Chapter 9

80 41 6
                                    

Ada ingatan yang ingin diingat. Ia lebur dalam gelap, tanpa harus lenyap. Ia rengkuh rasa takut, tanpa pernah surut. Ia bangun ilusi tanpa pernah beranjak pergi. Ia percaya bahwa hati itu tak berubah, namun ia harus benar-benar percaya. Hati itu ada dan "bukan untuknya"

"Are you okey Agata, kita bisa pulang sekarang kalau lo mau?" khawatir Bella, Bella panik tangan Agata sangat dingin, dan menggenggam tangannya kuat.

"Eh neng kita bukan dipasar yang kalo mau nyebrang, genggaman beginian, ga sekalian aja liat kanan kiri" cerocos Bella yang tersenyum menatap Agata dengan khas cengiran yang menahan perihnya.

"Tapi gw ga digenggam tuh!" respon Aldri.

"Bodo amatt!!" ceplos kedua gadis itu lalu menghampiri pengantin, lalu bersalaman, saat Agata menyalim tangan Adly dan mengucapkan selamat kepada Aldy dengan dibumbui senyuman manis Agata, Adly memeluk Agata tanpa seizininnya, dan Agata ingin membalas dekapan itu, tapi sebaliknya Agata membulatkan matanya lebar, tak percaya, sungguh, si pengantin wanita berdeham tidak suka.

"Maaf" kata itu yang terdengar ditelinga sebelah kiri Agata, Agata mengerutkan keningnya.

"Ehemm" dan kata itu yang terdengar ditelinga sebelah kanan Agata, respon Agata langsung menolak dada kak Adly pelan lalu nyengir.

"Eh udah dipelaminan aja kak, selo bentar lagi Agata nyusul kok, selamat yah kak" canda Agata agar tidak canggung, lalu mengucapkan selamat kepada pengantin wanita yang menatapnya tidak suka.

Bella tidak suka sahabatnya ditatap seperti itu, bukan Agata yang memulai tapi kak Adly lah yang memulai dan mengabaikannya begitu saja, dan Agata mati-matian untuk mengakhiri semua ini, dengan semiliar cara yang lagi-lagi ia harus goyah dan gagal.

"Ga balik aja yok, gasuka gue disini, dia natap lo terus, ga nyadar banget tuh orang, udah buat lo nunggu, meluk lo bikin gosip disini, sekarang lo jadi perhatian semua orang Ga" bisik Bella sambil mengangkat cangkir yang berisi minuman mewah.

Saat ini Aldri sedang kumpul dengan angkatannya, bercengkrama satu sama lain, mereka adalah angkatan yang tidak memiliki bidadari. Sedangkan Bella dan Agata sedang menikmati makanan yang berada didekat pinggir kolam.

"Ga dia datang" ucap Bella berbisik sambil berpura-pura tersenyum, Agata berbalik, namun sang pengantin perempuan menolaknya lalu terjatuh meringis kesakitan, karena lututnya lecet.

Agata terhuyung kebelakang, sepatu hels yang dibelikan Bella cukup tinggi, dan Agata sangat tidak terbiasa, Agata sudah berada di air sekarang dengan tubuh yang sudah semakin terbawa kedasar kolam.

Agata pandai berenang bahkan si penganti lelakilah yang mengajarinya berenang, tapi saat ini Agata terlalu lelah dia tidak ingin hidup seperti ini, dan ini bukan hidupnya. Sekilas sebelum terbawa kedasar kolam Agata melihat kak Adly berlari menghampiri kak Vita, 'Bagaimana aku?' bisik Agata.

Agata merasa sesak ia terbayang dulu saat ia sering berenang bersama kak Adly dan angkatannya tentu saja sebelum Agata mengundurkan diri dengan cara baik baik. Dan semua setuju, berjalan begitu saja.

Agata yang sedang bermain air melihat kk Adly datang menghampirinya, sebelumnya Agata melihat kak Aldly sedang bercengkrama dengan kak Santo dan angkatan Agata lainnya.

"lomba Ta mau?" tantang Adly menatap Agata dalam, sangat dalam. Bahkan Agata sempat berfikir apa maksud dari tatapan ityu. Tapi ia tepis begitu saja. Dan menerima tawaran kak Adly.

"oke ayo,tapi ada syarat" ucap Agata menaik turunkan alisnya.

"syaratnya apa?" Tanya kak Aldy sambil tersenyum, menunggu jawaban Agata.

"Syaratnya tunggu Ata di tengah kolam baru kakak boleh berenang yah, awas lo kalau kakak bohong, Ata ga mau ikut berenang lagi" Agata menerima tantangan Aldy.

Lalu mulai berenang dan saat ditengah kolam Agata berhenti lalu menatap kak Adly dan memberi jempol tanda agar kak Adly bisa menyulnya, dengan cekatan kak Adly melompat dan Agata sudah sangat berusaha meraih ujung kolam, dan Agata menang, selisihnya sangat sedikit tapi tetap saja siapa yang duluan meraih ujung kolam dialah pemenangnya.

Agata sangat senang hingga dia terus terus saja mengungkit hal tersebut, tetap saja dia bangga dengan syarat gila itu, dengan alasan 'ngalah sama anak bawang' yang dibalas tatapan plush senyum kak Adly.

Sekilas Agata mengingat dimana moment itu benar-benar membuatnya bahagia, dan merasa istimewa saat itu juga.

Agata sadar dua orang lompat kekolam secara bersamaan, dan saat itu juga Agata menutup matanya. Agata merasa tangannya ditarik kuat dan membuat gelang yang Agata gunakan putus, Agata mencoba mengambil mainan gelang itu dan menggenggamnya dengan kuat.

Tapi hanya satu yang dapat ia genggam, mainan yang lainnya terasa sampah dikomlah itu, semua BERANTAKKAN!.

TBC
Maaf yah kalau chapter kali ini sikit
Jangan lupa voment yah
Makasih

Triple ADonde viven las historias. Descúbrelo ahora