Chapter 7

96 50 25
                                    

Menikah adalah nasib
Mencintai adalah takdir
Kau bisa rencanakan menikah dengan siapa
Tapi tak bisa kau rencanakan cintamu untuk siapa
Mencintai itu kata kerja
Dicintai itu kata sifat
Tapi cinta bukan kata benda
Cinta itu kata hati

"What's wrong?" Tanya Bella mengangkat kedua tanganya.

"Oh tadi Rey datang ngasih oleh-oleh, kenapa?" Tanya Agata balik sambil meletakkan paper bag besar di atas meja.

"Cuma ngasih oleh-oleh doang, kenapa ga mampir?" Tanya Aldri melihat isi paper bag lalu menatap Agata.

"Dia mau jalan-jalan sama cewenya" jawab Agata datar sedatar datarnya, hatinya lagi gaenak diajak omong.

"Oiyah Ga, gue lupa, itu di apartement gue ada undangan dari kk Adly minggu depan mau nikahan, bentar gue ambilin yah" ucap Aldri langsung berdiri dari sofa dan dengan biasa dia lewat dari balkon apartement Agata.

"Ga lo gapapa kan?" Tanya Bella menatap Agata kasihan, dan memastikan Aldri sudah tidak ada di dekat mereka. Tapi tetap saja Bella dengan suara cemprengnya siapa sih yang nggak dengar?.

Agata mengangguk, lalu tersenyum, mencoba menipu seluruh isi dunia.

"Lo gausah datang kalau lo gamau, dan gue juga ngga sudi lo datang ketempat kaya gitu Ga, gue ngga tega liat lo" ujar Bella yang mengerti keadaan Agata saat ini.

"Ngga usah so so-an deh lu Ga, pake acara senyum segala, manis sih iya tapi gue tau lo pait di dalam" ceplos Bella.

Sikap inilah yang Agata suka dari Bella. Dia sangat bar bar dan tidak gampang tertipu dengannya tentunya.

"Ta ini" ucap Aldri yang datang tiba tiba dengan sebuah undangan yang membuat wanita di ujung sana bahagia, dan disini terluka tidak berdarah. Sakit woy!. Ditinggal nikah! :(

"Heii girls kok ngelamun, jalan-jalan yuk" ujar Aldri melemparkan kunci mobilnya lalu menangkapnya kembali. Merusak suasana yang mulai galau merana.

"Okeh gue siap-siap dulu 20 menit" ucap Agata mengembangkan senyumnya lalu memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya.

"Heh! lo ngga ganti baju Bell?, gue jujur, malu kalau gue bawa lo kaya gini, jangan salahin gue kalau gue pura-pura ga kenal, ntar" ujar Aldri panjang lebar.

"Bisa-bisanya satu hari ini gue dilempar kata malu dua kali dalam satu tempat, terkutuk nih tempat kayanya" lirik Bella tajam menatap Aldri yang santai menonton televisi.

Bella memasuki kamar Agata untuk mengganti baju yang menurut Aldri dan Agata cukup normal untuk style di mall gitu.

"Ga gue pinjem baju lo yah!!" triak Bella, memilih-milih baju yang dia suka.

"Hmmm" gumam Agata yang mungkin hanya dirinya sendiri yang mendengar suaranya. terpadu dengan suara air shower yang berjatuhan ke lantai kamar mandi menimbulkan gelombang bunyi yang membuat suaranya terendam dalam ruangan itu.

Belum sampai 20 menit gadis-gadis itu sudah keluar dari kamarnya.

"Kuyy!!" triak Bella dan Agata bersamaan, membuat lelaki yang sedang melamun itu kaget.

"Wah lama-lama gue bakal kena serangan jantung, njirr" ujar Aldri bercanda.

"Ngga mati sekalian aja Al?" Tanya Agata polos lalu disambut tawa oleh Bella.

"Dasar human" maki Aldri yang sedikit kesal, karena di doain cepat meninggal, padahal kan Aldri blom nikah wkwkwkw.

