Saat pandangan Cowok itu ingin mengarah kepada Ocean —mungkin karna sedari tadi diperhatiin olehnya cowok itu jadi risih— Ocean dengan cepat membuang muka, berusaha menutupi mukanya lalu kembali berjalan menghampiri Caca dan Karin.
'gila! Ternyata dunia sesempit ini' batin Ocean.
🌊🌊🌊
Saat ini, Ocean dan ketiga sahabatnya sedang berada di kantin. Padahal belum waktunya istirahat. Entahlah ketiganya hanya bosan mendengarkan ocehan guru di dalam kelas.
Ocean menggiti sedotan pelastiknya seraya berfikir, ia masih belum bisa menghilangkan kejadian yang ia lihat semalam.
Kedua sahabatnya sedang mengobrol sesekali tertawa, dan bahkan Ocean hanya mengangguk atau menggeleng ketika di tanyai oleh keduanya tanpa berniat bergabung dengan obrolan mereka.
Karin menyenggol lengan Ocean "kenapa si lo? Bengong mulu dari tadi"
Caca tertawa "biarin aja biarin, lagi horny dia"
"sialan lo" umpat Ocean yang hanya di balas Caca dengan mengangkat sebelah alisnya menantang.
Saat Ocean ingin menyeruput minumannya, tiba-tiba saja kata-kata Caca terlintas di pikirannya.
'lawannya itu pembalap kelas kakap, gak pernah kalah—'
"tunggu" ucap Ocean tiba-tiba. Membuat Caca dan karin menatap Ocean bingung. Ocean menatap Caca "Ca, lo tau siapa lawan Satya semalem?"
Caca mengerutkan dahi "tau. kan udah gue omongin semalem. Dia itu pembalap senior yang nggak gampang di kalah—"
"gue tau! Bukan itu pertanyaan gue" potong Ocean cepat.
"huh?!" Caca semakin mengerutkan dahinya bingung.
"lo tau siapa orangnya?" lanjut Ocean, dan terdengar sangat serius.
Caca menggeleng, masih dengan tampang bingung.
Sedangkan karin, ia malah tersenyum menatap Ocean. "lo kenapa nanya itu? Suka? Ciee.. Selera lo makin liar aja"
Ocean memutar matanya jengkel, setelah itu tidak ada yang bersuara lagi. Ketiganya sibuk dengan pikiran masing masing.
Sampai akhirnya Caca berbicara tanpa mengalihkan tatapannya dari gelas kaca yang ada di depannya "kenapa lo mau tau?"
Ocean memainkan jarinya di pinggiran gelas, tanpa berniat menjawab pertanyaan yang di lontarkan Caca.
Kembali hening, hanya helaan nafas ketiganya yang terdengar, sampai tiba karin mennyenggol lengan Caca dan Ocean kencang, hingga membuat keduanya mengumpat keras. "ada Bu Silvi, buruan kabur" ucap karin panik.
Ocean dan Caca langsung mengalihkan pandangannya ke luar kantin. benar saja, guru itu sedang berpatroli dengan Stick Golf di tangan kanannya, Bu Silvi sedang mengitari tatapannya ke arah lapangan, tepat kepada anak-anak yang sedang melaksanakan pelajaran olahraga.
Ocean tersenyum senang, ia melihat area kantin mencari sesuatu yang sekiranya dapat mengalihkan fokus guru itu ke arahnya.
YOU ARE READING
EVANESCENT
Teen FictionOCEAN Cewek cantik, seksi, angkuh, arogan dan dambaan lelaki ini hobinya melanggar peraturan di sekolah. seperti, Rambut di warnain, baju di kecilin, rok di pendekin dan kukunya tidak pernah absen untuk di beri perwarna. Bukan hanya kuku yang tidak...
