Hirai Momo
Yeoja 25th, cantik dan berhati lembut, ia harus merasakan pedihnya hidup saat ayahnya menikah lagi, ia harus rela ayahnya memberi seluruh kasih sayangnya kepada saudari tirinya Sana.
.
.
.
.
.
Kim Seokjin
Namja 27th, tampan dan dewa...
Aku sengaja bangun pagi untuk melihat Momo terlebih dahulu. Aku sudah rapi dengan kemeja dan jas yg menempel ditubuh atletis ku.
Aku berjalan menuju kamarku yg menjadi tempat Momo tidur semalam.
Saat membuka pintu, kulihat kearah ranjang tempat Momo tidur dan menemuka tempat itu kosong. Ohh tidak, jangan bilang dia berkeliaran sendiri dirumah yg belum ia tau seluk beluknya ini. Astaga. .
Aku langsung memerintahkan seluruh bodyguard dan maid yg ada untuk mencari Momo.
"Dihalaman belakang tidak ada Tuan Muda. " kata bodyguard ku.
"Di kolam renang juga tidak ada Tuan Muda. " lanjut para maid.
Shit.
Aku mengacak rambutku asal, panik akan kemana Momo pergi. Dia belum terlalu pulih tapi sudah nekat beranjak dari kasurnya. Dia membuatku hampir gila.
Kucoba mencarinya diruang makan tapi nihil aku tidak menemukan Momo disana. Namun, wangi harum masakan menyeruak dari dapur sampai memasuki indra penciumanku. Kucoba mengikuti indra penciumanku.
Dan terlihatlah wanita yg membuatku panik di pagi hari sedang memasak dengan tenang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
*anggap aja baju Momo kayak yg diatas yaa*
Akhirnya aku bisa bernafas lega.
Kudekati ia perlahan berniat memeluknya dari belakang.
Shit. .
Dia mengesampingkan rambut panjangnya sehingga terpampanglah leher putih mulus miliknya. Membuatku ingin menggigitnya sekarang. Percayalah aku merasa jadi lelaki paling beruntung di dunia saat ini.
Pelan tapi pasti, ku letakkan daguku dibahunya, kurasakan ia terkejut. Tapi aku masih ingin seperti ini.
"Disini kau rupanya. " kataku lalu melingkarkan lenganku di pinggang mungilnya yg sangat pas saat kupeluk.
Ia berbalik menatapku terkejut.
Tanganku masih melingkar sempurna dipinggangnya. Aku balik menatapnya sayu.
"Oppa, jadi ini rumah oppa? Oppa yg membawaku kesini?" tanyanya bertubi-tubi seperti anak kecil.
Aku terkekeh lalu menjawabnya "Nde ini rumahku, dan aku yg membawamu kesini. "