Empat Belas

Mulai dari awal
                                    

"Surprise!"

Diandra membuka pintu ruangan Guntur dengan semangat pejuang, dan melihat Guntur sedang tertawa—mengobrol seru bersama seorang wanita yang berambut super lurus seperti barisan ular mati. Akh, Tiana si jendes centil!!

Mood Diandra langsung anjlok, bahkan kalau bisa mood-nya masuk ke inti bumi sekalian. Duh, pergi jangan? Pergi jangan? Jangan deh, nanti keenakan Tiana dapet kesempatan emas.

"Sayang?" Guntur pura-pura bego, padahal dia tahu Diandra akan datang kemari melalui aplikasi pasangan yang dia pasang diponsel mereka. Diandra tidak tahu kalau Guntur menginstal aplikasi itu karena Guntur menaruhnya ke dalam folder Extrass—berisi aplikasi pendukung seperti kalender, kontak, kalkulator, kompas, dan sebagainya.

Berkat aplikasi itulah, Guntur jadi tahu aktivitas Diandra seharian penuh, ke mana dan di mana Diandra berada, bahkan persentase baterai ponsel Diandra saja bisa terlacak. Itu sangat membantunya kalau mereka sedang LDR-an.

"Aku bawa makan siang nih buat kamu," kata Diandra sambil menutup pintu dengan hempasan cantik. Oh tunggu, apa Diandra tadi menggunakan sebelah kakinya buat menutup pintu? Entahlah, intinya Diandra sedang kesal.

"Wah kebetulan!" Tiana berseru, "aku juga bawa makan siang buat Guntur. Ini dari restoran favoritnya. Sekalian ayo makan bareng kami," katanya.

Emang dasar ABG semangatnya meluap-luap, Diandra tidak mengubris ajakan sepihak itu. Siapa juga yang mau makan siang bareng elo!?

Sepertinya Diandra harus menunjukkan pada Tiana bahwa dia bukanlah lawan yang bisa diremehkan.

"Mana Bima dan Bimo, Mbak?" Diandra tersenyum ramah sambil duduk di sofa depan televisi. Sofa itu berjarak sedikit jauh dari kursi kerja Guntur. Oh ya, Diandra lupa mengatakan kalau si Tiana sedang duduk di meja Guntur dengan gaya khas sekretaris penggoda itu lho. Tau kan? Pasti tau deh.

"Mereka masih sekolah, pulang jam satu. Pas banget nanti Mbak jemput mereka setelah makan siang bareng Guntur." Tiana sekarang berdiri dengan sepatu tumit tinggi warna merah. Rupanya, dia sedang membawa kotak makan dari restoran mewah yang Diandra tahu dari hotel bintang lima. Diandra tidak pernah makan di sana tapi dia cukup tahu restoran-restoran mahal di Jakarta.

"Ohhhhhhh." Diandra angguk-angguk, "kamu mau gak Mas? Kalo gak, aku makan sendiri nih." Diandra membuka susunan kotak bekalnya satu per satu ke atas meja.

"Gak apa-apa dek, Guntur makan—" Ucapan Tiana terhenti saat Guntur tiba-tiba menyela.

"Eh mau dong Sayang. Jangan mulai tanpa saya," kata Guntur sontak beranjak dari kursi kebesarannya dan mendekati Diandra.

Tanpa sepengetahuan Guntur, Diandra tersenyum sinis pada Tiana seolah ingin mendeklarasikan perang, dan dia optimis menang. Guntur lebih memilihnya tanpa pikir dua kali.

Sama seperti Diandra, Tiana mendengus kesal dan mengentakkan sebelah kakinya. Untung jarak mereka jauh, jadi Guntur tidak mendengar hentakan kesal seperti anak kecil itu.

"Diandra bawa apa?" Tiana kembali ke mode wanita senyum pepsodent dan mendekat ke arah sofa. Tetapi tubuhnya mendadak kaku bak patung saat melihat Guntur menangkup pipi Diandra dan mencium bibir gadis itu dengan rakus.

Ciuman panas itu berakhir cepat karena Diandra mendorong dada Guntur, "ish apaan sih main sosor aja!"

"Saya kangen berat sama kamu. Sudah tiga hari kita gak ketemu," kata Guntur sambil tertawa senang. Dia persis seperti bocah yang mendapat THR lebaran.

"Tapi Mbak Tiana masih di sini," kata Diandra sambil berbisik keras. Iya dia memang bisik-bisik, tapi bisikan itu cukup keras sampai terdengar ke telinga Tiana yang mukanya sudah merah seperti buah plum busuk. Dia marah. Jelas. Lebih tepatnya, terbakar api cemburu sampai hangus.

Guntur gak pernah tertawa di depanku! Guntur gak pernah menyentuh wajahku! Guntur juga gak pernah cium aku! Kenapa cewek itu bisa mendapatkan semuanya?

Tiana mencengkram totebag makanan yang ia bawa ketika Guntur menoleh padanya dengan raut tanpa bersalah.

"Oh saya lupa kalau ada kamu, Na. Maaf, apa kamu bisa pergi? Saya ingin berdua saja dengan Diandra."

*****






Bersambung

.

Sampai bertemu di Senin depan😁

Part ini terdapat banyak kekurangan karena baru dibikin jam 8 lewat 10 tadi. Kalau ketemu typo, plis kasitau hamba🥺🙏🏻

Makasih y😘

Ada yang pernah minta visual Diandra versi asli. Tapi aku gak ketemu wajah indo dengan rambut ikal kribo gitu. Makanya aku gak pake visual. Aku sih bayangin aku dewek lah yo. Wkwkkw Tapi kalo kalian gak bisa bayangin wujud ceweknya, nih aku kasih bayangannya deh

 Wkwkkw Tapi kalo kalian gak bisa bayangin wujud ceweknya, nih aku kasih bayangannya deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jodohku Om-Om!! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang