12. Kembali bersama [Dazai End]

8.2K 860 270
                                    

Republik_anu69 lagi opmemb tuh, cek aja lgsng ke sana.

--------------

Dazai memegang gagang pintu dengan keraguan.

Ragu, namun dia ingin mengingatnya kembali.

Di dalam apartemen ini, apartemen mewah yang dulu miliknya, dia melupakan sesuatu yang sangat berharga.

Sebenarnya apartemen itu masih miliknya, tapi karna dia akan menuju jalan lain. Pilihannya- harus meninggalkan tempat ini.

Ceklek.
Dazai akhirnya membuka pintu, kemudian di sambut dengan ruangan yang berisi banyak kenangan antara [Y/n] dan dirinya.

Kakinya langsung di langkahkan ke arah kamar tidur yang dulu di tempatinya.

Terkejut?
Ya tentu saja terkejut karna ada seorang gadis yang duduk di atas kasur kamar yang seharusnya kosong itu. Dazai membatu dan tidak bisa berkata-kata.

Gadis itu segera menyadari kehadiran Dazai, dan segera menoleh ke arah Dazai dengan wajah yang sembab- habis menangis, di pangkuannya terdapat album foto yang ingin di ambil Dazai.

"D-dazai-kun?!" orang itu [Y/n], tentu saja hanya [Y/n] dan Oda yang bisa keluar masuk kedalam bekas apartemen Dazai.

"Maaf aku hanya ingin mengambil ini, aku tau kau tak membutuhkannya lagi." kata [Y/n].

"Tidak, aku sangat membutuhkan benda itu [Y/n]-chan." batin Dazai menjerit.

"A-aku masih mencintaimu." kata Dazai frontal dia sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Maaf-" tenggorokan [Y/n] tercekat.

Dazai tau sudah tidak ada kesempatan untuknya.

"Maaf aku egois, tapi aku juga masih mencintaimu Dazai-kun." [Y/n] bangkit dari tempat tidur dan segera menerjang Dazai.

Dazai sedikit terhuyung dan akhirnya mereka jatuh ke atas kasur bersama.

Beban di pundak Dazai bagai terangkat.
Dazai menatap [Y/n] yang tengah menatapnya juga.

"Aku pikir kau akhirnya memilih Chuuya." kata Dazai.

"Mana mungkin, awalnya aku memang beralih memilih Chuuya-kun. Tapi di pikiran ku dan hatiku, nama mu sudah terukir di sana. Dan tak bisa di hapuskan." kata [Y/n] sembari mengenggam tangan Dazai yang terlilit perban.

Dazai tersenyum, begitu juga [Y/n].
Benar kata Oda, Dazai cuma tidak jujur terhadap perasaannya sendiri.

"[Y/n]-chan, aku ingin menempuh jalan lain." kata Dazai kemudian Dazai menyatukan dahi [Y/n] dengan Dahinya, sembari beradu pandang, tenggelam dalam pesona masing-masing.

"Tentu saja aku akan ikut, walau Dazai-kun pergi ke neraka sekali pun." kata [Y/n].

Dazai menghelah nafas panjang.

"Jangan sampai seperti itu, kau pantas hidup lebih baik lagi." kata Dazai.

[Y/n] suka ini, [Y/n] suka Dazai yang perhatian kepadanya, dan memberitahu segala hal kepada [Y/n].

"Aku selalu mencintaimu Dazai-kun." kata [Y/n], genggamannya mengerat.

"Aku tau."

Dazai memajukan wajahnya ke arah [Y/n] dan

Cup
Dazai tentu saja menciumnya, ciuman hangat yang penuh perasaan, penuh kehangatan, dan penuh dengan cinta mereka.

"S-sekarang, bagaimana meminta izin Kouyo-nee? Dan papa." [Y/n] takut, kedua orang itu tak akan melepaskannya dengan mudah.

"Anggap saja ini seperti kawin lari."

Bibir [Y/n] mengerucut mendengar perkataan Dazai.

"Aku bercanda sayang, asal kau disisiku, itu bukan masalah besar." kata Dazai sembari mengelus rambut [Y/n].

Tentu saja, karna seorang Dazai osamu dapat menemukan solusi dari masalah ini, solusi untuk membawa kabur sang puteri tanpa ada para pengawal yang mengejar.

Akhirnya [Y/n] tidak menjadi budak dari perasaanya lagi, dan Dazai?

Tentu saja dia sangat mencintai dan membutuhkan [Y/n].

Kini mereka berdua mencintai satu sama lain dengan tulus.

The end.

Thanks for reading and support my stories.

Ilysm guys.

Pantangin terus akun saya, karna kedepannya masih banyak karya yg akan saya anuin.

Bucin  ◇ Dazai osamu Where stories live. Discover now