"Maldives?" Pangeran Magnus mengulang nama pulau favorit warga dunia sebagai destinasi liburan alam. "Dia mau membawa kekasihku ke Maldives?" Pangeran Magnus mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Tidak. Dia tidak bisa melakukannya." Bola mata biru milik Pangeran Magnus terlihat tidak terselami.

Di antara gemelatuk giginya, Pangeran Magnus memberikan statement yang tidak terbantahkan, "Hubungi kepala bagian penerbangan, cabut surat izin jet pribadi Silas, katakan ini perintahku, atas namaku," tekannya tajam. "Dan aku mau saat ini juga, kurang dari dua jam, Silas tahu aku yang mencabut surat izin terbangnya," sambungnya.

Sementara Inspektur Phill melakukan tugasnya, Putri Harvey yang sejak tadi sudah menahan diri memilih untuk mengeluarkan isi kepalanya. Tidak. Dia nyaris tidak mengenal Pangeran Magnus saat ini. . . Pangeran Magnus adalah pria paling tersabar yang selalu menunjukkan kepala dingin ketika menghadapi masalah, tidak dengan sikap otoriter seperti ini.

"Aku masih belum bisa paham, kau menuduh Kak Silas sebagai dalang batalnya pernikahanmu dengan Harmony sementara kau sendiri belum memberikan penjelasan apapun, mengapa kau meninggalkan Harmony di hari pernikahan kalian?" Putri Harvey nyaris menggerutu ketika memberikan pendapatnya. "Kak, kau bukan Magnus yang kukenal."

"Harvey. . ." Pangeran Magnus menekan. ". . .Aku tidak bisa menjelaskannya padamu sekarang, tidak dalam situasi seperti ini. Aku perlu membawa Silas di hadapanku, Harmony harus bersamaku. Aku takkan menerima risiko Silas melakukan sesuatu yang buruk pada Harmony."

"Kak Silas tidak mungkin melakukan hal buruk pada Harmony," bantah Putri Harvey. "Kak Silas mencintai Harmony. Mereka memilikki bagian dari mereka."

Pangeran Magnus terdiam. Rasanya seperti mendengar berita teroris melakukan bom bunuh diri di pusat kota Lorechester ketika mendengar kata bagian dari mereka.

"Dia tidak mencintainya," ucap Pangeran Magnus dingin. "Silas hanya menjadikan Harmony sebagai alat untuk membalaskan kebenciannya padaku," sambungnya ironi.

Putri Harvey melebarkan matanya. Apa-apaan ini. Semuanya terasa asing dalam sudut pandangnya. Dia mengenal Pangeran Silas. Dia pun mengenal Pangeran Magnus. Seburuk apapun perlakuan keluarga kerajaan pada Pangeran Silas, pangeran itu selalu diam dan menerima. Pun Pangeran Magnus, dia tidak pernah menjadi kambing hitam adiknya sendiri. Dan sekarang. . .

"Apa karena kau lari dari pernikahanmu, meninggalkan Harmony, membuat Harmony harus menikahi Kak Silas dan di saat-saat seperti itu hanya ada Kak Silas yang menemani Harmony, kau sekarang mau datang tanpa menunjukkan kesalahanmu, justru melempar semua kesalahan pada Kak Silas?" Putri Harvey menelan ludahnya getir. "Kak, kau bukan Kak Magnus yang kukenal. Benar-benar bukan."

"Phill, katakan juga pada mereka, tidak boleh ada satu pun penerbangan domestik yang menerbangkan Silas keluar negara dengan alasan apapun. Tidak juga dengan helikopter militer," suruh Pangeran Magnus, mengabaikan argumen Putri Harvey.

"Kakak!"

"Percuma aku memberikan penjelasan, Harvey. Jangan kau pikir aku tidak tahu kalau kau diam-diam punya perasaan lebih dari seorang sepupu pada Silas Kau tidak akan percaya padaku sebelum aku memaparkan buktinya," kata Pangeran Magnus ironi.

Putri Harvey makin melebarkan matanya. Dia tidak percaya jika Pangeran Magnus akan mengungkapkan hal seperti itu di hadapan orang-orang, termasuk Erosh Axton, kekasihnya. Ia ingin berargumen lagi, namun Inspektur Phill mencegahnya,

"Bagian penerbangan dan imigrasi akan memastikan Pangeran Silas tidak akan bisa keluar dari Lorechester."

"Bagus." Pangeran Magnus mengangguk puas. "Kita harus melacak keberadaan Silas, Phill," lanjutnya.

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) - New Version Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang