trois.

2.6K 601 202
                                    

pada akhirnya kita tidak jadi naik ke atas menara eiffel. menunggu jaemin gambar saja sudah makan waktu 4 jam. pantatku sampai pegel duduk terus. pinggangku rasanya remuk karena ga bersandar selama 4 jam. beneran, harusnya aku dibayar.

"sudah jadi? coba aku mau lihat." aku berjalan menghampiri nya. jaemin menyerahkan buku sketsa nya kepadaku. aku melotot begitu melihat wajahku yang digambar sangat jelek. "ih, kok aku nya begitu sih?" tanyaku tidak suka.

"daritadi muka kamu kaya gitu. aku kan gambar apa ada nya." jawab jaemin santai.

jujur tadi aku memang memasang muka malas dan jelek karena aku kesel sama jaemin. aku ga menyangka kalau dia benar-benar menggambar wajahku seperti itu. aku menyesal. tau gitu aku pasang muka cantik tadi.

"ayo pulang. sudah sore." jaemin berdiri dan membersihkan coat panjang miliknya. "terus kita beneran gajadi naik ke atas menara? sudah jauh-jauh datang masa tidak kesana sih? ayolah." rengek ku. jaemin mendorong punggung ku pelan,"lain kali saja. aku janji." kata nya. aku menatapnya tajam.

"awas ya, kalau kamu ingkari janji mu itu. aku gakmau temenan sama kamu lagi." ancam ku.

jaemin hanya mengangguk dan berjalan mendahuluiku. sudah aku disuruh duduk selama 4 jam, gakmau ngasih hasil gambarnya ke aku, gajadi naik ke atas menara, sekarang dia berjalan meninggalkanku? menyebalkan.

aku berlari untuk menyusulnya,"aku tau kamu pelupa, tapi aku nya jangan dilupain dong. masa aku ditinggal?" ujar ku sambil menarik lengan coat nya. jaemin langsung berhenti begitu aku menarik lengan coat nya, lalu menatapku dengan wajah sendu.

aku masih ingat sorot sedih dari mata nya hingga sekarang. "aku juga gakmau ngelupain kamu." ucap nya pelan.

aku dulu tidak mengerti maksud ucapan jaemin itu. kemudian dia lanjut berjalan lagi. aku menghela napas kemudian menarik tangannya. "sabar dong, pelan-pelan." aku menggenggam tangan nya supaya dia gak meninggalkan aku lagi.

jaemin tersenyum dan membalas genggaman ku.

saat sedang berjalan, aku teringat pesan mark tadi siang. "oh iya, kata mark tolong kamu balikin buku yang kamu pinjem dari dia. kamu pinjem buku apa emang?" tanya ku. jaemin tampak berpikir,"iya ya, aku pinjem buku apa memang?" dia malah balik bertanya. aku menatapnya aneh.

aku dulu selalu pusing kalau ngomong sama jaemin.

sourire éclatant

seperti biasa, jaemin selalu ingin mengantar ku pulang. seperti sekarang ini, aku yang sedang melambaikan tangan kepada nya yang tengah berdiri di hadapanku. tapi dia tidak membalas lambaian tanganku.

dia diam, kemudian menunjuk pipi nya. "wajahmu..." kata nya pelan. aku panik,"kenapa? ada apa? ada serangga? atau kotoran?" aku meraba wajahku, berusaha mencari kejanggalan yang dimaksud jaemin.

SOURIRE ÉCLATANTМесто, где живут истории. Откройте их для себя