Jodohku Om-Om!! [TAMAT]

Lima

Diandra mengirimkan foto...

Diandra Rezkalio : Hasil rampokan aku hari ini, belum kalung sama cincin 😭 pengen nangis..

Nela Wardani : Serius Woy iPhone XS Max!!! Sukses dong rencana kita jadi cewek matrek?

Diandra Rezkalio : Sukses apaan!😒 Aku malah makin gak enak. Beban tau Nel. Rasanya ini semua cuma sogokan dari dia buat nikahin aku.

Nela Wardani : Aduh Di gimana dong😣 Bener juga ya. Kalo gitu, balikin aja semua ke dia.

Diandra membaca pesan dari Nela, sahabatnya, dengan dahi berkerut dalam. Ia tidak sadar jika Guntur sedari-tadi mengamatinya, alih-alih menyuapkan seiris potongan steak ke dalam mulut. Guntur tidak suka kalau Diandra lebih fokus ke ponsel ketimbang bersamanya.

Guntur berdeham singkat satu kali, sengaja untuk memancing perhatian Diandra supaya tidak asyik sendiri. Tapi sayang, kode itu terbuang sia-sia, bahkan sekarang Diandra benar-benar menaruh pisau dan garpunya ke atas piring, seolah tidak niat untuk makan.

"Diandra Sayang," panggil Guntur.

Diandra menegang, mulai perlahan mengangkat kepalanya. Dia kurang nyaman dipanggil dengan sebutan itu oleh om-om songong seperti Guntur, namun larangannya agar dia tidak memanggilnya Sayang lagi cuma lewat seperti angin lalu. Guntur sangat keras kepala, bahkan dia memaksa Diandra untuk melakukan yang sama.

Mimpi aja kali om! Geli banget aku.

"Apa?" tanya Diandra, jutek. Dia lalu menaruh ponsel ke atas meja, dan fokus kembali ke acara makan malam mereka. 

"Mana hp kamu? Mau saya simpan," kata Guntur tegas sambil menadahkan tangannya untuk meminta ponsel Diandra.

Diandra sontak menggeleng, tentu saja menolak gagasan itu. Menurutnya, permintaan Guntur sangat konyol dan berlebihan. Belum jadi suami aja sudah berani semena-mena, bagaimana jika setelah mereka menikah nanti? Apakah Guntur akan bersikap sebagai suami overprotektif? Rasanya Diandra tidak punya HACI alis Hak Asasi Calon Istri.

"Heh?! Gak mau. Apa-apaan mau simpen hp aku juga. Ini barang pribadi tau!" Diandra melotot tak suka.

"Saya gak suka lihat kamu main hp saat kita makan. Lagipula barang pribadi kamu juga akan menjadi barang pribadi saya." Guntur menjawab sesuai pikirannya. Dia lalu menoleh ke kanan dan kirinya seolah sedang merencanakan sesuatu yang evil.

"Aturan macem apa itu? Asal Om—kamu tau, kita belum pasti menikah atau gak, jadi jangan banyak ngatur hidup aku," ucap Diandra tanpa basa-basi. Dia tidak tahu jika ucapannya menyinggung perasaan Guntur.

Dengan cepat, Guntur sedikit beranjak dari kursinya, kemudian mengambil ponsel Diandra di atas meja. Diandra hampir berteriak, namun untunglah dia bisa mengontrol suaranya ditengah-tengah restoran yang isinya penuh orang konglomerat ini.