Hirai Momo
Yeoja 25th, cantik dan berhati lembut, ia harus merasakan pedihnya hidup saat ayahnya menikah lagi, ia harus rela ayahnya memberi seluruh kasih sayangnya kepada saudari tirinya Sana.
.
.
.
.
.
Kim Seokjin
Namja 27th, tampan dan dewa...
Sinar matahari yg cerah menerobos jendela kamar, sehingga membuat sang pemilik kamar terbangun dari tidurnya.
"Eunghh, sudah pagi yaa" ucap Momo bermonolog sendiri.
Momo segera bersiap untuk berangkat ke kantor. Momo bukan tipe wanita yg ribet, ia menyukai hal-hal yg simple.
Soal baju contohnya, ia lebih suka style yg santai seperti kemeja. Rok? Hanya ia pakai untuk bekerja. Dress? Jangan tanya, Momo bahkan tak pernah memilikinya.
Hari ini ia hanya memakai atasan tunic berwarna sweet pink dan rok selutut berwarna hitam.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
So simple.
Setelah selesai bersiap, Momo langsung bergegas pergi ke kantor. Ohh ia hampir saja lupa, jas Seokjin belum ia kembalikan. Dgn cepat ia mengambil jas yg ada diatas kasurnya lalu keluar dari kamarnya
Namun saat hendak keluar rumah, ia berpapasan dgn Sana yg dari dapur mengambil minum.
Momo berusaha menghindari Sana, lelah rasanya jika setiap hari selalu berdebat.
Sana hanya memandang Momo dgn tatapan sinis. Momo hanya berlalu melewati Sana.
Sana yg merasa diabaikan hanya tertawa sinis.
"Yaa. . Apa kau sudah mengemasi barang-barangmu? Aku tidak mau ada barang jalang sepertimu dirumahku. " ucap Sana menekan kata jalang.
Momo yg mendengar perkataan Sana hanya berlalu melewatinya. Ia benar-benar jengah jika berada didekat Sana. Maka dari itu ia selalu mencoba menghindar.
Momo lalu menunggu bis dihalte, tanpa menunggu lama bis pun datang. Karna high heels yg digunakkannya Momo agak susah berjalan. Tapi Momo harus tetap professional dalam hal pekerjaan.
Beberapa menit kemudian ~~~
Momo akhirnya sampai. Ia langsung bergegas melakukan aktivitas paginya sebagai sekretaris pribadi CEO Koios Corp.
"Hwaiting Momo" ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
Seperti biasa, kopi selalu ia buat dan antarkan keruangan Seokjin, tentu saja saat namja tampan itu belum datang. Membersihkan sedikit ruangan Seokjin dan hal lainnya.
Setelah selesai barulah ia kembali keruangannya dan mengurus file-file Seokjin untuk ke Jepang nanti.
Momo terdiam sebentar, membayangkan suasana di Jepang nanti. Apakah sakura sudah mekar? Apakah disana sedang musim semi? Apakah. . Rasanya akan sama jika tanpa ibunya? . Momo menepis semua pertanyaan dikepalanya, "ingat Mo, ini karna hal pekerjaan" batinnya mengingatkan. Ia pun kembali berkutat dgn file-file tersebut.