Fifteenth~~~

Mulai dari awal
                                        


Aku ragu dengan ukurannya, namun saat kucoba, sangat pas di dadaku. Tunggu. . Darimana dia tau ukuran pakaian dalamku? Wahh ini semua perlu dipertanyakan!

Setelah itu aku mencari pakaian untuk kukenakan, aku memilih dress berwarna putih tanpa lengan. Sederhana dan tidak berlebihan.

Baiklah sekarang apa yg harus kulakukan? Apa aku harus berdiam diri dikamar ini terus? Tidak-tidak, tidak suka disini terus, aku harus berkeliling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baiklah sekarang apa yg harus kulakukan? Apa aku harus berdiam diri dikamar ini terus? Tidak-tidak, tidak suka disini terus, aku harus berkeliling.

Seokjin POV

.

.

.

Aishhhhh kenapa Namjoon harus menelfon disaat yg tidak tepat. Tadi itu hampir saja terjadi kalau Namjoon tidak mengganggu.

Huftt sekarang aku harus menyelesaikan meeting dengan para petinggi dan kolega eksternal dari luar negeri untuk persetujuan kerjasama.

Selama perjalanan perasaanku campur aduk, antara senang dan kesal. Senang karna aku akhirnya menyatakan perasaanku dan kesal karna Namjoon merusak moment berharga dalam hidupku dengan dering telfon darinya.

Drrrtttt. . . Drrtttt. .

Okay. . . sekarang apa lagi?

"Ne, yeoboseyo? " tanyaku dengan nada kesal.

"Hyung! Kau dimana? 20 menit lagi rapat akan segera dimulai. " tanya Namjoon panik.

"Yakk. . Aku sedang dalam perjalanan,aku akan segera disana." ucapku sebelum menutup telfon sepihak.

Aku melaju dengan kecepatan sangat tinggi. Untung saja jalanan belum terlalu padat karna masih cukup pagi untuk memulai hari.

-at Koios Corp-

Setelah sampai aku langsung pergi keruang rapat. Kulihat beberapa petinggi dan kolega sudah datang, dapat kulihat juga Namjoon yg menghela nafas setelah melihatku datang tepat waktu. Dasar Si Sarkastik Namjoon, bisa juga dia panik. . Padahal dia lebih pintar dariku, seharusnya dia bisa menghandle semua jika aku tidak ada.

"Anyeonghaseyo, maaf membuat kalian menunggu. " ucapku lalu membungkuk sopan.

Setelah mengucap salam, aku duduk menghadap para petinggi dan kolega.

"Baiklah, mari kita mulai rapat ini." kataku dan Namjoon mulai menjelaskan materi rapat.

Semua berjalan lancar, masing pendapat tersampaikan tanpa adanya halangan.

"Jadi bagaimana Tuan Kim? Apa anda setuju dengan adanya pembukaan lapangan kerja di Jepang? Pembukaan cabang berjalan lancar tadi, jadi kami juga perlu diadakannya pembukaan lapangan kerja ini. " tanya kolega dari Jepang.

"Hmm, saya setuju dengan pembukaan lapangan kerja ini. Karna dengan adanya pembukaan lapangan kerja ini juga dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran dibeberapa negara. " jawabku final.

"Baiklah saya rasa rapat hari ini cukup sampai disini. Kalian bisa melanjutkan pekerjaan masing-masing. Sekian terimakasih. " ucapku lalu berjalan menuju keluar ruangan diikuti Namjoon.

Aku berjalan memasuki ruanganku dan Namjoon tetap mengekoriku.

"Hyung, kau perlu menandatangani dokumen ini untuk persetujuan pembukaan lapangan kerja luar negeri. " ujar Namjoon sambil memberikan dokumen itu.

Aku langsung menandatangani beberapa lembar dokumen itu.

Namun tiba-tiba saja Namjoon bertanya.

"Sekretaris mu kemana Hyung? Kenapa dia tidak masuk hari ini? . " tanyanya yg membuat jari-jariku berhenti bergerak.

"Dia sedang sakit. " jawabku singkat lalu melanjutkan pekerjaanku yg sempat tertunda.

"Aku masih bingung kenapa kau menerimanya. Bahkan sekarang baru beberapa hari dia bekerja sudah izin sakit. " tanya Namjoon lagi.

Aku menghela nafas lalu menyenderkan punggungku ke kursi sambil menengadah.

"Aku menyatakan perasaanku. " ucapku akhirnya.

"Mwo? Pada siapa? Sowon? Jisoo? Irene? " tanya Namjoon bertubi-tubi.

"Not one of them. " ujarku malas mendengar ocehan pria jakung disebelahku.

"Tapi. . Bukankah pernah ada rumor antara kau dan Irene? " lagi-lagi rumor palsu itu.

"Itu hanya akal-akalannya, aku tak pernah menyukainya sedikitpun Joon. Bahkan hanya karna ingin memiliki ku ia rela melakukan apa saja. Untungnya sekarang dia tak pernah muncul lagi dihadapanku. " jelasku padanya, karna muak dengan jalang bernama Irene itu.

"Okay-okay calm down bro. Jadi, pada siapa kau menyatakan cintamu? " tanyanya lagi.

"Dia. . . Momo. " jawabku akhirnya.

Namjoon terdiam beberapa menit.

"Oh. . Tunggu. . Momo? Dia. . Sekretaris mu Hyung. " bingungnya dengan mata melotot.

"Lalu? " tanyaku padanya.

"Ani, hanya saja. . " ucapnya terpotong olehku.

"Aku tak perlu wanita yg sepadan denganku, Momo sudah lebih dari cukup untukku. " jelasku pada Namjoon.

"Hmm baiklah, itu semua terserah padamu. Tapi aku belum pernah melihat Momo secara langsung. Seperti apa perempuan yg bisa membuat Seokjin jadi seperti ini. " kami pun tertawa bersama.

"Baiklah Hyung, aku masih ada pekerjaan, selagi Momo belum masuk bila ada perlu tinggal hubungi aku. " katanya.

"Hmm Arraseo. " ucapku lalu ia berjalan kearah pintu.

"Eumm Joon. " panggilku sebelum dia keluar.

"Nde? " ucapnya sambil berbalik.

"Apa kau punya saran hadiah yg disukai para wanita? " tanyaku sambil menggaruk tengkuk belakang padahal tidak gatal.

"Hmm, semua wanita menyukai hal romantis Hyung. " ucapnya lalu pergi meninggalkan ruanganku.

Romantis?











TBC GAISSS

DON'T FORGET TO VOTMENT YAWWW😘😘😘

SEE U ON NEXT CHAPTER😘

Because of You (JinMo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang