deux.

3.1K 663 204
                                    

hari ini aku tidak ada kelas, jaemin juga. karena itu kita memutuskan untuk jalan jalan di sekitar kampus sekalian mencari restoran yang kelihatannya enak. cuaca hari ini mendung, aku lihat banyak orang yang sudah memegang payung bahkan sebelum hujan turun.

"sepertinya akan hujan," tepat setelah jaemin berbicara, hujan mulai turun. kami berlari untuk berteduh di bawah atap toko buku. aku memperhatikan hujan yang turun, dan mendapati jaemin yang sedang duduk di lantai sambil mengeluarkan buku sketsa nya.

"ini hujan, jaemin. menurut kamu ini indah juga?" tanyaku kepada nya. dia mengangguk dan tersenyum,"hujan selalu indah. tapi, hujan kali ini spesial." katanya. aku mengernyitkan dahi ku,"kenapa?" aku ikut duduk di sebelahnya.

"nanti, kamu juga akan tahu." balas nya. selalu jawaban yang sama. setiap kali aku tanya kenapa, dia pasti akan selalu menjawab 'nanti kamu juga akan tahu'. jaemin memang penuh rahasia. tapi aku masih penasaran,"spesial karena ada aku ya?" aku menerka-nerka.

mata jaemin membesar, tatapannya mengatakan 'kok kamu tahu?'. tapi dia menggeleng,"bukan. kamu sok tahu." jawabnya ketus. aku tersenyum, padahal jelas jelas mukanya kaget begitu. aku memperhatikan jaemin yang sedang menggambar hujan dan orang yang berlalu lalang dengan payung.

"jaemin, kamu pernah ke menara eiffel gak?" aku mendadak kepikiran soal menara itu. "belum. aku gamau kesana." jawab jaemin. aku menatapnya,"kenapa? menara eiffel, kan indah."

jaemin menoleh ke arahku,"banyak yang pacaran disana, tapi aku sendirian. aku gasuka."

aku tertawa mendengarnya, aku kira ada alasan tertentu yang bikin dia gamau kesana. aku menyenggol tangannya,"kesana sama aku mau?" tanyaku. "kecoret." ucap jaemin tanpa bergerak. "apa yang kecoret?" tanyaku bingung.

"gambar ku kecoret gara-gara kamu nyenggol tanganku." ucap nya sambil cemberut. aku melihat ke buku sketsa nya, ada garis panjang dari atas ke samping. aku rasa itu harusnya sebuah tetesan hujan. "maaf, aku ga sengaja." aku jadi merasa bersalah.

dia menggeleng,"gapapa. itu indah." kata nya kemudian melanjutkan gambar nya. "indah darimana? hapus itu, jadi jelek. masa hujan panjang gitu airnya." ujarku sambil mencari penghapus di kotak pensil jaemin.

jaemin melihatku yang sedang mencari penghapus, lalu merampas kotak pensil itu dan memasukkannya kedalam tas. aku melongos, menatap nya tidak percaya.

dia balas menatapku. "kamu aneh." ujar jaemin. aku tambah bingung, ingin rasanya bilang kalo yang aneh itu dia, bukan aku.

"apa yang menurutku indah, kamu bilang jelek. begitu pun sebaliknya."

aku mengerti maksud nya. waktu itu disaat dia bilang kalau dia jelek, aku malah ngotot kalau dia indah. sekarang, disaat dia bilang kalau coretan itu indah, aku malah ngotot kalau itu jelek.

aku dulu tidak pernah bisa mengerti isi pikiran na jaemin.

sourire éclatant

SOURIRE ÉCLATANTWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu