05

823 199 188
                                    

R I N D U   K E M B A L I

Pembaca yang baik, jangan lupa di Vote, komen, dan share agar teman-teman kalian ikut baca cerita ini❤

💌💌💌

"Masuk? Enggak? Masuk? Enggak?"

Seperti biasanya, sekarang Gebby sudah berada di depan kelas bertuliskan XII Ips1. Gebby mengembuskan napasnya. Di atas lantai keramik polos berwarna putih gadis itu terus mondar-mandir, bingung antara masuk atau tidak.

Rasanya sangat sulit menerima semuanya. Setelah kejadian kemarin saat Theo memintanya untuk tidak muncul lagi di hadapannya, kemudian pergi begitu saja tanpa melihat mata Gebby yang memerah membuat keberanian Gebby menghilang.

Jujur, rasanya Gebby ingin pergi seperti kata Theo. Namun, ia sudah melangkah terlalu jauh. Hampir tiga tahun Gebby  mendekati Theo. Walaupun tak acuh, tapi Gebby yakin suatu saat nanti Theo akan luluh.

"Iiih, Chika bantuin aku dong!" Chika mengedikan bahu. Jari-jari lentiknya bergerak lincah di atas ponselnya sambil tersenyum geli, tak menghiraukan Gebby yang sedari tadi merengek meminta bantuan.

"Ayolah Chik, mana yang katanya sahabat?" 

"Ge, lo kan tau gue benci banget sama Theo. Sok ganteng!" ketus chika, "lagian buat apa sih lo kasih dia makanan tiap hari, sedangkan buat lo makan aja harus kerja dulu."

"Kali ini aja. aku janji deh, ini yang terakhir aku kasih Theo sarapan."

"Setiap lo minta bantuan gue juga bilangnya ini yang terakhir," jawab Chika malas.

"Beneran ini yang terakhir."

"Oke, ini yang terakhir. Besok-besok gak ada yang namanya sarapan buat Theo!"

"Iya, besok aku kasih dia makan siang."

Chika melotot mendengar jawaban Gebby. "Masuk aja lo sendiri!"

"Iya, iya, bawel."

Mereka berdua berjalan berdampingan. Berbanding terbalik dengan Chika yang melangkah santai, perempuan di sampingnya kini terlihat cemas, memikirkan perkataan pedas apa lagi yang akan dilontarkan Theo kali ini.

Dengan sedikit ragu Gebby tetap mengikuti langkah Chika, mendekati bangku yang terlihat kosong. Gebby menghela napas lega, beruntunglah dirinya karena ternyata hanya ada beberapa murid saja di dalam kelas Theo.

"Cepat taruh kalau lo gak mau ketahuan." Gebby mengangguk, menaruh kotak berwarna kuning itu di atas meja Theo.

"Ngapain lo di situ?"

Deg.

Tuh, kan. Sudah ia duga pasti nasib sial akan kembali muncul. Suara yang sangat familiar itu menggema di ruang kelas. Gebby membalikan tubuhnya menghadap ke sumber suara, menatap wajah datar Theo sekilas lalu kembali menunduk.

"A-aku cuma mau kasih makanan," ujar Gebby gugup.

"Buang aja! Gue gak suka makanan dari orang asing!" ketus Theo

Tidak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu, Chika langsung menyahut tidak kalah pedas. "HEH. KALAU LO GAK SUKA MAKANAN DARI GEBBY JANGAN SEENAKNYA LO NYURUH DIA BUANG! LO GAK TAU, KAN, GIMANA PERJUANGAN DIA BUAT NGASIH LO MAKANAN TIAP HARI?! PIKIR PAKE OTAK! TUNJUKIN KALAU LO EMANG PINTER!"

Jangan Datang Lagi, Cinta! Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz