sept.

2.1K 496 137
                                    

dulu, yang aku tau jaemin adalah mahasiswa yang cuek. tidak pernah berbicara jika tidak diperlukan, setiap menunggu kelas pun dia selalu duduk sendirian sambil menggambar atau belajar. tapi meskipun begitu jaemin punya teman, dia tidak dikucilkan. dia pintar dan pekerja keras. walaupun sedikit ketus sih.

namun, setelah mengenal jaemin lebih lama ternyata dia sangat baik dan lucu. sepertinya selama ini jaemin hanya kurang bisa mengekspresikan perasaan nya dengan baik. dia juga tampak sangat tertutup kepada orang lain. aku jadi semakin penasaran soal jaemin, apalagi setelah mendengar ucapan dia tentang kisah sedih.

"kamu tau gak, aku punya kakak?" tanya jaemin. aku menoleh kepada nya,"masa? kamu gapernah cerita. coba kasih tau aku." pinta ku. jaemin tersenyum tipis.

"nama nya jeno, lee jeno." ucap jaemin. tangan nya meraih buku sketsa di samping nya dan membuka bagian yang kosong dan mulai menggambar. mataku mengikuti gerakan jari nya yang menggambar sebuah sketsa wajah dengan asal. alis tebal, mata yang hampir tidak terlihat, dan bibir yang tersenyum lebar.

"ini. kurang lebih wujudnya begini. mata nya hilang kalau dia tertawa. dia ulangtahun duluan daripada aku, maka nya dia kakak ku. kalau aku suka gambar, dia suka main game. dulu waktu aku masih tinggal serumah sama dia, aku sering main sama dia. terus dia dia baik banget sama aku." cerita jaemin sambil tersenyum. aku jadi ikut tersenyum melihat dia.

"oh iya, kok marga kalian berbeda?" tanya ku. dan saat itu, senyuman jaemin memudar.

wajah nya berubah jadi sedih. apa aku salah bertanya? "ehㅡ aku gaada maksud apa-apa. penasaran aja. toh, zaman sekarang marga juga ga berarti apa-apa kan?" aku berusaha menghibur nya. jaemin mengangguk pelan. "iya. kamu benar. yang penting dia sayang sama aku."

aku mengangguk dan kembali melihat pemandangan di depan. "sudah sore." gumam jaemin. aku mendongakkan kepala ku dan melihat langit yang mulai berwarna oranye. "mau pulang?" tanya jaemin. "sebenarnya aku masih mau disini, tapi kalau kamu sudah mau pulang, ayo pulang."

"ayo. yang lain juga sudah pulang." ajak jaemin yang kemudian bangkit dari duduk nya dan membersihkan bagian belakang celana nya dengan tangan. lalu jaemin mengulurkan tangan nya ke arah ku. "kenapa?" tanya ku bingung.

jaemin cemberut, sepertinya dia kecewa karena aku gak mengerti apa maksud dia. "pegangan tangan." ucap jaemin.

sungguh, dia imut sekali. berbicara dengan wajah cemberut seperti itu. aku terkekeh dan membalas uluran tangan jaemin, mengenggam nya dengan erat. "nah, ayo jalan." ujar ku semangat.

di saat perjalanan pulang, jaemin menemukan toko es krim dan mengajakku untuk membeli nya. akhirnya kami masuk dan melihat-lihat es krim sambil mengantri. "kamu mau apa?" tanya ku sambil membaca satu persatu nama es krim yang ada.

"je voudrais une boule de glace à la vanille." aku memesan saat sampai di depan kasir. "jaemin? kamu rasa apa?" aku menyenggol jaemin yang masih melihat-lihat rasa es krim. "glace au thé vert matcha." jawab nya. kemudian aku memesankan milik jaemin juga.

"merci." ucapku saat pelayan memberikan es krim milikku dan jaemin. setelah mendapatkan es krim, kita berdua keluar dari toko dan kembali berjalan pulang sambil menikmati es krim. "punya kamu enak gak?" tanya jaemin. aku mengangguk dan menawarkan es krim ku pada nya. "mau coba?"

jaemin menggeleng,"gak. aku lebih suka rasa ini." jawab nya. kemudian kami berjalan tanpa ngobrol sampai es krim nya habis. setelah es krim nya habis barulah jaemin mengenggam tangan ku lagi.

"jaemin, coba cerita tentang kamu lagi. aku suka mendengar nya." kata ku. jaemin tampak berpikir sebelum akhirnya berbicara. "ah! aku gabisa makan sesuatu yang mengandung susu." ujar nya tanpa merasa bersalah. aku langsung berhenti melangkah dan menatap nya kaget,"kalo gitu kamu gaboleh makan es krim dong?"

jaemin mengangguk polos. "iya."

"terusㅡ" jaemin menutup mulut ku dengan tangan nya. "jangan marah dulu. kalo sedikit masih gapapa kok. sakit nya biasa saja. lagian aku suka es krim." jelas nya. aku menatap jaemin curiga. "bener?" tanyaku sekali lagi. jaemin mengangguk,"aku gak bohong."

"kalau gitu jangan sering-sering, kan kalo sakit, gaenak." ujar ku. jaemin tersenyum tipis,"iya. aku jadi ingat jeno selalu ingetin aku kalau makanan itu ada susu nya." kata jaemin. aku melihat raut wajah jaemin yang sedikit murung.

"kamu kangen jeno, ya?" tanya ku. "iya. sangat kangen." jawab nya pelan.

"dia kuliah di luar negeri juga?" jaemin menggeleng. "enggak. cuma aku yang di sini." aku tersenyum,"wah, kamu mau kuliah sastra perancis langsung di negara asal nya ya?" canda ku. "bukan karena itu." ujar nya. "terus apa dong?"

"aku mau jauh-jauh dari dia." jawab jaemin. aku mengernyit,"kenapa? jadi nya kangen kan..." ucapku tak mengerti. kalau dia mau jauh-jauh dari jeno, kenapa sekarang dia kangen? aneh.

"ini latihan. supaya kalau kita pisah, dia gak sedih. dan biar mama papa juga gak sedih." ujar jaemin pelan. kemudian, langkah kaki jaemin berhenti dan dia menoleh ke arah ku.

"kamu juga. kalau nanti aku pergi, kamu jangan sedih." kata jaemin.

ㅡ sourire éclatant ㅡ

NOTE:

je voudrais une boule de glace à la vanille
I would like a scoop of vanilla ice cream; saya mau satu scoop es krim rasa vanilla.

glace au thé vert matcha
matcha green tea ice cream

masih ada yg nunggu cerita ini gak...

maaf ya aku update nya lama :(
anyway have a nice day everyone ♡

dan selamat lebaran bagi yang berpuasa semoga besok lancar semuanya yaa jangan lupa makan yang banyak kalo bisa bungkusin aku opor ayam hehe

SOURIRE ÉCLATANTOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz