Fourteenth~~~

Mulai dari awal
                                        

"Terimakasih banyak, aku akan membalasnya, oh yaa aku mengambil sedikit bahan makanan tadi, aku juga akan menggantinya. Tapi. . Tolong biarkan aku makan, aku sangat lapar. " ucapnya memohon dan itu terdengar lucu ditelingaku.

"Arraseo, tapi kau masih sakit, aku tidak akan membiarkanmu memasak dalam keadaan sakit, biarkan Ahjumma yg memasak dan kau hanya perlu duduk manis diruang makan. Mengerti? " ujarku padanya.

Ia mangangguk lalu berjalan mendahuluiku. Aku tersenyum namun tak lama satu hal membuatku terkejut bukan main.  Mataku membulat saat mengetahui
dia hanya memakai kaos transparan milikku yg kebesaran dibadannya. Dan. . . Tidak memakai bra. . Shittt. . Itu tembus pandang.

Aku tak tahan melihatnya. Dengan gerakan cepat aku menarik lengannya dan membawanya kekamar, tapi sebelum itu ku gunakan jas ku untuk menutupinya.

Author POV

-dikamar-

"Aww, wae Oppa? Tanganku sakit. " aduh Momo kesakitan.

Seokjin hanya diam berkacak pinggang menatap Momo, sambil menahan amarahnya ia menahan "sesuatu" sedari tadi. Momo benar-benar membuat "sesuatu" dalam dirinya bergejolak.

"Wae? Kenapa kau diam saja? " tanya Momo lagi.

Seokjin tak menjawab, tapi malah mendekati Momo perlahan.

Momo juga memundurkan langkahnya.

"Y.. Yak, apa yg ingin kau lakukan? " tanya Momo gugup.

Seokjin tak mengindahkan pertanyaan yg Momo lontarkan dan malah makin memajukan langkahnya.

Sampailah punggung Momo menyentuh dinding kamar. Namun itu tak membuat Seokjin berhenti.

Momo yg semakin panik berusaha menghentika Seokjin dengan menahan dada bidang lelaki itu.

"Oppa, hentikan, kau membuatku takut. " kata Momo sambil memejamkan matanya dengan wajah berpaling.

"Kuperingatkan jangan menggodaku! " satu kalimat keluar dari mulut Seokjin. Kalimat yg membuat Momo semakin bingung.

"Menggoda? Aku menggodanya? " batin Momo sambil menatap Seokjin.

"A..Apa maksudmu Oppa? " tanya Momo tak mengerti.

Tanpa menjawab, Seokjin mengalihkan pandangan tajamnya kebawah, melihat "pemandangan" yg seharusnya tak ia lihat.

Momo yg menyadari sorot mata Seokjin pun juga mengalihkan pandangannya.

"KYAAAAA. . DASAR BYUNTAE!!! " teriak Momo lalu menutupi dadanya sambil meruntuki kebodohannya tidak memakai bra.

Seokjin yg panik saat Momo berteriak menyuruhnya diam "Shhtttt. . Berhenti berteriak! " suruh Seokjin pada Momo sambil meletakkan telunjuknya dibibir kenyal Momo.

Momo terdiam, namun tidak dengan jantungnya yg terus berdetak cepat.

Seokjin menghela nafas.

"Jangan keluar dari kamar sebelum maid datang membawa bajumu. Arraseo?.  " perintah Seokjin pada Momo.

"Tapi aku harus bekerja, aku akan menggunakan pakaianku yg kemarin. Terimakasih atas semuanya. Oh yaa aku akan bilang Ahjumma untuk tidak memasak makanan yg tadi. Aku akan segera pergi. " kata Momo tak mengindahkan perintah Seokjin.

Baru Momo ingin berjalan mendahului Seokjin untuk mengambil bajunya yg entah ia tau itu dimana. Tanpa aba-aba, tiba-tiba saja Seokjin menggendong Momo dan membawanya menuju ranjang(?).

Momo yg sangat terkejut mengalungkan lengannya dileher Seokjin.

"Aahhh. . Yak turunkan aku! " teriak Momo sambil meronta, namun tetap saja ia tak bisa melawan Seokjin yg kekar dan berotot itu.

Seokjin meletakkan Momo disisi ranjang lalu memandangnya lekat.

"Kau tidak akan bekerja hari ini! Kau itu masih sakit Mo, aku tak ingin kau kenapa-napa. Saat menemukanmu aku sangat khawatir kau tau? Saat dokter mengatakan kau terkena hujan hampir 2 jam, saat kau tertidur karna demam tinggi, waktu aku tak menemukanmu dikamar saat kau belum sembuh. Aku sangat mengkhawatirkan dirimu kau tau? " ucap Seokjin sambil menggenggam erat kedua tangan Momo.

Momo berusaha mencari kebohongan dimata Seokjin, namun nihil, ia hanya menemukan ketulusan disetiap kata yg keluar dari mulut Seokjin.

Momo benar-benar merasa spesial jika bersama Seokjin. Namun rasa takut juga menyelimutinya. Takut kalau ini semua hanya mimpi. Takut terjatuh terlalu dalam dan tak bisa keluar.

Apakah orang seperti dirinya pantas mencintai Seokjin? Pertanyaan itu terus berada dikepala Momo jika Seokjin memperlakukan dirinya seperti ini.

"Wae? Kenapa kau menghawatirkanku? Aku bukan wanita yg pantas berada didekatmu. Aku hanya sekretaris yg bekerja diperusahaanmu, tidak lebih dari itu. " jawab Momo menahan air matanya. Ia sudah jatuh pada pria didepannya, sehingga terharu dengan pernyataan Seokjin tadi.

Seokjin terdiam sebelum menjawab pertanyaan Momo. Jawaban yg tak pernah terpikirkan oleh Momo.

.

.

.

"Karna aku mencintaimu. "














TBC GAISSS~~~

DON'T FORGET TO VOTMENT YOO GENGSS😘😘😘

Because of You (JinMo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang