikan lembut, "Jungkook tolong tenang.. Jangan berlaku nekat begitu ya.."

Yoongi menghela nafas kuat-kuat lalu tertawa hambar, berontakan berhenti dan air matanya jatuh, "Kau tidak ada bedanya dengan ibu.. Kalian memang jahat sekali." Setelah itu Yoongi menyentak kuat tangan Namjoon yang memeganginya dan berjalan menjauh.


Jungkook mendengar kalimat itu dengan samar-samar, kepalanya terasa begitu berat. Pandangannya sudah kabur ketika menangkap siluet kakanya berjalan menjauh. Sesuatu juga terasa mengalir turun dari hidungnya. Jungkook memejamkan matanya di pundak Hoseok dan tidak mengingat apapun lagi setelah itu. 


***


Begitu mereka sampai di hotel, beberapa staff mereka sudah menunggu di lobby. Namjoon memberitahu manajer mereka tentang keadaan Jungkook dan mereka mengerahkan beberapa orang untuk mengosongkan lobby sebisa mungkin agar tidak ada yang melihat keadaan Jungkook. Mereka sudah akan kembali ke Korea dan itu tidak akan menyenangkan jika mereka disambut oleh bejibun wartawan yang ingin tahu akan kondisi si bungsu.

Trivia : AgapeWhere stories live. Discover now