Mereka bertiga berjalan keluar Apartement dan Aldri mengeluarkan mobilnya, mereka bertiga jalan-jalan, membeli makan dipinggir jalan, lalu pergi ke mall, untuk persiapan minggu depan.

"Hai para gadis, apa kalian menganggapku supir?" Tanya Aldri formal yang disambut tawa oleh kedua gadis. Sebabnya, Agata dan Bella duduk dibelakang membuat Aldri terpojok sendiri.

"Hahaha itu cukup menjawab pertanyaan gue, kemana kita?" Tanya Aldri lagi mengabaikan betapa hina dirinya saat ini.

"Ke mall dong,"ujar Agata dan Bella serempak ditambah cengiran gajelas.

"Siap tuan putri" ucap Aldri mengalah, ia ingin menghibur gadisnya yang sedang rapuh.

Sekarang sudah pukul 10 malam, dan mereka sudah tepar di apartement Agata, Agata yang sedang melihat belanjaannya senang, Agata senang hari ini, baru kali ini Agata tidak melupakan masalahnya dengan pergi ke kantor mengurus beberapa berkas yang tidak ada habis-habisnya.

"Ga lo pesen tiket ke Paris hari apa?" Tanya Aldri, yang sedang tidur disofa panjang, dan membaca undangan itu.

"Hmm hari senin kan pas minggu depan, gue bakal cuti dan ngomong sama pak Yasir besok" jelas Agata menatap Aldri.

"Kenapa?" Tanya Agata balik.

"Hari minggu lo ngga datang ke acara pernikahannya kak Adly sama kak Vita?, lo ngga perlu datang, kalau ngga mau" ujar Aldri jelas, yah Aldri mendengar para gadis berbincang tadi pagi.

"Kalau ada yang jemput gue sih mau" "Bell lo ikut kan,temenin gue?" Tanya Agata menatap Bella yang sudah tertidur pulas di sofa dua yang panjang.

"Kita pergi sama aja yah?" tawar Aldri melihat Agata yang tampak berfikir.

"Oke" putus Agata.

***

Pagi itu Agata melihat gerimis, yang menyejukkan, dikeluarkannya payung hitam dari tas kecilnya menuju parkiran cafe yang berada tidak jauh dari apartementnya. 'tak apalah itung itung olahraga pagi' batin Agata sambil mempercepat langkahnya, Agata melihat ada genangan air di depannya, dengan cekatan Agata tersenyum lalu lompat,dan mendarat diatas genangan air, yang sudah terciprat kemana-mana.

Agata merasakan pundaknya dipegang seseorang, dan Agata dengan sigap mengambil langkah mundur karena kaget, Agata menatap si pemilik tangan yang sudah memasukkan tangannya kembali kesakunya, 'tangannya dingin' batin Agata, Agata melihat lelaki yang dia dambakan selama ini, dihadapannya, dan sedang tersenyum kearahnya.

"Kak Adly?" ucap Agata memastikan.
"Hhmm, maaf kak Agata ngga sengaja" ujar Agata saat sadar cipratannya terkena celana panjang kak Adly.

Agata sangat gugup, hingga payung yang dia pegang sudah terlepas, karena angin yang kencang.

"Hai Agata"sapa kak Adly canggung, lalu mengambil telvonnya yang bergetar.

"Maaf Agata kakak ngga bisa lama soalnya mau ke boutiq, daa Agata" ucap kak Adly melambaikan tangannya dan melangkah pergi.

Agata terdiam, melihat lelaki itu sudah masuk kedalam mobil yang berada tak jauh darinya, dan hujan semakin deras, dengan cepat air hujan membasahi baju yang Agata gunakan, hidungnya memerah menahan tangis, pandangannya tak pernah berpaling, lalu Agata berlari, tak tentu arah, dan Agata sadar dia sudah di depan kantor dengan keadaan yang kacau.

TBC
Nahh aku updet 2 chapter
Jangan lupa voment yah zeyeng.

Triple AWhere stories live. Discover now