Fifteenth~~~

594 55 12
                                        

Momo POV

.

.

.

"Karna aku mencintaimu. "

Aaghhhh! Bagaimana ini? Kenapa dia mangatakan itu sekarang?

Sekarang aku masih berada dikamarnya. Setelah dia menyatakan cintanya, ia tetap menyuruhku untuk tidak bekerja karna aku belum pulih. Ia juga mengatakan kalau Jimin menggantikannya untuk pergi ke Jepang, membuatku merasa bersalah. Tapi yaa aku tak bisa melawannya Seokjin tetaplah Seokjin, pria yg tak bisa dibantah.

Dia bilang aku tak boleh keluar sebelum Ahjumma mengantarkanku baju, tapi sampai sekarang belum ada yg masuk kekamar ini.

Aku yg bosan mencoba mengelilingi kamar yg luas ini, kulihat pintu balkon yg tertutup. Kucoba membuka pintunya untuk menghirup udara segar.

Dapat kulihat taman luas dengan berbagai pohon, bunga dan tumbuhan disana. Sangat menenangkan melihatnya. Kuhirup udara segar disana.

Memoriku kembali pada kejadian pagi tadi. Kejadian yg tak pernah terpikirkan olehku.

-flashback ON-

"Karna aku mencintaimu. " ucapnya tulus sembari menatapku tepat di manik mata.

"Mwo? T.. Tapi bagaimana bisa? Maksudku. . Kau. . Aku. .. " ucapku terbata-bata karna benar-benar shock atas apa yg ia barusan ia katakan.

Ia tersenyum kemudian menggenggam tanganku lembut.

Ia menatapku lalu berkata, "Aku tau ini mungkin terdengar gila dan aku pun tak tau kapan aku merasakan ini, yg pasti perasaan ini tak bisa ku tutupi lagi. " katanya membuatku bungkam.

"Aku tak butuh wanita kaya yg sepadan denganku, aku juga tak butuh wanita yg derajatnya tinggi sepertiku. Hanya kau. . Kau yg aku butuhkan saat ini dan selamanya. " lanjutnya lagi. Kali ini aku menunduk agar ia tak melihat airmata ku yg jatuh.

Seokjin yg melihatku menunduk langsung mengangkat kepalaku agar aku menatapnya.

"Jin. . Aku. . " ucapku sesegukan menahan tangis.

"Sssttt uljima, kau kelihatan jelek sekali saat menangis. " ucapnya lalu menghapus lembut airmata dipipiku.

Masih dengan tangisan yg mulai reda aku terkekeh lalu memukul lengannya pelan. Namja ini. . Masih saja bisa bercanda.

Kami terdiam dan saling menatap satu sama lain.

"Mo. . " panggilnya padaku.

"Nde. " jawabku sambil menatapnya.

Ia hanya menatapku dalam. Namun tiba-tiba saja ia memajukan perlahan kepalanya.

Aku hanya terdiam sambil menutup mata, menunggu apa yg akan terjadi selanjutnya. Aku tak ingin munafik, aku juga sudah menanti ini sejak malam itu.

Hanya tinggal beberapa centi lagi dan. . . .

Drrrttt. . . Drrrttt. .

Dering telfon menghentikan jarak bibirnya dan bibirku. Siapapun yg menelfon aku harap harinya berantakkan.

"Ne, yeoboseyo? " tanya Seokjin dengan raut wajah yg sangat kesal menurutku.

Because of You (JinMo)Where stories live. Discover now