[42] Rumah

1.2K 106 16
                                    

'Cause I knew I was in love with you
When we sat in silence

Before You Exit - Silence

***

Hangat; matahari sore menyelinap dari balik jendela dan meski tidak saling menggenggam, jemari mereka saling menyentuh. Raffa bisa merasakan bagaimana kelingking Rena bermain dengan kelingkingnya, seolah mereka sedang membuat janji tak terucap.

Dingin; sebab kemudian, Rena menjauh, dan Raffa tahu mengapa.

"I'm sorry," ucap Raffa, hampir serupa gumaman. Tetapi Rena tetap mendengarnya; dan hatinya serta-merta mencelos.

"Sorry?" ulang Rena, berusaha tertawa. "Lo gak salah apa-apa, Raf. Go for it."

Raffa menghela napas. "Gue balik ke Indonesia dengan harapan gue bisa ambil kuliah di sini, kerja di sini. Tapi semuanya gak selalu berjalan sesuai keinginan gue."

"Iya, gue tau." Rena menyela, tidak ingin mendengar penjelasan yang berakhir sia-sia. Sia-sia sebab tidak satupun dari penjelasan itu bisa mengubah kenyataan.

"Lo tau?" Raffa bertanya, menunggu sampai Rena membalas tatapannya.

Rena tersenyum pahit. "Gue tau."

Selama beberapa saat, mereka saling terdiam. Mereka duduk bersisian di bawah jendela kamar Raffa, menghabiskan sore dengan melihat-lihat album foto masa kecil mereka. Melihat album biru dari Rena yang masih kosong, dan berjanji akan mengisinya bersama-sama. Janji yang kini Rena ragu akan sungguh-sungguh mereka tepati.

Rena menunduk dan menatap jemari mereka yang kini semakin menjauh.

Raffa berbisik, "Lo tau, kalo gue sayang sama lo?"

Rena berhenti bernapas selama beberapa saat, sebelum semuanya bergerak terlalu cepat. Raffa bergerak ke arahnya terlalu cepat, tangan Raffa memeluknya terlalu cepat, dan tiba-tiba ia merasa sesak.

"Raffa-"

Hangat; kali bukan karena matahari, tetapi karena tubuh Raffa yang berada di dekapannya.

Dingin; sebab Rena tahu, kehangatan ini tidak akan bertahan lama.

"I love you."

Raffa akan pergi; itu satu hal yang pasti. Dan hal yang pasti lainnya, ia akan selalu menanti.

Album biru darinya tergeletak di lantai; dengan huruf R yang menjadi satu-satunya penghias sampul.

R.

R untuk rumah dan Raffa.

Ia akan selalu menjadi rumah yang menanti kepulangan Raffa.

"I love you too."

***



"Seperti senja yang hadirnya hanya sekejap;

Ia tidak ditakdirkan untuk menetap.

Seperti senja yang tenggelam beratus kali,

Aku percaya ia akan selalu kembali."




***

Setelah perjalanan selama delapan jam, akhirnya ia kembali memijak tanah.

R untuk RaffaWhere stories live. Discover now