-----

     Glora menyimpan kembali ponselnya. Hanya di baca tanpa di balas. Apa cowok itu marah?

     Untuk itu Glora kembali fokus ke depan. Di mana, ada Arnold, Dika, Pak Malik, dan Bu Setri di sini. Ingin ngobrol serius mungkin.

     "Glora, ada masalah apa nak? Kok nggak jadi ikut OSIS?" Tanya Bu Setri baik-baik.

     Dengar-dengar dari laporan Arnold yang mengadukan Glora tidak jadi ikut seleksi OSIS kemarin, Bu Setri dan Pak Malik jadi memanggilnya hari ini ke ruang BK.

     "Apa karena gue kemaren lo nggak jadi ikut? Ya elah baperan. OSIS nggak bakal manfaatin lo kok." Ujar Dika.

     "Emang kalian mau manfaatin apa dari Glora?" Pak Malik langsung mendelik ke belakang. Arnold menginjak kakinya pelan. Dasar mulut tanpa rem.

     "Nggak ada Pak. Ini pribadi." Jawab Arnold.

     "Hmm. Terserah sih." Pak Malik tak ambil pusing. "Glora. Denger-denger kamu dulu waketos dua tahun berturut-turut di SMP kamu kan? Bagus itu. Kamu berarti udah paham organisasi ini. Katanya dulu kamu juga bakal ikut, kok nggak jadi?"

     Glora berdeham pelan. Bersiap untuk menjelaskan. "Mungkin, tahun depan Glora bakal ikut Pak. Tahun ini, belum siap."

     "Belum siap apanya?" Pungkas Dika cepat.

     "Dika." Tegur Bu Setri.

     "Glora pengen ikut olimpiade kimia. Mau fokus ke itu aja dulu. Belum sanggup ke dua arah Pak."

     "Iya, Glora. Aku paham juga kok kalo itu permasalahannya." Sela Arnold. "Dalam organisasi ini, nggak terlalu membebani kecuali kalau ada acara di sekolah. Kamu tetep bisa ikut OSIS sekaligus olimpiade nantinya. Aku janji yang bakal nolong kelangsungan olimpiade kamu itu nantinya. Tapi tolong ya, ikut OSIS. Nggak ada tanda-tanda siswa unggul selama seleksi kemaren. Kita udah berharap kamu ikut tapi ternyata nggak jadi."

     "Beruntung loh Glora. Kalo kamu sanggup di dua bidang ini. Kamu kuat dan aktif di mata guru-guru. Pak Rey pasti bangga dengan putrinya yang multitalent di SMA ini." Bujuk Pak Malik.

     Benar sih, Papa Glora tidak tahu jika Glora tidak ikut seleksi OSIS kemarin. Padahal mereka berdua sudah antusias semenjak awal Glora masuk SMA Batavia kemarin. Bagaimana ya kekecewaan Rey nanti saat tahu Glora tidak mau ikut OSIS bahkan ketika sudah di suguhkan begini?

     "Hmm.. Oke." Glora menghembuskan nafas. "Glora coba pikir-pikir lagi Pak,"

     "Pikir apa lagi Glora? Sekarang aja. Nanti istirahat kedua udah pengumuman calon-calon OSIS yang lolos kemarin." Desak Arnold.

     Ini yang Glora ragukan. Dia sedikit bimbang jika terasa di paksa begini.

     "Ikut aja Glora. Nanti kamu nyesel. Olimpiade bisa sampingan." Bujuk Bu Setri.

     Glora bergeming. Dia benar-benar ragu sekarang. Ingin meminta pendapat Ayahnya saja jika begini.

     "Boleh liat daftar nama-nama yang lolos OSIS Kak Arnold?" Pinta Glora menimbang-nimbang.

MAGMATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon