12

1.2K 64 5
                                    

Budayakan menekan bintang sebelum membaca. Karna menekan bintang itu gratis🌟

Sambil membaca coba putar lagu di atas ya biar dapet feed-nya😙
**

Rintikan gerimis membasahi gundukan tanah dengan batu nisan yang bertuliskan nama GISELLA LARASATI. Tempat ini adalah tempat favorit bagi Andre jika dirinya sedang merasa sedih, cowok itu selalu bercerita tentang keluh dan kesah-nya kepada kekasihnya yang kini sudah berbeda alam dengannya.

Baginya, tempat ini adalah tempat paling tepat untuk bercerita. Walaupun Giselle tidak menjawab semua curhatan Andre, tetapi ia percaya bahwa Giselle mendengar semua yang Andre ceritakan di atas gundukan tanah ini.

Andre membelai batu nisan milik Giselle, lalu cowok itu menarik senyuman pedih di bibirnya "Sel, liat aku! Aku gagal menjadi apa yang mereka  mau"

Andre gagal lolos seleksi karna cedera yang terjadi di kaki sebelah kanannya. Semua ini terjadi karna Genta, kalau saja dia tidak memberi tahu kepada Coach Teddy. Mungkin dia sudah lolos dan akan melakukan TC bulan depan.

Andre mencoba untuk tetap terlihat kuat di hadapan seluruh teman-temannya, terutama Ridho dan Robbi. Dia tidak mau memperlihatkan kekecewaannya kepada orang-orang yang ia sayang, walaupun untuk saat ini dia sedang hancur sehancur hancurnya.

"Dunia gak boleh tau kalau kamu lagi babak belur. Dunia hanya boleh tau kalo kamu masih tetap berdiri tegak setelah badai menerjang"

Andre menoleh ketika mendengar suara seseorang yang sedang berdiri tak jauh dari dirinya "Kay?"

Kay tersenyum, lalu gadis itu berjalan menghampiri Andre yang kini sedang duduk di samping gundukan tanah makam milik Giselle.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Andre sambil menghapus sedikit air mata-nya menggunakan lengan baju futsalnya.

"Terserah gue dong" Balas Kay sambil mengambil posisi duduk tepat di samping cowok itu. 

"Hai Giselle" Ucap Kay sambil mengelus batu nisan itu dengan lembut.

Andre mengangkat alis-nya sebelah "Lo kenal Giselle?

"Kenal dong"

Andre menatap Kay dengan tatapan bingung.

"Walaupun gue gak tau gimana bentuk wajah dia, tapi gue yakin kalo dia adalah wanita yang cantik" Ucapnya.

Andre terdiam dan menunduk.

"Ndre" Kay memegang pundak Andre. Dan cowok itu mengangkat kepalanya menatap Kay "Semua orang memang bisa dengan senang hati menerima kemenangan, tapi enggak untuk kekalahan"

Andre masih terdiam. Bibirnya masih sulit untuk berbicara, kekecewaan yang ia alami tadi sudah cukup bisa membuat cowok itu kehilangan akal sehat. Perjuangan-nya selama ini untuk terus berlatih tak kenal siang atau pun malam telah pupus dalam hitungan menit.

"Kita hanya manusia biasa, kita cuma bisa menjalankan skenario yang telah Allah rencanakan untuk kita" Kay berbicara sambil mencoba untuk memberikan semangat moril pada Andre "Yang patah akan tumbuh. Dan yang hilang akan berganti, jadikan hal ini menjadi sebuah pelajaran yang harus lo perbaiki. Kalo hari ini lo gagal, besok lo harus berlatih lebih giat lagi. Supaya lo bisa memperbaiki kesalahan yang lo buat hari ini"

Mendengar perkataan Kay, perlahan-lahan Andre mulai menarik senyum sumir "Untuk beberapa waktu ini gue udah gak bisa main bola lagi, Kay"

"Kenapa?"

"Pergelangan kaki kanan gue cedera, dan kemungkinan besar gue gak bisa main bola dulu untuk beberapa bulan ke depan" Ucap Andre sambil memegangi kaki kanan-nya.

Ice Boy and StalkersWhere stories live. Discover now