3

31 0 0
                                    

Perhatianmu itu selalu menjadi inginku.

Setelah kejadian senin itu kenapa sikapmu masih biasa?
Kukira aku yang kau suka.
Nyatanya hanya perkiraan semata.

  "Umm.. S-sen ma-makasih topinya minggu lalu." Ucapku menyinggung kejadian seminggu yang lalu.

Kejadian yang membuatku banyak mengira.

    "Topi?" Tanyanya menaikkan satu alis.

Wahh.. hebat sekali kau nak, sudah melupakan hal spesial seperti itu. Tapi dimana letak spesialnya hal seperti itu di mata seorang Arsenal?

      "Iya Sen,topi upacara." Jelasku berharap dia ingat.

      "Ohh.. hmm" responnya.

Serius gitu doang?! Astaga Arsen! Kulkas tetaplah kulkas! Ingat itu!

Nyatanya responmu yang singkat itu masih kuharapkan sampai sekarang.

   "Tunggu, Lo masha bukan?" Tanyanya menghentikan langkahku.

Yesss Arsen ngajak ngomong!

   "Gue Marsha loh,bukan Masha." Jelasku membuat teman teman Arsen tertawa.

   "Wahh.. kebanyakan bolos sih lo Sen! Temen sekelas yang lo tau siapa coba wahahahah." Tawa Denis menggelegar mencuri perhatian semua anak kelas.

   "Cabut yok bro." Ajak Dirga.

   "Males gue." Ucap Denis.

Tunggu. Ngapain aku diem disini? Mending pergi.

    "Woy Marsha! Ngapain lo pergi? Gabung sini!" Suruh Rama.

     "Cherr!! Sini yuk gabung! Kesian temen lo gak ada friend!" Panggil Denis membuat Cherry datang.

     "Sha,temenin gue sama Rama main dong!" Ajak Denis.

     "Hayyu lah." Setelah kami mulai bermain tiba tiba Arsen berdiri mengajak Dirga ke rooftop dan pergi.

     "Cher,kita cus kuy." Ucapku setelah selesai bermain.

     "Hayu lah,gabut gua main ig mulu." Ucapnya mengajakku ke perpus.

Harusnya saat itu aku tahu kalau kamu menahanku bukan karena ingin dekat denganku.

Goresan LukaWhere stories live. Discover now