Ep. 12

644 102 25
                                    


"Bu, bagaimana jika aku tak melakukan apa yang seharusnya dilakukan?"

Seulgi kecil berdiri agak jauh dari sang Ibu, tubuh kecilnya terbungkus selimut berbahan sutra. Ia ragu untuk bertanya, takut juga jika Sang Ibu mungkin saja murka.

"Maksudmu?"

Ia menghela nafasnya, lalu melepas selimut yang melindunginya membiarkan kain itu bersentuhan dengan lantai. Langkah kakinya berjalan menghampiri Sang Ibu, matanya terus mengarah pada benda yang di kerjakannya, sebuah kerajinan tangan yang cantik.

"Jika saja aku tak berniat memusnahkan Serigala apa yang akan kau lakukan?"

Ibunya tersenyum, ia tentu tak bodoh untuk memahami pertanyaan sang buah hati.

"Kau tak perlu memusnahkan mereka, cukup jadikan mereka budak."

Seulgi kecil meneguk liurnya kasar, ia tentu paham apa yang dimaksud Sang Ibu, ia juga sadar Sang Ibu hanya mencoba memancing.

"Kau tentu tahu maksudku Bu, aku hanya takut jika tak bisa melaksanakan tugas yang diberikan dan justru menghancurkannya."

"Jadi maksudmu, kau akan membiarkan Serigala menjajah kita?"

"Tidak."

Bagaimana ya, ia jadi takut sendiri. Ibunya nampak berbeda, tak ada kehangatan disana.

"Apa tak ada cara lain? Bagaimana jika aku mampu membuat kita berdamai?"

"Lakukan saja."

"Benarkah?"

Matanya berbinar, ia tahu bahwa ada banyak cara selain peperangan.

"Namun kau akan mati sebelum itu."

ㄧTHBVㄧ

Kesejukan yang tercipta akibat pohon besar dengan daun yang rindang itu membuat ketenangan tercipta disana, ditambah bangku panjang berwarna putih tulang yang terletak dibawahnya membuat nyaman siapapun yang duduk diatasnya.

Seulgi, gadis itu menatap kosong rumput liar yang mulai tumbuh. Kakinya yang menyilang dengan cahaya yang menyelip dari balik dedaunan sangat membantu memancarkan kecantikannya. Angin yang berhembus lembut seolah sedang menyesuaikan diri dengan suasana hatinya. Dadanya sesak, dan matanya sedikit berair.

Tak mungkin.

Dirinya mencoba menolak segala sesuatu yang memungkinkan, setelah Taehyung menghampirinya dan memberitahukan akan kesangkutpautan Jimin dengan masa lalunya membuat hatinya membuncah.

Harusnya ia marah, harusnya ia segera membunuh Jimin. Namun mengapa ia tak bisa?

Pria itu memang ditakdirkan mati bertahun-tahun lalu ditangannya, jadi jika Tuhan mempertemukan mereka kembali tandanya pria itu harus benar-benar mati kali ini. Seulgi yang lemah kembali, ini bukan wilayahnya jadi ia tak boleh bersedih disembarang tempat. Lalu apa yang harus ia lakukan?

Hatinya sakit, dadanya sesak, seperti ada sesuatu yang menindihnya. Mana mungkin, Seulgi telah berjanji pada Ibunya untuk tak menyukai musuhnya dan ia juga tak sudi melakukannya, tapi kenapa ia tak bisa membunuh Jimin? Apa ia, menyukainya? Atau bahkan lebih dari itu? Cinta? Benarkah?

Melihat Jimin yang bersungguh-sungguh tadi membuat hatinya tak karuan. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Kenapa banyak sekali yang menggangu hatinya? Mereka bisa menyerang Seulgi dimanapun, tapi kenapa harus hatinya? Dan kenapa harus menancap tepat disana? Dengan ditemani memori yang harusnya tenggelam sejak lama.

THE HALF BLOOD VAMPIRE (THBV)Where stories live. Discover now