5. Serendipity

400 92 32
                                    

*anggep aja dia ketawa dimobil wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*anggep aja dia ketawa dimobil wkwk

Diluar ekspetasi Jungkook akan reaksi Jieun yang mungkin dipenuhi perasaan takut, atau bahkan menangis tertampar dengan kenyataan bahwa gadis itu menikmatinya; bahkan gadis itu tertawa saat Jungkook membelokkan tajam mobilnya yang berada di tikungan jalan.

Ketika mengetahui sang lawan tertinggal jauh dan mereka yang telah mencapai garis finish, tanpa sadar Jieun memeluk Jungkook erat menyalurkan rasa senangnya, sadar akan tindakannya buru-buru ia melepas pelukan singkat itu.

Dan terjadilah suasana canggung yang luar biasa didalam mobil, keduanya yang sama-sama sedang menetralisir degup jantung yang berdetak tidak normal, sampai tersadar akan ketukan singkat Yoongi dikaca mobil, menandakan balapan kali ini telah usai.

" a-ayo keluar " gugup Jungkook sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dijawab anggukan singkat oleh Jieun.

" wow! It's such a honor. Gua sangat terkesan, ga heran kenapa lo pantes jadi pemilik Race Wars ini. " puji sang pemilik Ferrari biru setelah melihat Jungkook keluar dari mobilnya, dan mengampirinya.

Kerumunan masih setia mengitari mereka.

" deal it's a deal. Malam ini bakal jadi kenangan terbaik gua bisa balapan bareng lo; "

" minggu depan gua udah mulai kuliah di Cali, bang. " lanjut pemilik Ferrari biru dengan memberikan segepok uang dalam tas sesuai taruhan mereka.

" anggep aja malam ini kenangan dari gua sekaligus perpisahan kita. Uang itu lo simpen, biaya hidup di California mahal. "

" Jaga diri lo, Choi Soobin. " ucap Jungkook dengan mengembalikan tas kepada sang pemilik.

Yang membuat kerumunan riuh tepuk tangan, decak kagum para penghuni Race Wars akan keputusan bijak sang pemilik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang membuat kerumunan riuh tepuk tangan, decak kagum para penghuni Race Wars akan keputusan bijak sang pemilik.

Yoongi, Namjoon, Jhope, Jimin yang sudah paham akan watak Jungkook hanya tersenyum simpul.

Tanpa sadar Jieun tersenyum bangga akan sosok Jungkook yang dinilainya arogan, egois, berhati dingin ternyata mempunyai sisi yang tak diduga oleh siapapun.

Berbeda dengan seseorang yang menatap tak jauh dari kerumunan itu menggeram kesal, tatapan penuh kebencian tersorot pada sosok Jungkook, tangan yang mengepal erat, rahang yang mengeras seakan orang itu siap meledak karna emosinya.




-------

" lo tunggu disini, sebentar. " titah Jungkook sembari keluar mobil, mereka berhenti di persimpangan pinggir jalan.

Setelah meminta Jieun untuk menemaninya mencapai garis finish tadi, sekarang Jungkook harus menepati janjinya untuk mengantarkan Jieun bekerja.

Sejak mengantar Jieun pulang kerumah, Jungkook sama sekali belum menyentuh candunya, lidahnya yang terasa pait tak dapat menahan lebih lama lagi.

Alhasil sekarang ia harus menyempatkan kebiasaannya 'merokok' yang membuat ia keluar mobil karna tak ingin Jieun terkena asap rokok karnannya.

Cukup lama Jieun menunggu, Jieun akhirnya memutuskan untuk keluar dan mendapati Jungkook asik bercumbu dengan rokoknya.

" sejak kapan lo mulai nyebat? " tanya Jieun yang menghampiri Jungkook dibelakang mobil dan berdiri disisinya.

" SD " jawab Jungkook singkat dan mulai membuang putung rokok yang belum habis sepenuhnya. Yah, 4batang cukuplah untuk sekarang.

" orang tua lo tau? " tanya Jieun lagi. Yang membuat Jungkook menoleh menatapnya, dalam.

" lo gak kerja? Udah kelewat jam 11. " jawab Jungkook keluar topik obrolan mereka, sembari melihat jam ditangannya.

" orang. tua. lo. tau? " tanya Jieun kukuh tak sengaja menangkap sorot terluka yang coba Jungkook sembunyikan.

Sesaat hening;


" sini. Duduk. " tuntut Jungkook menyuruh Jieun duduk disampingnya, diatas bagasi belakang mobil.

" nyokap gua... bunuh diri dengan bantuan Narkoba, itu kenapa gua sangat membenci hal-hal yang menyangkut Narkoba dan sejenisnya. "

" Dia bunuh diri karna tau Bokap selingkuh, dia memilih mengakhiri hidupnya tanpa mikirin anaknya. " jelas Jungkook memandang kosong jalanan sepi didepannya, masih dengan seksama Jieun mendengarkan dengan pandangan yang tak lepas dari Jungkook.

" Bokap... dia tinggal sama istri dan anak barunya; gua nyebat, karna dengan nyebat gua ngerasa beban gua hilang sementara . Singkatnya, tau gatau pun orang tua gua gak bakal peduli, karna mereka ga pernah ada. " ujar Jungkook.


Keheningan melingkupi keduanya, sampai...

" lo nangis? " tanya Jungkook yang mendengar isakan kecil disampingnya.

Jungkook mencoba menarik kedua tangan kecil Jieun pelan yang menutupi paras ayunya.

" maafin gua:( " ucap Jieun tiba-tiba;

" selama ini gua salah nilai lo. "

" Gimana caranya lo lewatin semua itu sendiri " lanjut Jieun masih terisak parau.

Untuk pertama kalinya malam itu Jungkook merengkuh seorang gadis, menepuk pelan punggungnya, menyisir lembut rambutnya, menenangkannya.

Jungkook mencoba menepis rasa perih ketika melihat Jieun menangis, tanpa sadar ia mempererat rengkuhannya, yang ia fikirkan hanya bagaimana caranya agar gadis itu berhenti menangis.









e u p h o r i a  ーjjkWhere stories live. Discover now